11. Lisa's house

725 158 18
                                    

Pada pukul 9 malam, Lisa dan Rosé baru bersiap-siap untuk turun gunung.

Lisa berjongkok di depan Rosé yang masih duduk di teras rumah gubuk.
"Naik, aku akan menggendongmu turun" Ucap Lisa.

"Wae?, aku bisa berjalan" Ucap Rosé.

"Bukankah sulit untukmu, ini sudah malam dan gelap, kita hanya menggunakan senter" Ucap Lisa menunjukkan kekhawatirannya.

"Aku bisa memegang tanganmu saja, kau akan kelelahan jika menggendongku" Ucap Rosé menolak permintaan Lisa.

"Aku baik-baik saja, aku sangat kuat kau tahu, cepat naik" Ucap Lisa kekeuh dengan keinginannya menggendong Rosé turun.

"Jangan terlalu berlebihan, kau seperti memperlakukanku seoalah-olah aku sedang sakit. Aku membenci dipelakukan seperti itu" Ucap Rosé, ia sadar memiliki kekurangan dengan matanya, tapi ia juga membenci jika seseorang mengasihaninya.

Mendengar ucapan Rosé, Lisa pun langsung berdiri.

"Arasso, maafkan aku. Ayo pegang tanganku dan kita turun sekarang" Ucap Lisa, mengulurkan tangannya pada Rosé. Rosé pun menerima uluran tangan Lisa.

Rosé dan Lisa turun gunung bersama, melalu jalan yang Lisa pilih, Lisa memilih jalan pintas agar cepat sampai meski jalurnya sedikit curam, namun mereka berdua masih mampu untuk melewatinya. Hampir satu jam menuruni gunung, akhirnya mereka turun dengan selamat.

Sekarang Lisa dan Rosé sudah berada di dalam mobi. Lisa duduk di kursi kemudi dan Rosé di kursi penumpang tepat di samping Lisa. Mobil Lisa melaju dengan kecepatan yang cukup kencang, ingin segera sampai ke karena rasanya ia sudah merasa kelelahan, terlalu banyak yang terjadi hari ini, untungnya Rosé ingin sekalian menginap di rumahnya jadi ia tak perlu mengantar Rosé pulang malam ini.

Dalam perjalanan Rosé bahkan sudah terlelap di tempat duduknya, sementara Lisa masih mengemudi dan semakin mempercepat laju mobilnya. Sampai akhirnya setelah berkendara selama 2 jam lebih, Lisa sampai di rumahnya. Sebelum memasuki rumah miliknya, Lisa melihat sebuah mobil terparkir di depan rumahnya, pintu pagar pun terbuka otomatis membiarkan Lisa masuk sebagai pemilik rumah.

"Heum, sepertinya ada yang terjebak di rumahku" Ucap Lisa setelah menyadari sebuah kejanggalan, seseorang telah menerobos masuk namun pastinya tak bisa keluar, karena seperti itulah sistem keamanan rumah Lisa, seseorang akan mudah masuk namun tidak akan bisa keluar.

Lisa segera memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya, dan membangunkan Rosé.

Setelah Rosé terbangun, mereka berdua berjalan bersama sambil menggendong tas ransel mereka masing-masing, dan Rosé dengan setia bergelondotan di tangan Lisa, merasa masing mengantuk. Pada saat sudah berada di depan pintu, terlihat dua orang wanita sedang duduk dengan bau yang sangat tak sedap, dan tubuh dipenuhi dengan serbuk putih.

"Omo!!, apa yang terjadi?, unnie?!" Ucap Rosé terkejut karena melihat kedua kakaknya terduduk seperti dua orang idiot. Sementara itu Lisa menutup mulutnya dengan telapak tangan karena tak percaya apa yang sedang ia lihat.

Lisa baru saja menyaksikan profesor dan rekan bisnisnya terjebak di rumahnya dan menerima hukuman semprotan kentut dan semburan tepung dari jarvis. Dan lebih mengejutkannya lagi ternyata Jisoo juga kakak dari Rosé, setelah mendengar Rosé memanggilnya unnie, dunia benar-benar sempit.

Jisoo dan Jennie berdiri secara bersamaan, menampilkan wajah yang benar-benar terlihat tak ramah. Rosé dan Lisa reflek menutup hidung mereka karena bau yang di timbulkan dari badan mereka berdua benar-benar menusuk indra penciuman.

"Kau!, dari mana saja?!, dan apa kau pergi bersamanya?" ucap Jennie dengan amarah menuntut penjelasan pada adiknya, Rosé.

"Aku sudah bilang tidak pulang hari ini, aku sudah mengatakannya pada Jisoo Unnie" Ucap Rosé membela diri.

MML (Martial Arts, Money, and Law)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang