"Begitulah kisahnya Mr. Li sampai kami berdua bisa mengenal satu sama lain" kata Juyeon sehabis menceritakan kisah pertemuannya tanpa dengaja dengan Hyunjae saat berada dikapal pesiar kemarin. Tidak semuanya, hanya kisah dimana Hyunjae hampir terjatuh saja dan ia sigap menolong pemuda itu.
Insiden yang lain? Itu rahasia mereka berdua saja. Tidak, tapi Younghoon termasuk tahu disini. Tangan kanannya tersebut mengetahui benar apa apa saja yang sudah terjadi diantara ia dan Hyunjae kemarin.
"Benarkah? Sungguh sangat tidak terduga. Mr. Lee, sekali lagi maafkan atas kelancangan cucu saya tadi" ujar Kakek Li usai berjabat tangan dengan Joel . Merasa tidak enak akan kejadian barusan dimana Hyunjae tiba tiba masuk, mengganggu pembicaraan mereka.
"Tidak apa apa, bukan masalah" senyumnya memaklumi. "Kalau begitu saya pamit dulu"
"Hm ya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada anda, Mr. Lee"
Bersama dengan sang bawahan, Juyeon melangkah keluar dari ruangan tersebut. Dan mendapati bungkukkan hormat dari Sekretaris beliau diluar. Namun siapa sangka, diluar juga-koridor-rupanya ada seorang pemuda berparas cantik sedang bersandar didinding sambil melipat tangan.
Tebakan Juyeon sih dia bukan hanya melakukan aksi berdiri tanpa alasan disana, melainkan alasan dia mengapa tengah berdiri disana sedang menunggu dirinya.
Pemuda cantik itu, tak lain adalah Hyunjae. Hyunjae keluar dari ruangan sang Kakek, memutuskan untuk menunggu tamu Kakeknya keluar baru ia akan masuk kembali.
Berpura tak melihat, Juyeon melewatinya begitu saja. Sigap Hyunjae mengintrupsi langkahnya.
"T-Tunggu!"
Terhenti langkah mereka, Juyeon menoleh bersama orang kepercayaannya tersebut, Younghoon.
"Kau berbicara padaku?" Berpura pura bingung Juyeon.
"Hm" angguknya pelan. "B-Bisakah kita berbicara sebentar?" Pintanya takut takut. Seperti sebelumnya gusar tingkahnya bahkan ia tak berani menatap lawan bicaranya.
Terlihat lucu pula tingkahnya itu dimata Juyeon.
"Eum, kurasa bisa" kata Juyeon setelah ia berpikir sejenak. Kemudian ia menyuruh Younghoon untuk pergi terlebih dahulu.
Setelah ditinggalkan berdua saja, Hyunjae malah terdiam gusar ditempatnya. Ingin berbicara namun tampak ragu dan Juyeon mengetahuinya.
"Katakan, apa yang ingin kau katakan padaku, pretty?" Ujarnya bertanya lebih dulu. Pemuda ini tipekal pemalu atau mungkin suka mendadak malu dirasa Juyeon.
Oh ya, senyum geli nan menggoda setia terukir dibibirnya jika sudah melihat gerangan pemuda ini. Begitu lucu dan sangat menarik, menurutnya.
"K-Kau, bisakah kau melupakan kejadian kemarin malam?" Pintanya dengan suara pelan nan takut takut. Hyunjae masih tidak berani menatap manik mata Juyeon, pandangannya teralih ke arah lain. Juyeon terlalu lekat memadangnya sehingga ia merasa kikuk, malu.
"Melupakan kejadian kemarin malam?"
"Hm, bisakah kau melupakan hal itu?"
Terdiam Juyeon. Bukan berpikir, hanya ingin diam saja memandang wajah cantik Hyunjae yang tampak malu malu dihadapannya kini. Sungguh sangat lucu dimatanya.
Tidak terdengar respon, Hyunjae lantas melirik ke arah Juyeon.
"K-Kau bisa melupakannya bukan?" Ulangnya.
"Eum..bagaimana ini? Kau tahu, ingatanku sangat tajam. Cukup susah untukku melupakan sesuatu yang sudah terjadi. Apalagi kemarin cukup mengesankan bagiku" seringainya menggoda, dimana Hyunjae sontak menundukkan kepala, bertambah malu diri-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge [JUMIL]
FanfictionHyunjae adalah sosok lelaki yang cukup keras kepala dan tidak suka diatur. Tidak ada seorang pun yang berhak mengatur kehidupannya termasuk Kakeknya sendiri. Akan tetapi pertemuan tak terduga Hyunjae dengan seorang pria asing berwajah tampan nan mas...