Eyyoww, next eps hadir kembali. Jadi sebenarnya karakternya itu belum terlalu mencolok karena ini bukan konflik utama, ya. So, ikutin kelanjutannya!!
Happy Reading!!
•
•
•"Habis ini gue harap gue bakal lebih tenang kalo semua harapan itu hancur dengan tangan gue sendiri." Lanjutnya .
Risa mengubah posisi pegangan pisaunya, dan memulai ancang-ancang yang tertuju pada perut Alzar.
CEP!
Dua tangan itu dengan cepat menusuk, pisau hampir tenggelam sempurna ke perut datar itu. Darah segar mulai mengalir dan menyebar ke baju crop putih itu.
"Auraaaa!!!" Teriak Alin histeris.
*Saat ayunan Pisau ke arah Alzar, dengan cepat Fuji mengalihkan pisau dan membuat tangan Risa dan tangannya menusuk Aura.
"Aaaaaa." Talita berteriak histeris dengan wajahnya yang terbelalak ditutupi kedua tangannya hingga ia pun tersungkur ke tanah.
"Fuji! Apa-apaan Lo!" Pekik Ryu.
Aura mulai terlihat panik mendapati tangannya yang ikut berlumuran dengan darah segar, nafasnya tak beraturan, serta dadanya yang naik turun dengan begitu cepat.
"Sakit...." Lirih Aura, tubuhnya melemas, hingga Ryu memapahnya untuk duduk dengan perlahan.
"Nggak, nggak! Tolonggg!!." Alin kebingungan, wajahnya seakan ia yang telah berbuat salah, air matanya mulai menetes melihat kondisi Aura.
"Ga, ga!!! sumpah ini bukan gue. Aura, gue.." Ucap Risa gemetar sambil menggeleng kepalanya tak percaya.
"Ngejauh ga lo bangs*t!" Pekik Alzar yang menghalangi Risa yang ingin berjongkok di hadapan Aura.
Mendengar bentakan itu, air mata Risa mulai menetes. Ia pun berbalik dan mulai berlari tak tentu arah. Sementara itu Fuji hanya mematung sedari tadi.
"Aura.. Aura..., Lo harus tetap sadar. Jangan sampe Lo tertidur, oke?." Ucap Valdy terlihat panik, walaupun belum pernah terjadi padanya ia tau apa yang harus ia lakukan.
"Ra, gue izin ya?" Ucap Valdy berjongkok depan Aura meminta izin untuk memegang perutnya.
"Valdy... Sakit Val... Sakit.." Air mata kian menetes, membasahi pipi Aura yang mulai memucat dengan tangan yang menahan perut nya yang masih tertancap pisau.
"Lo mikirin apa anj*ng, Lo udah berusaha bunuh temen Lo sendiri, Fuji. Lo tau itu gak, hah??!" Bentak Haidar menekan-nekan Fuji, Fuji yang sedari tadi mematung tiba-tiba berlutut dengan tatapannya yang kosong.
"Bisa stop ga, cepet ledakin petasannya!." Teriak Valdy panik, petasan berguna agar para guru tau jika ada kecelakaan. Tapi ini lebih dari kecelakaan.
"Tahan ya? gue mohon, gue harus cabut ni pisau." Ucap Valdy yang sedari tadi menahan agar darah tak mengalir semakin deras.
"Apa?! Enggak-enggak."
"Lo bisa mati kalo pisaunya ga dicabut, dan Lo harus bersyukur pisaunya ga kena organ Lo." Jelas Valdy.
"Gakpapa saa, kita semua disini."
"Raa, gue pegangin Lo ya." Ucap Alzar kearah Aura.
"Ga usah deket-deket Lo sama Aura. Aura kek gini gara-gara Lo bangs*t!." Pekik Ryu yang kini hampir tak ada jarak antaranya dengan Alzar.
"Anj*Ng!." lontar Alzar sembari mendorong Ryu.
"Bisa diem dulu ga, ga Liat situasinya apa! Kalian kalo mau berantem mending cabut aja sana!!." Ucap Alin dengan lantang.

KAMU SEDANG MEMBACA
3 Days
FantasySebuah SMA mengadakan sebuah kegiatan outbound untuk para siswa kelas XI. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari, para siswa akan meneliti, menganalisis isi disekitar hutan dan mereka akan bertahan hidup dihutan tersebut. Hingga suatu kejadian...