3 Bertengkar

1.3K 152 34
                                    

"Tahu berita yang viral akhir-akhir ini? Suaminya selingkuh dan anak-anaknya di bawa sama selingkuhannya? Jaman sekarang disebutnya apa Ning?" Seorang wanita paruh baya bertanya kepada sang asisten yang sedang memijit kakinya. Keduanya memang sudah terbiasa menggosip, bahkan hampir setiap hari.

"Ani-ani atau pelakor, nyonya!" Naning, sang asisten menjawab dengan antusias. "Pada nggak tau malu memang, wanita jaman sekarang!"

 "Udah gitu, pelakornya pernah kena kasus prostitusi! Iya kan, Ning?"

"Benar nyonya!"

"Kamu jangan sampai kayak gitu lho, Pah! Aku potong itumu nanti!" Grezia menatap suaminya tajam, lalu beralih ke arah putranya. "Kamu juga Aiden, awas kamu kalau macam-macam!"

Aiden memainkan ponsel sembari melirik ibunya. Ikatan anak dan ibu itu benar-benar kuat ya? Baru saja Aiden memutuskan untuk memiliki simpanan, tapi sang ibu sudah menyindirnya sekeras itu. Jika hubungannya dengan Diandra ketahuan, entah bagaimana nasibnya.

"Kamu juga Sofia, jangan terpuruk terus! Ayo bangkit, jangan sampai kamu menyesal kalau Aiden kepincut sama--- apa Ning tadi?"

"Ani-ani!"

"Nah itu, ani-ani!"

"Mama, sudahlah!" Suaminya mengingatkan. Yusuf tidak mau lagi ada keributan antar mertua dan menantu. Karena ujungnya, dia pasti ikut terpancing emosinya.

"Kalau Sofia seperti ini terus, bisa aja Aiden khilaf! Life must go on! Come on!"

Damn! Aiden semakin takjub dengan insting ibunya, sungguh kuat sekali. Tapi kali ini Aiden tidak ingin memikirkan hal itu dulu, ada yang lebih penting. Seperti wajah Sofia yang sudah memerah dan merengut misalnya.

"Sampai kapan kamu mau berduka, sayang? Mama bicara seperti ini karena sangat menyayangimu! Mama ingin kamu bangkit!"

"Mama dan Aiden kenapa sih? Selalu memaksaku untuk berdamai! Semua orang punya hati yang berbeda! Kalian tidak sesayang itu pada anakku, bukan? Sehingga waktu lima tahun membuat kalian begitu mudah melupakannya?"

"Lalu kamu mau seperti ini terus?"

"Mama itu orangtua, tapi kenapa tidak punya adap dan perasaan? Mama tidak mengerti apa yang aku rasakan!" Teriak Sofia sembari menggebrak meja.

"Cukup!" Yusuf berteriak. "Jaga sopan santunmu, Sofia! Dia ibu mertuamu!"

"Lihat Aiden, keluargamu menekanku! Aku sudah bilang, tidak perlu memenuhi undangan ibumu, karena ujungnya mereka hanya mau menyakiti perasaanku!"

"Mama hanya memberimu nasehat, mereka sayang padamu. Dulu kamu tidak seperti ini, Sofia! Apa sih, yang kamu butuhkan? Apa yang kamu inginkan? Katakan pada kami! Jangan membuat kami bingung!"

"Selalu saja ibu dan ayahmu yang kamu bela! Kalian sama saja! Tidak pernah menghargai perasaan seseorang! Kalau aku bilang belum siap, aku belum siap! Aku yang tahu hatiku sendiri!" Kesal Sofia, lalu pergi meninggalkan rumah. Aiden mencoba mengejarnya, tapi wanita itu berteriak dan melarang Aiden mengikutinya.

"Lihat menantu pilihanmu itu!" Yusuf menyindir sang istri seraya menyendok nasi gorengnya.

"Ehhhh, kok jadi aku?"

"Kamu yang mengenalkan mereka, kan?"

"Argghhhh sudahlah, Mama pusing! Mama juga menyesal telah mengenalkan mereka! Mulut Sofia seperti tidak pernah disekolahkan!" Grezia menenggak segelas air sembari mengurut dada. "Mama ingin sekali gendong cucu! Kalau besok mama meninggal bagaimana? Impian mama tidak terwujud dong?"

My Obsession My MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang