Seoul, Juyeon tiba pukul tiga sore waktu Korea. Mereka kembali ke tanah kelahiran usai menyelesaikan urusan kasus Tuan Li seminggu lalu. Bukan Juyeon yang mengurus secara langsung, melainkan Tuan Park dibantu oleh Younghoon.
Mulai sekarang urusan perusahaan Zheng Li, diserahkan kepada orang kepercayaan Tuan Li tersebut. Kepemilikannya sementara waktu tetap atas nama Tuan Li sendiri tidak diubah ke alih waris, yaitu cucunya-Lee Hyunjae sendiri. Hyunjae menolak, ia tidak mau mewarisi harta hasil dari tangan kotor Kakeknya.
Ya, pemuda cantik itu sudah mengetahui alasan kematian Kakeknya dan yang lain. Juyeon yang memberitahukan agar Hyunjae sadar dan paham akan situasinya. Semuanya, Juyeon mengatakan hal hal kotor apa saja yang dilakukan oleh Kakeknya selama hidup membangun serta mempertahankan Zheng Li Group hingga berjaya sampai sekarang.
Shock, pastinya diri Hyunjae ketika mendengar semua penjelasan Juyeon. Bahkan beberapa kali pemuda itu berniat ingin bunuh diri. Lantaran tidak mampu ataupun tidak pantas hidup setelah apa yang dilakukan oleh Kakeknya kepada orang orang yang tidak sepantasnya direnggut nyawanya oleh beliau.
Hyunjae merasa hina sebab selama ini ia hidup dalam kemewahan yang bukan sepenuhnya hak milik keluarganya. Melainkan hak milik orang lain yang telah direnggut nyawanya. Kemewahan kotor yang dihasilkan dari tangan berdarah. Siapa yang mau menerima hidup semacam itu, secara tidak langsung makan dari uang hasil renggutan nyawa orang lain, kecuali dia adalah seseorang yang tak waras seperti Kakeknya. Itulah alasan mengapa Hyunjae ingin bunuh diri.
Dan saat ini mereka dalam perjalanan menuju kediaman Juyeon sendiri. Ya, itu keputusan Juyeon pribadi akan membawa Hyunjae ke kediamannya. Karna mulai detik ini, Hyunjae dalam genggaman serta pengawasannya. Juyeon yang akan mengatur segala sesuatu tentang Hyunjae. Sebab nyawa pemuda cantik itu masih dalam bahaya.
Juyeon dan Hyunjae duduk dibelakang sementara didepan ada Younghoon yang sedang menyetir. Namun Hyunjae yang dibawa ini dalam keadaan tidak sadarkan diri, dibius. Lagi lagi Juyeon harus melakukan itu, Hyunjae terus membrontak, tidak mau pulang, maunya ingin mati saja katanya.
Mana mungkin Juyeon membiarkan Hyunjae meninggal, tidak. Hyunjae tidak boleh meninggal sia sia. Hyunjae harus ikut bersamanya dalam misi balas dendam. Membalas kembali atas perbuatan yang telah dilakukan Taeyong dan Jaehyun.
Juyeon membenarkan letak posisi kepala Hyunjae yang tertidur bersandar dibahu lebarnya, tak lupa pula mengeratkan sedikit rengkuhan dipinggang ramping itu. Ya, Juyeon merengkuh tubuh ringkih tersebut, takut Hyunjae terjatuh dalam posisi duduk tak sadarkan diri begitu.
Jadi Juyeon harus merengkuhnya. Bukan masalah malah Juyeon menyukainya, merengkuh tubuh ringkih yang selalu berhasil membuat hasrat seksualnya meningkat setiap kali melihat tubuh polos-nya. Tubuh telanjang tanpa benang. Tubuh bersih, mulus, putih selayak susu.
Candu, siapa yang tidak candu jika melihatnya coba. Juyeon sangat candu. Meski sudah mencicipi beberapa kali, tetap saja ia ingin lagi dan lagi.
Tetapi sekarang bukan waktu yang tepat untuknya melakukan hal semacam itu, bercinta. Walau ingin sekali melakukannya lagi, untuk saat ini harus ditahan olehnya. Tunggu sampai kondisi Hyunjae jauh lebih baik dan stabil.
Eh, tapi benarkah ia bisa menahan hasrat seksualnya tersebut? Kita lihat saja nanti.
------------
------------Pukul lima sore lewat beberapa menit, Hyunjae tersadar. Lagi lagi ia mendapati ruang kamar yang tampak asing dalam pandangan matanya. Jelas ini bukan kamar hotel Juyeon, ini kamar lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge [JUMIL]
FanficHyunjae adalah sosok lelaki yang cukup keras kepala dan tidak suka diatur. Tidak ada seorang pun yang berhak mengatur kehidupannya termasuk Kakeknya sendiri. Akan tetapi pertemuan tak terduga Hyunjae dengan seorang pria asing berwajah tampan nan mas...