03 ; 𝘩𝘦 𝘱𝘳𝘢𝘯𝘬𝘦𝘥 𝘮𝘦

8.1K 302 31
                                    

Rasa dongkol perlahan menggerogoti hati Jayerssa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa dongkol perlahan menggerogoti hati Jayerssa. Dirinya mengutuk perbuatan jorok yang Isana lakukan padanya. Ia tak menyangka diam-diam gadis itu licik juga.

Terpaksa Jayerssa urungkan niat menyusul Rolasan di kafetaria. Cowok itu kembali duduk menyender di kursi bangkunya yang lama. Matanya menatap miris bulatan basah bekas ompol Isana di area pahanya. Jayerssa tak berniat membasuhnya, ia biarkan mengering dengan sendirinya.

Tak berselang lama, siswa 11 IPS 1 mulai memasuki kelas. Jayerssa menatap siapapun yang masuk dengan malas. Biar begitu matanya tetap awas menunggu gadis yang sudah membuat hatinya memanas. Pikirannya berkelana memikirkan cara untuk membalas.

Sudah sepuluh menit berlalu, Isana tak kunjung kembali ke kelas. Gadis itu memilih menunggu guru yang mengajar di jam itu masuk kelas.

Wajah cantik Isana sumringah memandang wali kelasnya dari kejauhan. Buru-buru murid pandai itu menghampiri sang guru menawarkan bantuan.

"Bu Darumi? Mau saya bantu?" tawar Isana ramah.

Darumi mengangguk saja memberikan beberapa tumpuk buku dari tangan kanannya.

Keduanya berjalan beriringan memasuki kelas yang sudah di depan mata.

"Nah, gini dong. Kan cakep," testimoni Darumi melihat anak didiknya sudah duduk sesuai yang ia inginkan. Guru berkacamata itu berharap peringkat kelasnya dapat mengejar ketertinggalan.

Isana kembali duduk di tempatnya setelah meletakkan barang bawaan sang guru di mejanya. Mata bulatnya tak berani bersitatap dengan Jayerssa yang Isana yakini sedang memanas ingin menerkamnya.

Setidaknya Isana lega, Jayerssa memilih duduk di kursinya yang lama. Isana tak payah melompatinya lagi jika cowok itu mencegatnya.

Seperti yang Isana harapkan, bahkan sampai jam pelajaran terakhir, Jayerssa sama sekali tak mengatakan apapun padanya. Cowok itu kembali mengaktifkan mode diam dan lebih banyak tidur seperti biasanya.

Meski begitu Isana masih was-was barangkali Jayerssa sengaja menunggunya sepulang sekolah. Maka dari itu, lima menit sebelum bel pulang, Isana sudah selesai berkemas, menghitung mundur jam dinding kelas penuh gelisah.

Jayerssa menatap aneh tingkah Isana hari itu. Tak ia sadari, bibirnya terangkat sedikit merasa terhibur dengan tingkah Isana yang lucu.

Isana sudah mengeluarkan satu kakinya bersiap ancang-ancang lari. Jemarinya mengetuk-etuk meja sebagai perhitungannya sendiri.

TEEETT!!! TEEETT!!! Bel pulang sekolah menggema.

WUUUS!

Isana melesat lari keluar kelas secepatnya sebelum Jayerssa atau salah satu anak Rolasan melihatnya. Gadis itu sadar telah berbuat sesuatu yang membangkitkan murka. Terpaksa harus seperti ini demi keamanannya.

Jayerssa sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah Isana.

"Bukan hari ini tolol. Besok gue bales lo. Awas aja," monolog Jayerssa dalam hati.

l u s t j ä g e rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang