7 Foto Perselingkuhan

1.7K 170 39
                                    

7 Foto Perselingkuhan

"Dari mana? Kenapa kamu tidak pernah di rumah? Pelayan bilang kamu tidak pernah pulang saat malam hari. Kamu hanya kembali saat pagi, sebelum ke kantor." Sofia menatap tajam ke arah Aiden yang sibuk mengambil beberapa berkas di ruangan kerjanya.

"Jawab aku, Aiden!"

"Bukannya kamu juga melakukannya? Tidak pernah pulang, sibuk party, pulang hanya untuk mandi, lalu pergi lagi sesukamu. Aku hanya mengikuti gaya hidupmu!" Aiden menjawab tanpa menatapnya. Respon Aiden sangat berbeda dari biasanya.

"Aiden---"

"Aku akan berangkat ke kantor. Aku juga tidak pulang malam ini, silahkan kalau kamu mau bertemu temanmu atau party di rumah ini seperti biasanya. Aku tidak akan ikut campur lagi."

"Aiden, aku belum selesai bicara!" Sofia menahannya.

"Dan aku sudah selesai!" Aiden menepis.

"Aiden kamu kenapa sih?" Sofia kini mencengkram lengannya kuat-kuat.

"Aku hanya menuruti maumu, Sofia! Kamu melarangku ikut campur urusanmu bukan?" Bentaknya.

"Ada apa ini, kenapa ribut pagi-pagi? Kenapa kamu membentak putriku dan bersikap seperti itu Aiden?" Vera yang baru saja datang untuk berkunjung, menegur mereka.

"Sebaiknya mama tanya pada anak kesayangan mama itu, alasan kenapa aku membentaknya!" Aiden menepis dengan kasar cengkraman Sofia, lalu meninggalkannya begitu saja.

"Mama sudah peringatkan kamu untuk tidak terus-terussan bersikap acuh tak acuh pada suamimu! Mama paham kamu merasa bersalah, dan itu membuatmu stress. Tapi kamu juga harus memikirkan Aiden! Kalau dia dapat wanita baru yang lebih perhatian, kamu akan dibuang!" Vera memeluk putrinya.

"Ma, aku tidak bisa berhenti memikirkannya!"

"Lagipula apa yang kamu lakukan sudah benar! Kata dokter, anak kamu berkemungkinan tidak bisa bicara! Kamu hanya perlu hamil lagi lalu melahirkan anak yang sehat dan normal!"

"Tapi jika Aiden tahu bagaimana? Aku sangat cemas saat memikirkan hal itu! Aku akan gila jika terus seperti ini!"

"Dia tidak akan tahu!"

"Aku tetap tidak bisa tenang, Ma!" Sofia menjambak rambutnya. "Waktu aku membuangnya ke tempat sampah rumah sakit, mama sempat melihatnya kan? Mama yang mengurusnya bukan? Ke mana bayi itu?"

"Ada seorang pria yang kehilangan bayinya. Anak pria itu meninggal dalam kandungan, dan pria itu langsung setuju mengadopsinya. Mama tidak tahu ke mana pria itu berada sekarang."

"Kenapa mama membiarkannya? Tolong cari bayiku, Ma! Aku ingin dia kembali! Aku hanya emosi sesaat malam itu! Aku ingin bayiku kembali!" Sofia menangis tersedu-sedu.

"Sofia, jangan seperti ini! Ayolah, jangan terlalu takut dan memikirkan anak itu terus-terussan! Lagipula apa kamu siap menjadi bahan cibiran banyak orang karena memiliki anak yang tuna wicara? Kamu siap?"

"Aku hanya ingin tahu kabarnya, Ma. Tolong cari identitas pria itu! Janji padaku jika Mama akan mencarinya!"

"Baiklah-baiklah, akan mama usahakan! Tapi mama juga tidak janji! Mama saja lupa wajahnya! Mama waktu itu mengabaikannya, karena mama pikir ya itu solusi terbaik!" Vera mengusap puncak kepala putrinya. "Sekarang kamu tidak boleh mengabaikan Aiden lagi! Bersikaplah lebih perhatian, kalau bisa punya anak lagi! Jika kamu tidak mendengar nasehat Mama yang ini, bersiaplah untuk kehilangan suamimu!"

*****

Dengan masker hitam yang menutupi wajahnya, Aiden duduk di kursi penonton bersama Diandra, menatap panggung di mana Hero sedang tampil. Sorot lampu panggung memancar memperlihatkan panggung yang dipenuhi dengan dekorasi alam pedesaan.

My Obsession My MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang