Di bawah langit biru yang cerah pagi itu, Jennie menikmati semilir angin saat ia memasuki area parkir kampus dengan mengendarai mobil Porsche-nya yang mengkilap. Sebagai dosen di fakultas hukum, penampilan Jennie selalu mencerminkan profesionalisme tinggi, sebuah hal yang dia yakini penting untuk menjadi teladan bagi mahasiswanya.
Setelah memarkir mobilnya di slot khusus dosen, Jennie berjalan menuju gedung fakultas hukum dengan langkah yang penuh percaya diri. Sambil berjalan, beberapa mahasiswa memberi salam yang dengan hangat, Jennie pun hanya membelanya dengan senyum tipis.
Begitu tiba di ruangannya, Jennie duduk meja kerjanya yang tertata rapi, terdapat tumpukan kasus-kasus hukum terbaru yang akan ia gunakan sebagai bahan diskusi di kelas.
Hari ini, Jennie dijadwalkan memberikan kuliah filsafat. Setelah meletakkan tasnya, mengambil iPad dan buku catannya, Jennie menuju ke ruang kuliah dengan buku catatannya, siap untuk menyampaikan materi dengan cara yang dapat memengaruhi cara berpikir dan analisis kritis mahasiswa. Dia tahu bahwa sebagai dosen hukum, ia tak hanya mengajar tentang hukum, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keadilan dalam diri setiap mahasiswa.
Jennie menatap pintu kelas yang akan ia ajar hari ini, kelas dimana salah satu mahasiswanya membuatnya begitu kelas, yaitu kelas Lisa. Jennie menarik nafas dalam sebelum membuka pintu kelas. Perlahan-lahan Jennie membuka pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke kelas, ia melangkah dengan percaya diri.
"Good morning" sapa Jennie pada seluruh mahasiswa yang sudah menunggunya. Jennie duduk di mejanya dan meletakkan buku catatannya di atas meja. Lalu mengambil iPad miliknya dan mulai mengabsen seluruh mahasiswanya, sebelum memulai mengabsen Jennie menatap kursi belakang yang biasa di duduki Lisa, dan untungnya ternyata anak itu sudah berada di sana dan menatapnya dengan senyum lebar yang terlihat konyol baginya.
Jennie menggelengkan kepalanya lalu kembali pada iPadnya yang menampilkan nama-nama mahasiswanya. Jennie pun mulai mengabsen seluruh mahasiswanya hingga selesai, kemudian membuka kuliahnya.
Jennie berdiri dari duduknya dan mulai berbicara. "Alright, mari kita mulai, sebelum itu saya ingin bertanya. Apakah kalian sudah membaca mengenai sejarah filsafat yang akan kita bahas hari ini?" Tanya Jennie sambil berjalan-jalan di depan kelas, menatap seluruh mahasiswa.
"Sudah prof" ucap seluruh mahasiswa yang ada di kelas.
"Good, kalau begitu mari kita mulai. Dalam sejarah filsafat ada 4 periode, yang pertama periode klasik, kedua periode abad pertengahan, Periode modern dan kontemporer, dan yang terakhir periode kontemporer. Untuk itu pertama kita akan membahas pada periode klasik" jelas Jennie, lalu ia kembali melanjutkan penjelasannya sambil berjalan perlahan ke area belakang dan depan kelas. "Pada periode klasik, juga terbagi atas tiga priode yaitu pertama periode mesir dan babilonia, kedua yaitu priode Yunani, dan yang terakhir yaitu periode romawi. Untuk itu apakah ada yang bisa menjelaskan tentang ketiga priode tersebut?" Ucap Jennie menatap seluruh mahasiswanya, sebagian besar mahasiswa di kelas pun mengacungkan tangan untuk menjawab termasuk Lisa.
"Alright, Baek harin silahkan jelaskan menganai priode mesir dan babilonia" ucap Jennie.
"Terimakasih atas kesempatannya profesor. Baik, pada sejarah pengetahuan priode klasik atau kuno terbentang mulai dari zaman prasejarah, suatu zaman yang tidak tercatat gambaran peninggalannya. Perkembangan pengetahuan manusia ini terjadi sekitar tahun 4.000 sebelum Masehi dengan dua pusat peradaban penting, yaitu Mesir di lembah sungai Nil dan peradaban Babilonia di sepanjang sungai Tigris. Pada zaman ini, pengetahuan berkembang berdasarkan prinsip apa dan bagaimana, yang diperoleh melalui kemampuan mengamati, membeda-bedakan, memilih, mengadakan percobaan atau di sebut juga trial and error tanpa kesengajaan. Pengetahuan khusus pada zaman ini adalah kemampuan menulis dan berhitung yang dapat dilihat di Babilonia semisal peta perbintangan, siklus yang terdiri dari siklus mingguan, bulan dan matahari, yang kemudian melahirkan kalender untuk digunakan dalam mengatur upacara-upacara keagamaan. Pengarahan ini kelak di manfaatkan oleh Theles pada masa Yunani dan ptolemy pada masa Romawi" jelas Baek harin, sebelum melanjutkan ia menarik nafas panjang dan kembali membuka suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MML (Martial Arts, Money, and Law)
FanfictionCara menghadapi hidup sulit adalah dengan pemikiran positif, menikmati proses belajar, bersenang-senang dan hidup untuk hal-hal sederhana.