25 ; 𝘴𝘩𝘦 𝘩𝘶𝘳𝘵 𝘮𝘦

3.3K 188 13
                                    

"Jadilah bagian dari hidup gue, Sa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadilah bagian dari hidup gue, Sa. Jadi pacar gue, ya?"

Dalam keheningan, mata berkaca-kaca itu beradu pandang. Pemilik netra bulat sedang merangkai jawaban. Pemilik netra yang tajam menunggu jawaban.

Pada akhirnya, Isana menggeleng keras. "Nggak mau, maaf!"

Tangan Jayerssa roboh, merosot turun dari pipi Isana. "Oh, engga."

Jayerssa mendadak gugup, bingung harus bersikap bagaimana. Bibirnya kelu mengatup, sulit keluar suara.

Dengan terbata-bata Jayerssa mengucap, "Ya udah. Gapapa, kok."

Jayerssa lekas berdiri kikuk. "K-kalo gitu.. gue pamit pulang, ya. Emm.. makasih udah ijinin gue nginep di sini. Lo tenang aja, gue semalem markir motor di rumah Eyang Maryu kok, jadi lo gak perlu khawatir kalo tetangga mikir macem-macem. Ini juga baju Maryu, gue minjem. Hehe," jelasnya menarik kain kaus milik Maryu yang menempel di tubuhnya. "Btw, sarung lo gue bawa, ya. Gue cuci dulu ntar gue balikin. Ya udah sih, gue pulang." Rentetan pamitan panjang dari mulut kelu Jayerssa selesai juga. Tanpa mengharap balasan Isana, Jayerssa buru-buru pergi meninggalkan rumah Isana.

Brak! Terdengar pintu rumah Isana yang ditutup kasar.

Di tengah kesendiriannya yang mendadak hampa tanpa Jayerssa, Isana kembali sesenggukan hebat menangisi semuanya. Tangannya memukuli dadanya yang sesak, seraya berpikir apa ia salah langkah sudah mengkhianati perasaannya sendiri yang ternyata rasanya jauh lebih sakit, melampaui batas angannya.

"Maaf, Jay. Gue takut jatuh cinta lagi."

Kemarin, setelah kepulangan Jayerssa dari rumahnya, Isana membolos sekolah lagi ke sekian kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin, setelah kepulangan Jayerssa dari rumahnya, Isana membolos sekolah lagi ke sekian kali. Entah sudah berapa kali dia bolos semester ini. Hari ini, Isana kuatkan hati saja untuk sekolah lagi. Demi sekolahnya, mau tak mau Isana harus menghadapi Jayerssa yang ia prediksi sudah berbeda sikap padanya. Isana yakin Jayerssa kecewa padanya. Mungkin keduanya akan jadi asing seolah tidak pernah kenal sebelumnya.

Di sela pergantian jam pelajaran pertama, Delia mendekati Isana yang duduk sendirian. Ya. Jayerssa tidak masuk sekolah hari ini, membuat Isana sedikit lega tak harus menghadapi cowok itu dulu. Setidaknya sekarang, saat hatinya memang belum siap.

l u s t j ä g e rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang