Chapter 7

338 25 15
                                        

Pukul satu dini hari, terbangun Hyunjae dari tidurnya dengan kelopak mata melebar sempurna menatap langit langit kamar, pipi memerah, pelipis dihiasi titik titik keringat serta dada naik turun. Nafasnya memburu.

"Aku cuma bermimpi bukan?" Gumamnya bertanya entah pada siapa. Memastikan ia melirik ke arah bawah, kosong. Menghela nafas lega dirinya. Bersyukur kalau apa yang terjadi tadi hanyalah sebuah mimpi.

Tapi anehnya, kenapa ia bisa sampai bermimpi kotor coba? Kenapa ia bermimpi tengah digagahi oleh Juyeon? Astaga.

"Ck sialan! Apa yang telah aku mimpikan aish!" Rutuknya kesal setengah mati. Bertambah kesal ia merutuki dirinya ketika merasakan pipinya memanas mengingat mimpi yang baru saja ia alami.

Puk! Puk!

Ditepuk tepuk pelan salah satu pipinya.

"Ya, ya, yaa..Lee Hyunjae sadar! Jangan dipikirkan, jangan diingat kembali, okay?" Bergumam lagi, mengusir pemikiran serta ingatan idiotnya barusan. Ia meyakini mimpi ini pasti dipicu peristiwa beberapa jam lalu.

Aish! Sialan, si Lee Juyeon itu. Innernya mengumpat.

Untuk menenangkan diri pasca mimpi kotornya, Hyunjae butuh air. Sayangnya gelas berisi air putih yang berada diatas nakas miliknya sudah kosong. Mau tidak mau ia harus turun ke bawah.

Bersamaan gerakan menurunkan kedua kaki, manik matanya melirik sisi ranjang disebelahnya. Kosong. Berpikir, apa mungkin Jaehyun belum pulang? Sepertinya, mengingat pekerjaannya cukup banyak juga. Kemarin malam dia juga pulang larut.

Ya, semenjak malam itu, Jaehyun tidur bersamanya setiap malam dikamar ini. Traumanya pasca ditinggal masih menyelimutinya. Hatinya gusar jika tidak ada Jaehyun disebelah saat tertidur. Takut, apa yang ia alami selama ini hanyalah sebuah mimpi. Sosok Jaehyun cuma halusinasinya.

Berjalan keluar lah Hyunjae. Keadaan rumah tampak gelap temaram, beberapa lampu dimatikan. Meski begitu masih bisa Hyunjae melihat jalan menuju dapur. Tetapi mendadak saja langkah kakinya terhenti, atensinya melihat dua sosok seseorang berada didapur.

Sempat berpikir, apakah itu hantu? Jujur, ia takut yang namanya hantu. Jadi gerangan siapa yang berada didapur dini hari begini?

Penasaran dan untuk memastikan, perlahan Hyunjae mulai melangkahkan kakinya. Baru sekitar tiga langkah, tiba tiba langkahnya harus terhenti. Pasalnya manik matanya melihat dua gerangan itu sedang berciuman disana.

Melotot sekaligus menegang, itulah yang menjadi reaksi Hyunjae ketika menyaksikan adegan tersebut. Terlebih ia dapat melihat rupa dua gerangan itu. Semakin bertambah rasa terkejutnya. Sangkin tak percaya akan apa yang ia lihat, kakinya sampai melangkah mundur selangkah kebelakang.

Hyunjae tidak tahu apakah yang dilihatnya ini nyata atau ini hanya lanjutan dari mimpinya saja?



                            ----------
                            ----------



Ting!

Pintu lift terbuka. Keluar sosok pria tampan yang menjadi penumpang lift didalamnya. Berjalan menuju ke suatu pintu dilantai tersebut. Sebelum masuk, tentu harus memasukkan sandi terlebih dahulu.

Cklek!

Terbuka pintunya, melangkah masuk lah dirinya. Atensi langsung menemukan sosok pria tampan arogan sedang berada dipantry. Segera dihampiri sosok itu.

"Kau memasak?" entah ini pertanyaan merasa heran atau menyinggung, tidak tahu. Tetapi yang tertangkap nadanya seolah mengejek disini.

"Menurutmu?" dibalas pertanyaan balik, dingin suaranya. Terdengar jengkel nadanya begitu pula air mukanya.

The Revenge [JUMIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang