0. Prolog

1.3K 137 9
                                    

PLAKK!!

Tamparan keras terdengar nyaring mengisi udara, terlihat seorang pria berumur sekitar pertengahan 30-an terjatuh ke lantai akibat tamparan dari ayahnya.

"Bajingan bodoh!!, apa kau membiarkan istrimu pergi dalam kondisi mengandung anakmu!" Marah seorang pria paruh baya, dengan wajah merah padam, memberi tatapan membunuh pada anak semata wayangnya.

"Mianhea appa..." ucap pria tersebut menundukkan kepalanya, tak tau harus berucap apa lagi kepada sang ayah yang terlihat sangat kecewa.

Jo sung ha menghela nafas berat melihat anaknya yang membuatnya sangat kecewa, ia tak menyangka jika anaknya berani melakukan kesalahan yang sangat ia benci 'perselingkuhan'.

"In sung -ah, apa kau tak memikirkan bagaimana nasib ketiga anakmu yang di tinggalkan ibunya?, Kenapa kau malah mengikuti jejak wanita jalang itu" ucap sung ha dengan tatapan penuh kekecewaan.

"appa...., jangan menyebut eomma seperti itu"

"Kau membela ibumu!?, kau membela ibu yang meninggalkanmu sejak kecil hah!!"

"Aku tahu aku bersalah pada Hyo Joo dan anak-anakku. Aku akan bertenggung jawab appa, aku tak akan lari, tapi izinkan aku menikahi yea ji. Dan tolong jangan menyebut eomma seperti itu"

"Aku tak akan merestui hubunganmu dengan yea ji, aku tak mau tahu, bawa Hyo Joo kembali!!, Jika tidak kau tak akan mendapat sepeserpun dari hartaku" Ucap Sung Ha penuh penekanan.

Tanpa mereka sadari seorang gadis kecil berumur 6 tahun, mengintip dari balik pintu, ia mendengar semua percakapan yang terjadi antara ayah dan anak tersebut. Ia masih ingin menguping namun suara tangisan adiknya mengalihkan perhatiannya, ia berlari menghampiri adiknya yang menangis dengan posisi tengkurap di lantai.

"Chaeyoung-ah..., apa yang terjadi?" Ucap gadis kecil dengan mata kucing. Ia menggendong adiknya yang masih berumur satu tahun itu untuk menenangkannya.

"Jennie-ya, ada apa dengan chaeyoung"

"Sepertinya dia terjatuh unnie" Jawab gadis kecil bernama Jennie tersebut.

Seorang baby sitter menghampiri mereka, dan mengambil alih chaeyoung yang berada di gendongan Jennie untuk di tenangkan.

"Jisoo unnie...., kapan eomma kembali?, Chaeyoung sepertinya merindukan eomma, eomma sudah pergi dua hari" tanya Jennie kepada kakaknya.

"Unnie juga tidak tahu, appa pasti akan membawanya kembali, tenanglah eoh"  ucap Jisoo mengelus lembut rambut adiknya, berusaha memberi ketenangan.

.......

Disisi lain Hyo Joo selaku istri dari Jo in sung, sedang berada di Swiss tempat dimana rumah orang tuanya berada, di sana hanya ada kakak perempuannya yang tinggal sendiri sejak kematian orang tuanya.

Beberapa hari berlalu, Hyo Joo sekarang berada di rumah sakit, ia sedang berjuang untuk melahirkan anak terakhirnya. Dengan susah payah ia mendorong agar bayi yang berada di perutnya keluar, di bantu oleh dokter kandungan. Di samping Hyo Joo, ada kakaknya, min young. Min young menyaksikan kakaknya berjuang bertaruh nyawa untuk melahirkan anaknya.

Sampai pada akhirnya setelah perjuangan panjang, suara tangisan bayi terdengar ke seluruh ruangan. Hyo Joo yang mendengar tangisan bayinya pun tersenyum lemah, dan ia menghembuskan nafas terakhirnya pada saat itu juga. Di kala anaknya menghirup udara untuk pertama kalinya di situ pula ia menghirup udara untuk terakhir kalinya.

Min young yang menyaksikan adiknya melahirkan hingga menghembuskan nafas terakhirnya menangis histeris, hatinya sangat sakit melihat kepergian adiknya, keluarga satu-satunya yang ia milik saat ini. Min young dipenuhi perasaan amarah, marah akan takdir yang merenggut kebahagiaan dan hidup adiknya, marah kepada in sung yang berbuat jahat kepada adiknya.

Setelah kematian Hyo Joo, min young memilih untuk pindah kota di daerah pedesaan untuk menenangkan diri. Sekarang Min young yang merawat anak dari Hyo Joo, namun rasa benci dan marah terus memenuhi hatinya, ia marah karena melihat anak hyo Joo membuatnya teringat, in sung. Setiap kali melihat bayi tersebut selalu timbul rasa benci di hati Min young.

Sampai pada akhirnya Min young memutuskan untuk menitipkan anak tersebut di sebuah panti asuhan yang ada di Swiss, dengan dibekali uang sebanyak 2 juta dollar, untuk kebutuhan anak tersebut. Min young menyerahkan anak tersebut kepada kepala panti, membekali anak tersebut dengan nama yang telah di siapkan oleh Hyo Joo sebelumnya, tanpa menggunakan marga Jo melainkan anak terbuat diberikan marga yang kakeknya miliki. Min young berencana hanya akan mengawasi anak tersebut dari jauh dan tak ingin merawatnya secara langsung.

......

Beberapa minggu berlalu, in sung menemukan min young yang beberapa minggu ini ia cari keberadaannya, in sung akhirnya menemukan alamat baru min young.

In sung mengetuk pintu rumah klasik Eropa yang terlihat mewah, beberapa saat kemudian seorang wanita berumur pertengahan 30-an membuka pintu tersebut, itu adalah min young. Namun pada saat min young melihat in sung, ia segera menutup pintu itu kembali.

"Aku mohon min young, beritahu di mana Hyo Joo dan anakku bagaimana keadaanya apakah dia lahir dengan selamat?" Ucap in sung dari luar sambil menggedor-gedor pintu rumah min young.

"Pergilah, aku sangat membencimu, berhentilah mencari Hyo Joo dan anakmu. Hyo Joo sudah meninggal karena dirimu, karena pria brengsek sepertimu, dan untuk anakmu aku tak akan memberikannya sialan!!!, itu hukuman untukmu"

"Hyo Joo tak mungkin meninggal!!, jangan berbohong, beritahu dimana Hyo Joo dan anakku!!" in sung berteriak dari luar dengan amarah.

Min young yang ikut tersulut amarah pun, masuk ke dalam kamarnya, mengambil beberapa dokumen dan membuka pintu, kemudian melempar dokumen yang baru saja dia ambil ke wajah in sung.

"Lihat itu sialan!!, sertifikat kematian Hyo Joo, apa sekarang kau percaya hah!. Pergilah dari pekarangan rumahku sekarang!!" Marah min young, kemudian ia kembali masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan kasar.

Sementara itu in sung dengan segera membaca isi dokumen tersebut, di sana terdapat keterangan dokter dan tanggal kematian Hyo Joo, di dokumen tersebut berisi seluruh informasi yang seharusnya ada dalam sebuah sertifikat Kematian.

Setelah mengetahui Hyo Joo meninggal, in sung sangat terkejut dan merasa bersalah. Matanya berkaca-kaca, ia berlutut dan memeluk sertifikat kematian milik Hyo Joo, ia terisak di depan pintu rumah min young cukup lama. Sampai kemudian ia kembali mendapatkan kesadarannya dan kembali mengetuk pintu rumah tersebut.

"Min young-ah, setidaknya tolong katakan dimana anakku" ucap in sung lirih. Meski sudah berada di ambang keputus asaan, min young sama sekali tak berniat mengucapkan sepatah katapun, min young tetap diam di dalam rumahnya tanpa berniat mengajak in sung berbicara. In sung terpaksa menyerah untuk sekarang dan berniat untuk mencari tahu keberadaan anaknya di lain waktu.

______

That's it

Note.

Maaf ya telat sejam, ada sedikit kendala. Nanti up satu chapter lagi ya tunggu aja ❤️

9 April 2024

MML (Martial Arts, Money, and Law)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang