13 ; 𝘩𝘦 𝘳𝘢𝘷𝘪𝘴𝘩𝘦𝘥 𝘮𝘦 🔞

20.6K 230 39
                                    

WARNING
sensitive topic/disturbing,
violence, mention of rap3.

"Sa?" panggil Jayerssa lirih seraya dua tangannya menangkup wajah kecil Isana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa?" panggil Jayerssa lirih seraya dua tangannya menangkup wajah kecil Isana. Kepala Isana didongakkan sedikit agar manik cantik gadis itu membalas tatapannya.

"Just for today," ucap Jayerssa sebelum kembali menyambar bibir penuh Isana.

Kecupan manis itu makin lama berubah jadi lumatan yang semakin dalam dan menuntut. Isana tak sanggup memberontak saking dia sudah terlalu takut. Mengingat sekarang situasinya sangat mendukung, Isana takut Jayerssa kalut.

"Hh.. mmh," geram Jayerssa pelan.

Lidah Jayerssa mulai bermain manja. Ujungnya terus menusuk-nusuk celah bibir Isana, mengharap gadis itu bersedia membuka mulutnya. Cara itu tak berhasil, Jayerssa balik menggigit kecil bawah bibir Isana buat gadis itu reflek meringis dan membuka mulutnya.

Daging pengecap milik Jayerssa bergerilya masuk mengabsen rongga mulut Isana yang terasa sangat manis. Jemari Jayerssa tak tinggal diam, terus mengelus lembut bagian pipi, rahang dan telinga Isana tipis-tipis. Ujung jari telunjuknya sengaja masuk meraba lubang telinga Isana buat gadis itu mendesis.

"Shhh.." desis Isana merasakan sapuan yang menggelikan di sekitar daun telinganya.

Jemari Isana meremat roknya sendiri merasakan sensasi gila yang baru pertama ia alami.

"Ahh, eugh!" Sesekali terdengar lenguhan Isana yang lolos keluar kala Jayerssa melonggarkan pagutan bibirnya. Suara kecapan intens mendominasi ruang kelas 11 IPS 1 yang jadi saksi bisu ciuman panas keduanya.

Jayerssa begitu lihai dalam hal cumbu. Bibir penuh Isana ia lumat habis sampai liur mereka menyatu lalu sebagian menetes ke dagu.

Cumbuan kian memanas, Jayerssa beralih menurunkan satu tangannya menyusuri leher Isana. Terus turun sampai menemukan gundukan lembut di sana. Tanpa pikir ulang, Jayerssa remas benda kenyal itu cuma-cuma.

"Ahhhg," desah Isana terkejut.

Sekuat tenaga, Isana mendorong tubuh Jayerssa menjauh darinya. "Tanganmu," tegur Isana tak suka seraya menatap nyalang Jayerssa yang malah cengengesan.

"Lembut banget susu lo, serius."

Isana merinding dengar kalimat kotor Jayerssa barusan. Gadis itu tak punya pilihan. Tangannya gesit mengambil tasnya lalu beranjak berdiri, lari sekencangnya, kalau perlu menembus hujan sekalian.

"ISANA??! MAU KEMANA LO?" teriak Jayerssa murka.

WUS! JBLES! BRAK!

Aksi kabur Isana baru mendekati pintu kelas, namun angin kencang mendadak menghembus buat sepasang daun pintu kelas itu menutup keras.

"AKH!" pekik Isana kaget. Bahkan angin yang membawa sebagian air hujan sampai menyiprat ke tubuhnya.

"Lo gila hah? Di luar hujan angin mana petir juga. Lo mau mati?" Jayerssa mencekal lengan Isana sebelum gadis itu lolos kabur keluar kelas.

l u s t j ä g e rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang