18. physical touch satu sama lain

111 11 0
                                    

بيسم الله الر حمن الرحيم
.
.
.
haaaiiii, lama yaa nunggu?
maaap yaaa, hehehehe
.
.
.

haaaiiii, lama yaa nunggu? maaap yaaa, hehehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Altamaira terduduk merenung dengan Alquran di tangannya, bukannya menambah hafalan tapi gadis itu malah menatap kosong Alquran di depannya. Air matanya mulai bercucuran satu per satu, gadis itu mengusap menggunakan mukena yang ia pakai.

Altamaira menutup Alquran dan tertunduk dalam dengan isak tangis yang kian dapat di dengar oleh telinga manusia, bertepatan pada saat itu. Alby memasuki kamar, melihat istrinya yang duduk sila dengan kepala yang tertunduk membuatnya mendekat.

Di sentuhnya ubun-ubun sang istri, "Aish?"

Dengan cepat gadis itu mengusap air matanya, wajahnya mendongak mendapati sang suami menatapnya dalam. Melihat wajah sang istri yang memerah, Alby pun ikut duduk.

"Mengapa menangis? Ada apa?" ucapnya lembut dengan mata yang tak teralihkan dari wajah merah Altamaira.

Altamaira menggeleng, "ga, gak papa" ucapnya di akhiri senyum

Lelaki itu menangkup pipi sang istri, "Jika ada masalah cerita ke saya, jangan di pendam sendiri. Siapa tau saya adalah perantara Allah untuk memberikan nasihat ke kamu"

Isaknya mulai muncul lagi, "Altamaira kangen ayah sama bunda"

Satu persatu air mata berceceran di mukena yang ia pakai dan dengan sigap Alby mengusap air mata itu. Laki-laki itu membawa sang istri ke dekapannya, mengusap lembut kepala Altamaira.

"Rindu itu wajar. Tapi dengan menangis tidak akan menyelesaikan masalah Aish, kirim Alfatihah setiap habis sholat dan jika kamu melakukan kesunahan-kesunahan ucapkan ke Allah bahwasanya kamu ingin pahala yang kamu lakukan itu di alirkan ke kedua orang tua kamu"

Altamaira memeluk erat sang suami, "Altamaira pengen ke makam ayah bunda pak"

"Mari saya antar, tetapi tenangkan hati kamu terlebih dahulu jika belum bisa tenang maka ambillah air wudhu"

Altamaira mengangguk tipis di pelukan sang suami, Alby pun tak berhenti mengelus ubun-ubun sang istri. Jujur saja saat ini jantung Alby berdebar kencang melebihi kekencangan pembalap mobil sport.

"pak alby deg-degan yaa?"

"bagaimana tidak, jika ini adalah pelukan pertama saya dengan sang istri"

******

Saat ini mereka berada di makam kedua orang tuanya, Altamaira terus meneteskan air mata saat menatap kedua batu nisan itu. Dari Alby tahlil sampai sekarang sudah selesai, Altamaira tak berhenti meneteskan air matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Altamaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang