8. antara istiqoroh dan kenyataan

217 28 2
                                    


بسم الله الر حمن الرحيم

.
.
Assalamualaikum
Yang udah nunggu Altamaira update, sini-sini
Komen di setiap paragraf, kalo gak bisa ya kalian cukup komen Next gitu aja aku udah sukanya Masyaallah banget

Komentar kalian bikin aku semangat buanget. Makasih pokoknya. Lope kalian banyak-banyak pokok.
.
.
.

 Lope kalian banyak-banyak pokok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

-Saya sangat bahagia jika jodoh saya orang yang kurang paham akan agama, karena saya bisa membantunya untuk memahami agama yang indah ini, dan bersama menggapai jannahnya. Tapi jika jodoh saya orang yang paham agama maka akan terasa mudah untuk menggapai jannahnya-
Diaulhaq Khairan Albyandra Al-Shifan
.
.
.


"Ihhhh, cantik banget bajunya" pekik Altamaira kegirangan saat melihat dua baju yang sudah siap untuk dipakai lomba Fashion.

"Tinggal di kumpulin aja" Altamaira menatap Nayya yang sedang mencatat sesuatu.

"Kok di kumpulin segala?"

Mendengar Altamaira bertanya membuat Nayya berhenti menulis, "Iya, soalnya ada batas pengumpulan. Dan terakhir lusa" Altamaira mengangguk mengerti.

"Semoga memang ya!"

Meyla dan Sharna yang sedang menata bagian baju yang kurang pun menatap Altamaira, "Aamiin"

********

Alby menatap kitab yang ada di tangannya. Ralat lebih tepatnya melamun, Hamam yang duduk di samping abangnya itu pun menjadi bingung, tak biasanya sang abang melamun.

Hamam menyentuh bahu Alby, "Bang" hanya sekali panggilan membuat Alby menatap sang adik dengan senyuman tipis.

"Ada apa?"

"Melamun?" Alby menghembuskan napas dan bersandar di senderan sofa ruang tengah, Hamam pun mengikuti kegiatan sang abang.

"Gak mau cerita sama Hamam bang?"

Alby hanya menggeleng lemah, kedua lelaki itu menatap sang adik yang berpakaian serba hitam bahkan matanya pun di tutup dengan kain tipis dan menggendong tas di belakang.

"Nahla," Alby bangkit dari duduknya dan menghampiri sang adik, Nahla pun berhenti saat abangnya memanggil.

"Maaf, abang belum bisa mendapatkan jawaban" Nahla mengangguk mantap menatap sang abangnya.

"Gak papa bang, santai"

*******

Altamaira menjemur semua baju yang baru saja dia cuci, kali ini dan seterusnya dia akan mencuci bajunya sendiri. Karena semua teman kamarnya menuntut untuk mencuci baju sendiri tanpa harus laundry.

Altamaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang