anak-anak Aktif

18 4 0
                                        

Hello, this the new part
Gue ga tau kalian baca ceritanya ngerasa cringe or something, jadi mohon bantuannya kalo ada yang salah 😄

So, happy reading guysss!!
I hope you're all like it


Walaupun lelah, Aura begitu menikmati malam itu. Ditambah deru angin yang dingin dan pepohonan yang bergoyang. Ia dengan tenang menyantap sosis terakhirnya sambil berangan-angan, padahal teman-temannya sudah tidur semua di dalam tenda.

Hingga suara hentak kaki terdengar dari belakang.

"Aura.."

"Ryu? belum tidur kahh?" Suara itu adalah Ryu.

"Tadi sih udah, pas gue bangun gue liat member kita kurang satu. Ternyata lo masih diluar belum tidur." Ryu mengambil posisi duduk di atas kayu tepat disamping Aura.

"Bukannya ga bisa tidur, tapi gue harus manfaatin momen kek gini. Jarang-jarang gue bisa natap langit malam selama ini." Ujar Aura

"Ga takut kah?" Tanya Ryu.

"Hantu? Kenapa takut? Justru manusia itu lebih menakutkan tau. Mulut mereka lebih mematikan dari bisa ular, tapi kalo ketemu ular gue takut sih." Ucap Aura, keduanya tertawa kecil.

"Sesuka itu ya sama langit?" Tanya Ryu penasaran.

"He'em, langit ga bakal ngecewain sih kata gue. Malah dia yang bikin gue nyaman, dan gue terjebak dalam kenyamanan itu." Ujar Aura termenung menatap ke atas langit.

"Gue jadi mau jadi langit." Ucap Ryu sambil tersenyum pada Aura.

"Tiba-tiba banget. Kenapa?"

"Disukai banyak orang, tapi gue ga mau jadi air hujan yang bisa nutupin kesedihan orang. Gue benci terlibat masalah sama orang."

"Ga salah sihh. Tapi coba deh, sekali-kali lo dengerin curhatan dari orang."

"Hanya ada satu kata, menyakitkan. Gue yakin, naluri gue bakal ikut sedih kalau denger cerita orang." Ucap Ryu yang kini senyumnya pudar.

"It's okey, tanggapan orang beda-beda. Terlihat dari sifat lo yang agak dingin."

"Dingin?" Sontak Ryu diikuti tawa kecil darinya.

"Iya, engga ya?" Ryu hanya mengangkat bahunya sambil memanyunkan bibirnya.

"Ohh ya, tadi gue habis gambar. Coba liat." Lanjut Aura, ia pun menunjukkan sketsa dirinya yang duduk di depan tenda sembari memandangi langit malam.

"Ini Lo ya, imajinasi lo kuat juga ya. Bisa gambar diri sendiri." Ucap Ryu melihat sketsa milik Aura.

"He'em, hanya membayangkan saja. Gimana? Bagus ga?"

"Bagus... Cantik."

"Hemm?!." Mendengar itu Aura membelalak menatap Ryu dengan jantungnya yang sedikit berdegup kencang, sejujurnya Aura masih ada rasa dengan Ryu sejak terakhir kali ia ingin berhenti mengagumi. Ia tak tau perasaan itu masih nyata atau tidak.

"Sketsa nya cantik, bentar lagi bisa ikut ninja warrior." Canda Ryu, tabokan Aura pun mendarat di bahu Ryu.

"Ihh sempet2 nyaa ngelawak. Master chef kali." Sekejap keduanya pun memandangi satu sama lain lalu tawa pun terdengar dibawah langit malam.



Hari kedua datang, disambut cerah oleh mentari yang berusaha masuk ke tenda melewati celah-celah pepohonan. Fuji dan Aura mulai menyiapkan masakan untuk pagi itu dengan beberapa persediaan makanan. sungguh bau yang membuat selera makan meningkat. Valdy dan Ryu pergi mengambil air yang tak jauh dari kawasan tempat mereka memasang tenda. sementara itu, Haidar dan Alzar masih terlelap di tenda mereka.

3 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang