08 ; 𝘩𝘦 𝘴𝘢𝘤𝘳𝘪𝘧𝘪𝘤𝘦𝘥 𝘮𝘦

5.4K 233 32
                                    

"SA? ISANA? TUNGGU!" teriak Jayerssa menggema di koridor sekolah yang masih sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SA? ISANA? TUNGGU!" teriak Jayerssa menggema di koridor sekolah yang masih sepi. Bisa dibilang hanya mereka berdua yang lebih dulu keluar ruang ujian di lantai itu.

Isana tepis sekuat tenaga agar cekalan Jayerssa terlepas.

"APA? Aku kira kamu udahan ganggu aku. Kenapa lagi? Aku salah apa?"

Kali ini Isana luruhkan kekesalannya. Matanya sudah berkaca-kaca terlalu sakit hati atas perlakuan Jayerssa padanya.

"Gue gak akan berhenti sebelum lo mau ajakan gue yang itu," tegas Jayerssa dengan suara yang memelan.

"Sinting!" umpat Isana lalu balik badan hendak pergi.

"Oke oke fine," cegah Jayerssa. Manik kotornya menatap mata dan dada Isana gantian. "Gue akan berhenti asal besok lo berani ke sekolah gak pake BH. Kalo lo sanggup, gue janji akan berhenti ganggu lo. Selamanya."

Bisa tidak, sekali saja Jayerssa mengucap sesuatu yang enak didengar. Apa lagi kali ini? Isana tak habis pikir dengan jalan pikiran Jayerssa yang di luar nalar.

PLAK! Isana tampar sekalian wajah iblis Jayerssa. Tapi sayang, tangannya meleset menampar rahang tajamnya. Alhasil malah tangan Isana sendiri yang sedikit terluka.

"Aw!" ringis Jayerssa pura-pura sakit menerima tamparan Isana yang tak seberapa. "Lo boleh tampar gue sepuasnya, di ranjang tapi."

"Stress!!!" ucap Isana mendengar ucapan Jayerssa yang semakin ngawur. Tangannya dikibas kecil menahan sakit setelah salah sasaran menampar tulang rahang Jayerssa sekeras batu kapur.

"Gimana, deal?" Jayerssa ulurkan tangan kanan menunggu Isana sepakat akan tawarannya.

Isana sengaja tatap mata Jayerssa dalam-dalam buat Jayerssa tak kuat sampai buang muka. Sialan. Jayerssa takut jatuh cinta.

Gadis itu terus menatapnya, menelisik apakah Jayerssa serius akan janjinya. Ya, mungkin kedengarannya gila. Namun jika imbalannya Jayerssa tak akan mengganggunya lagi, Isana mungkin akan turuti dengan mencari seribu akal yang bisa ia coba.

"Oke," angguk Isana membalas jabatan tangan Jayerssa.

"Serius?" Jayerssa membasahi bibir bawahnya mendengar jawaban memuaskan itu.

"Janji kamu gak akan ganggu aku lagi? Selamanya sampai lulus?"

Jayerssa anggukkan kepala. Jempolnya bahkan menahan diri untuk tidak mengelus kulit tangan Isana agar gadis itu percaya padanya.

AWM! Isana menarik tangan Jayerssa mendekat ke mulutnya lalu ia gigit sekuat yang ia bisa. Gigitannya sampai meninggalkan bekas deretan gigi di lengan Jayerssa.

"Awh.. ssshh," ringis Jayerssa tak sempat melawan.

"Mimpi," tegas Isana. Setelah itu Isana lari sekencang-kencangnya padahal Jayerssa tak berniat mengejarnya.

l u s t j ä g e rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang