Dihantam siang dan malam

2.1K 146 0
                                    

''Apakah, Akhh, Mngm, ini cukup''

Tubuhnya yang memanas tidak juga mereda, posisinya menungging, tangannya menjangkau ke belakang berusaha dengan keras memasuk keluarkan 'batang buatan' yang terbuat dari batu giok, merasa tidak cukup karena besarnya tidak sebesar milik 'Al', jemarinya menenggelamkan 'batang buatan' itu masuk semakin dalam, rasa dingin dari batu giok membuat lubangnya semakin menutup.

''Al, Tolong''

Dia seperti pelacur yang memohon untuk disetubuhi, dia menyalahkan para bajingan yang memberikannya obat perangsang, sudah di setubuhi sebanyak 3 ronde tetapi panas dan denyut gatal terus menyiksanya, tubuhnya ambruk dengan posisi menyamping dan pahanya mencoba saling menutup, denyut dibatangnya menyiksanya, tangannya mencoba menjangkau batang miliknya tetapi tangan putih menahannya.

''Itu bukan bagianmu sayang''

Mata Rayen sayu dan berair, tubuhnya penuh tanpa gigitan dan hisapan, tatapannya tidak fokus dan kebingungan, lucas yang sudah tidak tahan atas pemandangan ini langsung melumat bibir rayen, menggigit dan menghisap dengan kuat.

Plop...

Tubuh rayen menegang karena 'batang buatan' itu ditarik dari lubang bawahnya, membuat suara hisapan, dia tidak bisa bersuara karena bibirnya sedang dilumat, menyisakan tetesan air liur dan air mata.

''Mmmhmm''

Cumbuan tidak berhenti saat batang yang besar masuk dengan mulus ke lubang yang sudah dimasuki berkali-kali, suara becek terdengar dengan satu hentakan kuat, rayen memaksa pangutan bibirnya terlepas, tangannya mencakar otot kokoh lucas saat kenikmatan menderanya.

Pa-Pa-Pa-Pa

''Mhmhh, akh, Al, lebih dalam, akhh''

Kakinya ditekuk sampai ke dada, ujung batang besar masuk ke dalam tubuhnya dan menumbuk prostatnya, rayen sudah setengah sadar dan hanya bisa menjerit kenikmatan, tumbukan itu begitu cepat, menimbulkan suara hantaman dan cairan yang diaduk didalam perutnya.

''Lubangmu nikmat sekali sayang, sering aku gunakan tetapi tetap menjepit kuat''

Suara itu penuh dengan hasrat, mata lucas yang berwarna coklat berubah menjadi seperti lelehan emas yang terang, sodokannya semakin kuat, matanya melihat rayen yang terus mendesah dan menjerit dengan tangannya mencengkrang seprai dibawahnya, tangan Lukas menekuk kaki rayen sampai maksimal dan menghantam lubang itu tanpa ampun, batang besar itu keluar masuk dengan cairan yang ikut menetes disekelilingnya.

''Akhhh''

Kesadaran rayen sudah menipis saat cairan deras masuk ke dalam tubuhnya.

Plop

Saat batang besar itu keluar, sebagian cairan ikut merembes keluar, lucas menjilat bibirnya, dia belum puas, dia menginginkan lagi dan lagi, ada botol dengan cairan sewarna jeruk, lucas meneguknya lalu melumat bibir rayen, menyalurkan cairan ke mulut rayen, membuat rayen meminumnya beberapa kali.

Rayen membuka matanya, merasa kesadarannya mulai pulih dan sakit ditubuhnya mulai berkurang dengan sangat cepat, dia tidak tau apa yang lucas berikan kepadanya sehingga efeknya membuat tubuhnya yang sudah porak poranda terasa segar kembali.

''Sayang, apa kamu mendengar suara diluar''

Mengabaikan denyut dilubangnya, rayen mencoba fokus, dia tidak tau saat ini ada dimana, mereka berdua berada dikamar dengan dinding kayu dan beberapa sulur pohon merambat melilit di tiang-tiang, kamarnya tidak besar tetapi sangat nyaman.

''Itu suara air?''

Lucas menarik tubuh rayen, meminta rayen melilitkan kakinya ke tubuh lucas, menggendongnya dengan sebelah tangan menopang pantat rayen, rayen melingkarkan tangannya ke punggung lucas, saat pintu terbuka dan lucas berjalan ke teras kamar, rayen akhirnya tau dimana mereka berada.

Rumah pohon, mereka berada di pohon tinggi yang tumbuh dekat dengan sisi air terjun, dari tempatnya rayen bisa melihat derasnya air terjun dibawahnya dan jernihnya danau dibawahnya.

Tunggu dulu, sejak kapan didesanya ada air terjun?.

Tetapi bukan itu yang membuatnya terpana, pepohonan di tempat ini semuanya memiliki daun berwarna-warni, sebagian bercahaya, banyak mahluk seperti kunang-kunang yang berkeliling diantara pepohonan, malam yang gelap gulita diterangi dengan berbagai macam pohon dan bunga yang tidak pernah dia lihat sama sekali.

''Aku akan membawamu ke bawah, berpegangan yang erat''

Keduanya tanpa pakaian, rayen menjerit saat merasakan tubuhnya jatuh ke bawah, lucas terjun dari atas pohon dengan memeluk lucas dan langsung menceburkan keduanya.

Rayen yang tidak siap merasakan air masuk ke mulutnya, lucas langsung menarik tubuhnya didalam air dan memberikan ciuman, menyalurkan udara, memeluk tubuh rayen, keduanya terjerat didalam air, saat rayen merasakan dadanya mulai sesak, lucas menariknya ke atas.

''Uhuk, Uhuk''

Rayen terbatuk dan menarik nafasnya kuat-kuat.

''Apa kau tidak apa-apa?''

Lucas menepuk punggungnya.

''APA KAU SUDAH GILAA''

Rayen menepuk tangan lucas yang masih sempat menggerayangi pantatnya, matanya melihat ke atas, ke rumah pohon di sisi air terjun teratas, bagaimana bisa pria dihadapannya ini dengan santainya loncat tanpa sehelai benangpun di tubuh mereka.

''Sepertinya begitu''

Lucas tertawa dan memeluk rayen, mencumbunya, tangannya menguleni pantat rayen.

''Cu-cukup, aku lelah''

Dia mencoba protes saat kedua bibir terpisah, lucas yang tidak puas masih mencumbu dan menghisap leher rayen.

''bukankah tubuhmu sudah membaik sayang?''

Rayen ingin menanyakan cairan apa yang tadi dia minum, tetapi belum sempat dia bersuara lucas sudah mengangkat tubuhnya, memposisikan 'lilitan gurita'' dimana rayen melilit tubuh lucas, punggungnya menyentuh batu super besar yang ada ditepi danau, rayen hanya bisa merintih saat lubangnya di sumpal kembali oleh batang besar itu.

Rayen mendongak dan menatap bulan yang berwarna merah, tetapi dia bahkan belum bisa mengagumi keindahannya saat sodokan demi sodokan tepat mengenai prostatnya dan membuatnya menjerit kenikmatan.

''Al, akh, al, terlalu dalam, akhh''

Rayen terus mendesah dan menjerit, sudah tidak lagi bisa mempedulikan apapun, dia tidak merasa kedinginan terutama tubuhnya didekap, cumbuan, lumatan, hantaman, rayen merasa tubuhnya yang membaik mulai porak poranda kembali.

Dia hanya bisa pasrah saat ronde demi ronde dilewati, saat kakinya di kangkangkan atau saat pantatnya menungging menerima hantaman batang besar, putingnya sudah sangat bengkak dan merah, sekujur tubuhnya sudah penuh dengan tanda dan gigitan, sudah tidak ingat lagi waktu, saat dia lelah lucas akan memberinya minum dan membuatnya kembali membaik, cairan itu membuatnya segar dan perutnya bahkan tidak lapar.

''Cu-KUP, Al''

Saat dua hari sudah berlalu, rayen benar-benar pingsan, cairan deras dan kental berwarna putih keluar dari lubang tubuhnya, lucas merasakan kepuasan sex yang teramat sangat yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya, walaupun dia masih menginginkannya, tetapi kali ini sudah cukup, dia membungkuk dan mengecup kening rayen.

''Apa yang harus kulakukan padamu, sayangku''

Lucas berbisik, waktu tiga bulan ternyata terlalu cepat untuknya, saat dia sudah kembali ke istana, segalanya tidak akan lagi mudah.

LUCAS' BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang