16 ; 𝘩𝘦 𝘵𝘳𝘪𝘦𝘥 𝘵𝘰 𝘧𝘶𝘹𝘹 𝘮𝘦 🔞

17K 206 19
                                    

WARNING
heavy mature content,
disgusting, mention of rap3.

⛔ WARNING ⛔heavy mature content,disgusting, mention of rap3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"J-Jay.." Isana tercekat menatap sosok tinggi besar serba hitam menatap tajam ke arahnya.

Sang lelaki malah memasang senyum tanpa dosa, berjalan mendekati Isana. "Gue kangen sama lo," aku Jayerssa santai.

Isana tak sempat lari, hanya mampu menyeret tubuh kecilnya menjauh sampai menabrak dinding kamarnya sendiri. Sial. Bagaimana Isana lari? Ini bahkan rumahnya sendiri.

Jayerssa menurunkan kupluk hoodie hitam di kepalanya. Menyugar rambut basahnya yang penuh keringat.

"Mau apa kamu?" tanya Isana naif. Sebenarnya gadis itu sudah terbayang apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Lo bener-bener buat gue kehausan, Sa. Tapi anehnya gue lebih pengen makan lo."

"KYAAAAAKKKK!!" pekik Isana teramat ketakutan kala Jayerssa naik ke atas kasurnya. Satu tangannya bahkan sudah berhasil mencekal pergelangan kaki Isana.

Isana tak tinggal diam. Kakinya terus memberontak dari genggaman Jayerssa yang kuat mencengkram.

"Lo gak bisa lari. Tinggal coba nikmatin aja bisa gak si?"

Tubuh kecil Isana mudah sekali dilumpuhkan. Gadis itu sudah telentang di bawah Jayerssa tanpa sanggup melawan. Jayerssa menelisik wajah manis Isana yang sudah lama ia rindukan. Senyum dominannya mengembang menyadari air muka Isana yang tengah ketakutan.

"Asal lo tahu, Sa. Badan kurus lo pun tetep menggairahkan. Gue tersiksa akhir-akhir ini terus kepikiran sama lo, Sa. Gue penasaran banget sama lo. Gue pengen tahu bagian terintim lo, Isana."

"Gak, Jay. Jangan! Kemarin udah cukup. Aku gak mau lagi," mohon Isana dengan netra sudah berkaca-kaca.

Kedua telapak tangan Jayerssa yang semula bertumpu di sisi bahu Isana, perlahan salah satunya naik membelai pipi Isana sensual. "Apa sih yang lo takutin? Lo juga gak akan resiko hamil kali. Kalo lo mau coba rileks pasti enak, Sa. Lo bakal ketagihan dan minta terus sama gue," yakin Jayerssa enteng.

Isana muak sekaligus jijik akan sentuhan Jayerssa padanya. Juga jijik akan wajahnya, perangainya, kata-katanya, sikap kurang ajarnya. Semuanya Isana benci.

"Rileks pala lo. Mana gue bisa rileks anjing," umpat Isana akhirnya, setelah memendam segala kekesalannya selama ini.

Netra tajam Jayerssa bak elang sontak membulat sempurna terkejut mendengar penuturan gadis di bawah kuasanya itu. "Wowowo.. gimana tadi? Anjing? Sekarang berani ya mulutnya."

"Anjing! Babi! Monyet!" lanjut Isana berani memelototi Jay nyalang.

Jayerssa tersenyum remeh sembari anggukan kepala. "Iya-iya. Gue ngaku. Gue anjing. Gue suka jilat-jilat kayak gini."

l u s t j ä g e rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang