14.I'm not the only one

995 113 34
                                    

Aku bukan lagi satu-satunya untuk mu.
.
.
.

"Papa..." Panggil Julian namun tidak ada jawaban sementara Yibo belum juga melepaskan pelukannya.

"Pa___

Prang

Dalam sekali sentak, punggung Yibo menabrak dinding. Julian masuk kedalam kamar. Suara mengarah dari dalam kamar mandi.

Prang

Bunyi kaca pecah oleh sebuah pukulan dan Lian yakin dari ibunya. Daripada menunggu, Julian memutuskan untuk memaksa masuk. Dan benar saja seperti yang ia duga bahwa ibunya kembali menyakiti dirinya sendiri.

"Papa..." Julian memeluk ibunya dibawah shower yang masih mengalir. Genangan air bercampur darah yang keluar dari kepalan tangan ibunya dan dua sayatan pada lengan kanan nya.

Ingatan percintaan Kara dan Yibo kembali berputar dikepalanya. Desahan dan lenguhan itu mengalahkan miliknya dan Yibo tadi malam. Kejadian di mobil tersebut tidak bisa menutupi bagian Kara dan Yibo. Wajah kenikmatan Kara dan geraman nikmat Yibo ketika batang kejantanan nya terhimpit lubang sempit Kara membuat Xiao Zhan tidak sanggup hanya untuk melihat dirinya sendiri bahkan bertemu Yibo. Perjuangannya selama tujuh belas tahun sia-sia saja. Tujuh belas tahun nya dibayar dengan pengkhianatan yang sesungguhnya dari Yibo.

Rasa sakit merambat naik, merasuk hingga sum-sum dan sendi. Dia kalah bahkan setelah belasan tahun. Wang Yibo berbagi tubuh miliknya dengan orang lain sementara dirinya masih disini dengan hati, cinta dan tubuh yang utuh. Bagaimana harus menghadapi pemuda itu. Ketika menatap langsung Yibo, ingatan percintaan Kara dan dirinya kembali menghantui dirinya.

"Zhan apa yang___

"Keluar." Perintah Julian.

"Kau tidak punya hak untuk mengusir ku dari sisi isteri ku."

"Isteri? Aku? Lalu bagaimana dengan seseorang yang kemarin malam kau tiduri? Apakah dia seseorang jalang murahan yang___

"Xiao Zhan?"

"Hey!" Seru Julian membalas bentakan Yibo. Julian berdiri di hadapan ayahnya. Ia menatap pria yang baru saja meninggikan suaranya kepada ibunya

Sekalipun Yibo tidak pernah mencintai Kara, dan sudah mengakhiri hubungan antara mereka secara sepihak namun, Yibo tidak bisa terima jika sahabat nya, seseorang yang menemaninya dalam masa terpuruk nya di hina dengan ucapan seperti demikian.

"Turunkan nada bicara mu. Aku tidak akan segan terhadap dirimu, tidak peduli bagaimana pekerjaan mu dan hubungan diantara kita. Sejak kau hadir dalam kehidupan kami, tidak ada hari bahagia. Tidak ada senyum di wajah ibuku selain tangisan. Oleh sebab itu jika kau datang hanya untuk menambah duka maka pergilah dengan sukacita agar Papa bisa bahagia."

Wang Yibo mengeraskan rahangnya. Ia tidak akan mendengarkan Julian atau siapapun." Zhan dengar...."

"Keluar..." Sekalipun rasanya menyakitkan namun, mempertahankan Yibo disisinya sementara pria itu mencintai Kara maka sama saja dengan meminum racun. Akan lebih baik melepaskan kerena cinta tak selamanya memiliki akhir yang indah. Kisah Yibo adalah berakhir bersama Kara sekalipun dirinya adalah cinta pertamanya.

Dengar kalian yang ada diluar sana. Jangan bangga menjadi cinta pertama, sebab yang sejati adalah yang terakhir hingga maut memisahkan.

"Lian, usir dia atau Papa yang keluar."

Julian bukannya tidak mendengar namun, ini pertama kalinya ia mendengar ibunya dengan lantang menolak keberadaan Yibo. Kesalahan Yibo benar-benar sudah fatal dan dia sendiri tidak bisa menoleransi pengkhianatan suami ibunya.

"Lepas!" Yibo menghentak kuat lengan Julian membuat pegangan remaja itu terlepas.

"Zhan, jangan seperti ini, hm? Dengarkan aku dulu. Malam itu____

Xiao Zhan menutup telinga rapat-rapat. Ia tidak ingin mendengar apapun atau penjelasan apapun.

"Apa kau tuli? Papa bilang keluar berarti kau tidak dibutuhkan dan kesalahan mu sangat fatal."

"Julian? Aku peringatkan untuk melepaskan tangan mu."

Julian tidak takut sama sekali dengan suara tersirat ancaman tersebut. Perlu diketahui bahwa keduanya adalah kembar serupa baik fisik maupun perilaku.

"Hanya Papa yang berhak memberiku perintah." Ia menarik kasar pria itu membuat emosi Yibo tersulut. Dengan sekali gerakan ia melakukan kebedon mengunci pergelangan tangan Julian membuat remaja tampan itu terkejut. Tubuhnya terhimpit pada dinding dan selanjutnya ia merasakan benda dingin seperti besi mengikat tangan nya.

"Apa yang kau lakukan? Hey, lepaskan aku dan hadapi aku." Julian berontak. Yibo mendorong Lian keluar kemudi mengunci pintu nya. Zan yang baru saja bersiap ke sekolah, melihat saudara nya berdiri dengan tangan yang diborgol.

"Gege, apa kau melakukan kejahatan?" Tanya Zan polos. Ia tidak tahu apapun yang terjadi sejak tadi karena Daddy bilang untuk bersiap-siap padahal hari ini libur weekend. Tapi karena Daddy yang menyuruhnya jadi Zan patuh.

"Kejahatan matamu. Aku seperti ini karena...."

"Gege sedang bermain polisi-polisi bersama Daddy? Zan ikut dong..." Ia menunjukan Gigi putih nya membuat Lian rasanya ingin menangis saja.

Didalam kamar, Yibo berusaha untuk berbicara dengan Xiao Zhan namun, pria itu memilih acuh dan memunggungi Yibo. Dapat ia lihat balutan pada tangan itu terbuka bersamaan dengan ringisan kesakitan Xiao Zhan. Ia tidak pernah tahu bahwa Xiao Zhan memiliki hobi menyakiti dirinya sendiri. Sejak kapan Zhan berperilaku seperti itu. Sementara yang ia ketahui Xiao Zhan bukanlah seseorang yang dapat menyakiti dirinya sendiri.

"Jangan sentuh!" Peringat Zhan menjauhkan tangan nya dari Yibo. Setiap kali melihat laki-laki itu mengingatkan dirinya akan pernah penyatuan antara Kara dan Yibo.

"Aku bilang___mpht leph__" Xiao Zhan memukul pundak lebar pemuda itu. Yibo tidak menghiraukan dirinya sama sekali. Ciuman itu bukan lagi antara dirinya dan Yibo melainkan milik Kara dan Yibo yang melintasi kepalanya. Semakin Yibo berusaha untuk memperdalam ciuman mereka, bayangan itu semakin menekan kepalanya hingga keringat mulai berkumpul pada kening dan lehernya menyebabkan pacu jantung nya melebihi batas normal. Tubuhnya tremor seolah sentuhan Yibo adalah hal yang menakutkan. Deru nafasnya semakin memburu bersama dengan pukulan nya pada punggung Yibo hingga tak lagi terasa.

Wang Yibo melepaskan tautan bibir keduanya bersamaan dengan Xiao Zhan yang tak sadarkan diri. Mata pria itu melebar seketika," Zhan..." Beberapa kali ia memanggil namun tidak ada respon. Tidak bisa dibiarkan begitu saja. Xiao Zhan harus segera ditangani. Digendongnya istrinya dan melewati Julian dan Erzan.

"Ikut aku," Julian dan Zan menyusul Papa dan Daddy menggunakan motor.

"Tapi bagaimana bisa Gege menyetir kalau tangan Gege..."

Benar. Lian baru menyadarinya."Sialan!"

Diposisi lain, seseorang berdiri di depan cermin sembari tersenyum bahagia. Apa yang ia cari selama ini telah ia temukan. Adiknya, keluarga satu-satunya yang ia punya. Kara menghabiskan wine yang tercampur dengan obat lain yang tentu saja membuat pria itu patuh atas semua yang ia perintahkan. Sedang asik berbicara dengan Xiao Zhan hingga tak menyadari bahwa minuman tersebut sudah tercampur benda lain.

"Semoga Miloa tidak membunuh mu." Gumam nya. Sedikit ada rasa bersalah karena ternyata ia yang pertama kali membobol tentara tampan tersebut namun, setidaknya apa yang ia inginkan tercapai. Lagipula dia bukan perempuan yang akan mengandungnya atau apapun. Dia juga sudah memiliki seorang tunangan yang teramat ia cintai. Biarlah pengkhianatan tersebut berakhir pada hari itu saja.

.
.
.

Kembali lagi dengan Ken. Maaf slow update guys

**To Be Continued**

Heart StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang