7. perubahan gaya bahasa

223 30 10
                                    

بسم الله الر حمن الرحيم
.
.
.

Dibawah nanti ada Spoiler

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
Dibawah nanti ada Spoiler
.
.
.

-Mencoba untuk terbiasa dengan gaya bahasa yang baru untuk semua-
Altamaira Kamalini Madhumati
.
.
.
-Jika menikah membuat saya jauh dari Allah, maka saya siap untuk tidak menikah-
Dhiaulhaq Khairan Albyandra Al-Shifan
.
.
.


Akhir-akhir ini kandang kuda menjadi tempat favorit Altamaira di hukum, ia menatap para santri-santri yang sedang berlatih berkuda.

Gadis itu tersenyum, "Keren, jadi pengen" Mata Altamaira meruncing untuk memastikan perempuan yang sedang berkuda dengan sangat lihai, "Meyla?"

"MEYLA!" Perempuan yang namanya di panggil itu pun turun dari kudanya dan berlarian kecil menghampiri Altamaira.

"Altamaira, kamu ngapain di sini?"

Altamaira menghembuskan napas, "Biasa" Meyla tertawa kecil

"Lo jago banget bawa kudanya" celetuk Altamaira dengan tiba-tiba membuat tawa Meyla hilang.

Meyla pun tersenyum, "Gak gampang buat bisa mencapai itu semua, Altamaira. Jatuh bangun pasti ada"

Altamaira mengangguk kan kepalanya, "Kamu mau belajar?"

"Hah?"

Meyla menggandeng tangan Altamaira ke kandang kuda untuk memilih kuda yang akan dinaiki Altamaira, mata Meyla menatap kuda paling ujung kemudian bibirnya membentuk lengkungan kecil.

Gadis itu menarik tangan Altamaira untuk berjalan sampai ke kandang kuda paling ujung, "Kuda ini enggak terlalu tinggi. Jadi buat kamu pas"

Altamaira hanya mengangguk. Meyla pun mengeluarkan kuda tersebut, "Yuk. Kita ke area kuda"

"Nah Altamaira kamu coba naik dulu, terus jalan muterin lapangannya"

Altamaira mencoba naik, dengan sedikit rasa gugup gadis itu menatap kuda yang ia tunggangi. Meyla tertawa pelan mendapati air muka Altamaira.

"Biar aku bantu"

*******

"Wihh, seru juga ya berkudanya pantesan lo bisa ahli, orang gampang kok" Meyla terkekeh kemudian menghadap ke arah Altamaira.

Mata gadis itu menatap mata Altamaira yang sangat teduh, "Masih permulaan itu pasti gampang, tapi nanti kalo udah agak pertengahan hati-hati aja saran aku"

Altamaira hanya mengangguk, Meyla pun memegang tangan sahabatnya itu, "Altamaira, bisa gak kamu rubah gaya bahasa kamu"

Altamaira menyengit, "Ngerubah gaya bahasa, gaya bahasa yang mana?"

Altamaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang