Hari-hari berlalu seperti biasanya, sudah dua hari berlalu sejak Rosé dan saudara-saudaranya menginap di rumah Lisa.
Sekarang Lisa terlihat sedang tertidur nyenyak di atas kasurnya, mengabaikan suara Jarvis yang terus membangunkannya. Saat ia mendapat sedikit kesadarannya dan mulai menyadari jika pagi ini ia memilki kelas dan yang akan mengajar adalah Jennie, Lisa seketika terbangun dengan cepat, ia melirik jam yang ada di atas nakasnya dan melihat jika waktunya bersiap-siap hanya 5 menit. Lisa pun dengan segera membasuh wajah, dan langsung mengambil Hoodie dan celana jeans panjang, ia tak ada waktu untuk memilih baju lagi. Lisa berlari turun menuju ke garasi sambil memakai celana panjang dan hoodienya.
Lisa melajukan mobilnya menuju ke universitas, ia tak bisa melakukan kegiatan paginya dengan santai karena tak ada waktu untuk itu lagi, apalagi dosen yang akan mengajar hari ini adalah Jennie.
Lisa memarkirkan mobilnya, dan segera turun kemudian berlari dengan terburu-buru sampai menabrak beberapa mahasiswa di koridor. Pada saat sampai di depan pintu kelas yang tertutup, Lisa menghela nafas dan mengerti jika sekarang ia sudah terlambat. Lisa pun membuka pintu secara perlahan dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas, kini seluruh perhatian mengarah pada Lisa termasuk Jennie yang sebelumnya sedang menjelaskan materi.
Lisa menundukkan badannya 90 derajat pada Jennie tanda hormat, berjalan menuju kursi belakang dan duduk di kursi tempat dimana biasa ia duduk.
"Lalisa brucewiler..." Ucap Jennie menatap Lisa.
"Saya, profesor?" Sahut Lisa.
"Darimana kau berasal?, You're not Korean, right?" Tanya Jennie pada Lisa.
"Yes, profesor. I'm not, i'm from Swiss" jawab Lisa, meski bingung apa alasan Jennie menanyakannya.
Mendengar itu Jennie tersenyum miring.
"Pantas, orang eropa sepertimu memang tak punya sopan santun, berantakan dan tidak beradab" Ucap Jennie pada Lisa."Profesor, apa maksudmu?" Ucap Lisa kebingungan, kenapa tiba-tiba Jennie bertindak rasis padanya. Bahkan seisi kelas pun merasa terkejut dan tak menyangka atas ucapan Jennie, sebagian besar dari mahasiswa mengeluarkan ponsel mereka berencana memvideokan Jennie yang bertindak tak pantas.
"I said europeans like you have no manners" Ucap Jennie menatap Lisa.
"Profesor, bukankah ucapanmu sudah keterlaluan?, kenapa harus menghina ras seseorang?, jika membenciku tak perlu membawa ras" Ucap Lisa. Para mahasiswa yang ada di kelas tersebut pun bersorak menyetujui ucapan Lisa.
"Kenapa?, kau mewakili rasmu di sini, kau seharusnya bersikap sopan jika ingin di pandang baik. Pakaian berantakan, datang terlambat, semua tentangmu adalah hal buruk"
Seluruh mahasiswa di ruangan kelas tersebut bahkan tak mampu berkata-kata lagi mendengar ucapan Jennie yang keterlaluan. Termasuk Lisa yang tak habis fikir dengan ucapan Jennie, bagaimana seorang dosen dapat mengucapkan kata-kata seburuk itu.
"Sebagai profesor, ucapan anda benar-benar tak pantas"
"Lalu haruskah aku memujimu?. Apa kau tidak bercermin seberapa buruknya dirimu?, apakah kau tak di ajari orang tuamu?, orang-orang Eropa memang yang terburuk dalam mendidik sopan santun anak" Ucap Jennie lagi.
Mendengar ucapan Jennie, Lisa terdiam dan kebingungan, ia tidak merasa sakit hati tapi ia merasa kecewa pada jennie, padahal Jennie tau ia memang tak pernah di didik orang tuanya, tapi kenapa dia masih membahasnya?, apalagi Jennie sekarang tenaga pendidik yang seharusnya berprilaku baik.
Para mahasiswa yang merasa Jennie sudah berlebihan pun mengajukan protes.
"Profesor anda tak akan lolos untuk ini, anda tak pantas menjadi profesor" ucap Cha eunwoo. Para mahasiswa pun bersorak menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
MML (Martial Arts, Money, and Law)
FanfictionCara menghadapi hidup sulit adalah dengan pemikiran positif, menikmati proses belajar, bersenang-senang dan hidup untuk hal-hal sederhana.