ramalan terbukti

10 1 0
                                    

Jeng jeng jenggg
Next part is coming
Dia siapa ya kira-kira, monster? Alien? Makhluk dunia lain? We never know kalo ga baca kelanjutannya
Check it out guysss
Happy reading!!


"

"Ini bukan tempat pembuangan manusia! Sudah ku bilang jangan macam-macam dengan siapapun kalau kau tidak tau apa-apa, sampai kau ingin membawa mereka pulang." Ujar seorang pria berbadan kekar.

"Ayaahh, itu mereka. Mereka lahh yang ada dalam ramalan." Balas lelaki muda.

"Kamu terlalu terlarut dalam buku, itu tidak ada yang nyata! Lagi pula, itu tidak membuat kekuatan mu bertambah!. Pergilah berlatih, atau buku-buku mu itu ayah buang!." Tegas pria mengibaskan tangan seolah mengusir anaknya.

Tanpa mereka sadari, Haidar menguping pembicaraan sang ayah dan anak. Matanya memang masih terpejam, tapi ia sadar. Kini ia pun bingung harus bagaimana, mereka semua terjerat dalam jaring akar yang begitu kuat dan padat. Ia sangat takut jika lelaki kekar itu mengetahui jika ia sudah sadarkan diri.

Haidar sedikit mengintip keluar, melihat lelaki itu marah sembari meratapi anaknya yang keluar rumah dengan perasaan kesal. Rumah? Yang benar saja ini bukan rumah sama sekali, lebih tepatnya pohon yang memiliki rongga yang begitu besar untuk mereka tinggali. Dari dalam memang seperti rumah dengan dinding kayu, tapi dari luar ini benar-benar pohon. Sepertinya rumah yang dibuat burung dengan patuk-nya tapi dalam ukuran seribu kali lipat, sangat menakjubkan.

Lelaki kekar itu pun menoleh ke arah mereka, ia pun mulai mendekati jaring akar yang dipenuhi oleh manusia-manusia yang sedang tak sadarkan diri. Menatapnya tajam lalu menyeret mereka keluar dari kubah pohon itu. Haidar makin ketakutan, entah apa yang akan lelaki itu lakukan pada mereka. Hingga langkah lelaki itu terhenti.

"Apakah benar ini benar-benar mereka? 4 pria, dan 4 wanita. Kenapa mereka begitu kecil? Hmmm..." Monolog pria itu heran lalu melanjutkan langkahnya.

Haidar yang Sadarkan diri sedikit kesakitan dengan gesekan tanah dari sela-sela jaring, tetapi ia hanya berusaha untuk menahannya. Ditengah suara langkah kaki dan seretan jaring yang begitu kasar, sebuah suara mendengung seperti sirine terdengar.

"Ada apalagi yang terjadi disana?." Pria itu menghembuskan nafas kasar, lalu mempercepat langkah kakinya.

Ekspektasi Haidar saat membuka sedikit matanya adalah mereka diseret dengan cepat sampai tak berasa. Ternyata mereka terbang menaiki sebuah daun yang berukuran begitu besar, benar-benar besar.

"Aaaaa!." Sebuah teriakan mengejutkan pria kekar itu, itu suara Talita.

Dengan cepat dan kesusahan, Haidar menutup mulut Talita yang tanpa ia ketahui sudah terbangun mendapati pria itu menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Kalian sudah sadar ternyata. Tetap tenang dan diam atau kalian akan mati." Ujar pria itu.

"Lepaskan kami!!! Tolong lepaskan, kalian ini siapa hah!!." Tegas Talita.

"Lepaskan? Coba kalian lihat kebawah."

Mereka lihat dari atas jika dibawah mereka adalah hutan lebat dengan batang tajam seperti duri, tetapi ukurannya begitu sangat besar. Selain itu banyak sekali akar-akar merambat dengan duri tajam di setiap diameternya.

Talita menelan salivanya kasar, mendapati umur dirinya yang sepertinya tidak mencapai umur yang pas untuk menikah. Oke, ini bukan waktu yang pas untuk memikirkan pernikahan dan jodoh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang