Prolog"Sampai kapan kamu mau berduka atas hilangnya anak kita? Sudah lima tahun! Bukankah ini waktunya move on dan mencoba memiliki anak lagi?" Aiden mengusap pundak sofia yang sedang memakai dress santainya, lalu mencium pipinya dengan lembut.
"Aku tidak mau, Aiden!" Sofia menjambak rambutnya dengan frustasi. "Aku trauma! Kau tau perisis apa yang anak kita alami! Anakku yang malang divonis tidak bisa bicara sejak lahir! Dan sebelum aku sempat merawatnya, melihatnya tumbuh, anakku hilang! Aku tidak mau mengalami hal itu lagi! Kenapa kamu mudah sekali mengatakan untuk move on? Anakku mungkin saja masih hidup saat ini dan entah bagaimana nasibnya!"
"Aku sudah melakukan berbagai cara untuk menemukannya, dan hasilnya nihil. Kita juga tidak bisa seperti ini terus kan? Kita harus menatap ke depan!"
"Aku trauma Aiden! Tolong mengertilah! Aku sangat takut jika aku akan mengalami hal mengerikan itu lagi! Luka oprasiku bahkan belum kering, dan aku harus kehilangan bayiku! Walau dia tidak terlahir sempurna, aku sangat menyayanginya!" Sofia memeluk Aiden dengan erat.
"Maaf jika aku membuatmu kembali mengingatnya, tapi aku merasa kesepian! Tahun ini umurku 36 tahun, sudah mau kepala empat. Aku tidak ingin anakku lahir saat aku sudah menua. Pikirkan juga perasaanku, sudah lima tahun aku selalu mencoba mengerti perasaanmu!"
"Kenapa kamu egois sekali?" Sofia mandorongnya. "Sepertinya trauma yang aku alami kamu anggap enteng!"
"Lalu bagaimana dengan aku? Kamu jarang di rumah, selalu saja pergi dengan teman-temanmu itu! Berpesta! Kamu itu sudah berumah tangga, bukan seorang gadis yang bebas ke mana saja!"
"Lalu saat kamu lembur dan bekerja, aku harus apa? Di rumah sendiri dan meratapi traumaku seperti orang gila?"
Sofia mengambil tas dan meninggalkan Aiden bersama dengan kemarahannya tanpa rasa peduli. Ia masuk ke dalam mobil dengan badan gemetar, lalu segera meminum obat kecemasan yang telah diresepkan dokter untuknya.
"Kenapa Aiden selalu saja membahas anak?" Sofia memukul setir mobil dengan rasa kesal. Sofia selalu dihantui penyesalan ketika mengingat jika dirinya yang membuang bayi itu. Anaknya sendiri.
Sofia terkena baby blues dan mendapat tekanan berat saat mengetahui anaknya mungkin cacat, dan tidak bisa berbicara. Sofia tidak mau menjadi bahan gunjingan. Sofia tidak mau ditertawakan teman-temannya.
Dia benar-benar merasa tidak waras saat itu. Dan kini, Sofia menyesal. Ia merasa menjadi orang yang sangat mengerikan. Itulah alasan Sofia menjauh dari Aiden dan enggan di sentuh olehnya. Sofia merasa sangat bersalah.
Jika Aiden tau dia yang membuang bayinya, suaminya itu pasti akan marah besar dan berganti membuangnya. Untunglah, sang ibu membantunya membuat rekayasa jika anaknya diculik dan hilang dari rumah sakit.
"Bagaimana bisa aku memiliki anak lagi setelah apa yang aku lakukan? Setelah aku membuang anakku sendiri? Aku bahkan tidak tahu bagaimana nasibnya saat ini." Sofia menjatuhkan airmatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession My Mistress
RomanceBerawal setuju untuk menjadi simpanan Aiden, Diandra harus berurusan dengan berbagai masalah, termasuk dengan istri Aiden, Sofia. Belum lagi, Diandra juga mendapat teror misterius yang selalu hampir membuatnya celaka.