4. kandang kuda

239 23 0
                                    


بسم الله الر حمن الرحيم

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

-Dunia laksana perahu, kita menyangkanya diam padahal waktu terus berlalu-
Dawuh guru kula
.

.
.


"Astagfiruallah Altamaira, kamu dari mana aja sih!" Altamaira yang baru sampai pun langsung mendudukkan badannya di lantai.

Wajah gadis itu terlihat masam, "Altamaira, kenapa?"

Perempuan cantik itu menatap arah Meyla seraya menghembuskan napas, "gue di hukum sama Gus galak itu, katanya suruh hafalan surah Al-baqoroh ayat satu sampai seratus, dan di setorin malam ini"

"Gus galak, maksud lo?" Altamaira menatap Sharna dengan tatapan malas, lagi dan lagi helaan napas muncul dari bibir mungil nya.

"Siapa lagi kalo bukan, Gus Alby"

"Heh!" Nayya menggepuk tangan Altamaira membuatnya kaget, "Jangan panggil gus"

Kedua alisnya saling bertautan, Sharna pun membuka mulut "Emang kenapa? Bukannya dia bener Gus ya?"

Nayya pun mengangguk, "Emang iya beliau itu Gus, tapi katanya nih ya. Anak kiyai di pondok ini itu enggak boleh di panggil Gus, maupun Ning, panggilnya itu pak, buk, atau mbak. Mereka kaya menyembunyikan identitas aslinya"

"Tua banget panggilannya, Pak sama buk"

"Hussstt.. Altamaira, gaboleh ih. Udah mendingan kamu sekarang hapalan aja"

Wajah yang tadi biasa kini menjadi lemah, letih, lesu, "Kalo gue gak bisa setor seratus ayat kira-kira di marahin ga ya?"

"Udah, hafalin aja. Nanti kalo Pak Alby lagi baik hati pasti kamu di kasih diskon"

******

"ADUHHHHH!!!!!" mata Altamaira berkaca-kaca "Susah... hiksss" gadis itu pun menangis sesegukan. Altamaira itu ketika menangis langsung sesegukan, entahlah bagaimana bisa.

"Altamaira, kenapa kok nangis?" Altamaira menatap Meyla yang berada di depannya

"Susah Mel, mana hari panas banget lagi. Boleh gak sih aku itu gausah pake gamis kaya gini, gausah pake kerudung kaya gini, ini tuh gerah, mana hapalannya susah!"

"Hussstt... gaboleh ih kaya gitu, gabaik" gadis anggun itu mendudukkan pantatnya di depan Altamaira, "Kamu belum terbiasa aja pake ini semua. Kamu tau gak jadi hafidzoh itu enak loh!"

"Enak dari mananya?!"

Meyla tersenyum lembut, "Memang di dunia kita itu harus menjaga hafalan, menambah hafalan, menjadi orang yang ahlul quran, tapi nanti di akhirat kita bisa bahagia banget. Apalagi orang tua kita, di pakek in mahkotanya allah"

Altamaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang