Chapter 5

255 18 20
                                    

Usapan sayang diberikan Jaehyun pada surai Hyunjae yang sedang berbaring disebelahnya, mereka berdua saling berpelukan.

"Tidurlah.."

Satu kata itu menengadahkan wajah Hyunjae yang bersembunyi diceruk leher menjadi ke atas, menatap ke wajah tampan Jaehyun.

"Jika aku tidur, kau tidak akan pergi bukan?" Tanyanya selidik, khawatir air mukanya. Dengusan pelan menjadi balasan utama. Lalu Jaehyun menoleh, geli air mukanya.

"Tenanglah, aku tidak akan pergi meninggalkanmu" jawabnya dengan senyum meyakinkan.

"Kau serius?"

Hyunjae bukan tipekal orang yang mudah percaya atau mungkin masih merasa trauma. Keduanya bisa menjadi pemicu kekhawatiran Hyunjae. Dan Jaehyun mengetahui serta memaklumi itu.

"Hm, tentu" sekali lagi ia meyakinkan.

Hyunjae mengangguk percaya, kemudian menyembunyikan kembali wajahnya diceruk leher Jaehyun, memejamkan mata, memeluk erat tubuh pria tampan berlesung pipi itu.

Chup!

Kecupan mendarat dikeningnya. Jaehyun pelakunya.

"Tidurlah, Hyunjae-ah"

Semakin erat pelukan dibuatnya agar Hyunjae merasa tenang serta nyaman dalam tidurnya.




                          ------------
                          ------------



Balkon, segelas whisky menemani Juyeon menatap pemandangan kota Hongkong dimalam hari. Pemandangan malam hari yang tidak jauh berbeda dengan Seoul. Bedanya kali ini Juyeon memandang bukan karna merasa jenuh atau sejenisnya. Melainkan karna ia merasa senang, senang nan menggebu gebu lebih tepatnya.

Dan rasa senang ini mencakup banyak hal. Salah satunya mengenai sosok pemuda berparas cantik yang tak sengaja bertemu dengannya beberapa hari lalu dikapal pesiar mewah tersebut.

Sungguh menarik sosoknya, membuat Juyeon barang sedetikpun tidak dapat untuk tidak memikirkannya. Jika digali penyebabnya, Juyeon sama sekali tidak tahu mengapa sosok Hyunjae terus terngiang dalam benaknya.

Dan seumur hidup, belum pernah merasakan rasa tertarik yang terlalu mendominasi seperti ini terjadi padanya. Hasrat, jujur saja hasratnya terlalu besar ingin segera mendapatkan pemuda itu. Juyeon ingin segera memilikinya.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bisa dengan mudah Juyeon mendapatkan Hyunjae. Tetapi Juyeon tidak ingin gegabah, karna akan ada saat dimana Hyunjae sendiri yang nantinya akan datang menghampirinya.

Menunggu? Bukan gaya Juyeon. Namun untuk kali ini, senang hati akan dilakukan. Menunggu pemuda itu datang sendiri kepadanya. Pasti dan yakin. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja, hari itu akan segera tiba.

Bersama lamunannya, dering ponsel merebut sebentar perhatiannya. Langsung saja diangkat tanpa melihat nama si pemanggil. Seolah tahu siapa gerangan yang menghubungi.

"Hm?"

'Barang kita sudah sampai, Boss'

"Kau sudah menghubungi'nya'?"

'Sudah, Boss'

"Lalukan transaksinya sekarang juga. Dan bawa sisanya ke tempat kita"

'Baik, Boss!'

Sambungan berakhir. Benda persegi empat itu, kembali ke tempat semula. Juyeon meneguk minuman beralkohol tersebut tanpa mengalihkan perhatiannya dari pemandangan lampu lampu kota Hongkong tampak indah didepan sana.

The Revenge [JUMIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang