kesedihan yang tak terucap

1.2K 139 2
                                    

"Naga kecil, tolong turun"

Rayen terengah-engah setelah dia berlari mengelilingi gua, didalam gua hanya ada dia dan naga kecil, gua ini hangat dan banyak ruangan lain terhubung dengan lorong-lorong, saat rayen menyusuri sepanjang gua untuk mengejar-ngejar naga kecil, dia menemukan taman penuh kupu-kupu pelangi, ruang besar yang berisi bantal-bantal raksasa, kolam air panas yang seperti danau luasnya, dan banyak sangkar emas berisi binatang langka.

Gua ini lebih seperti tempat tinggal yang sangat nyaman.

Tempat tinggal naga

Rayen membaringkan tubuhnya dilantai, mengasuh naga kecil tidak semudah yang dibayangkan, naga kecil itu tidak suka datang ke kastil naga, dan menolak untuk berjemur, butuh perjuangan untuk rayen menahan naga kecil 'tidak melarikan diri', walau kemampuan terbangnya masih rendah, tetapi sangat lincah.

Semua yang diinginkan lucas di tolak mentah-mentah oleh naga kecil.

"Aku sudah sebulan lebih mengurusmu, bahkan tidak sekalipun bisa membawamu ke kastil naga"

Dia menunjukan wajah yang sangat sedih ke naga kecil, lucas bilang kalau naga itu isi kepalanya sama dengan anak usia 5 tahun, sebulan ini yang rayen lakukan hanya bolak-balik dari kamar lucas ke gua naga.

Dia sudah meminta tempat tinggal lain ke lucas, tetapi di tolak mentah-mentah, lucas bilang lebih praktis untuk tinggal dikamarnya.

Rayen mendengus kesal

Bajingan itu terus menidurinya setiap ada kesempatan, terakhir kali dia bahkan harus menangis untuk berhenti setelah dua hari nonstop tubuhnya disodok tanpa henti.

Naga kecil turun dan menempatkan kakinya di dada rayen, buntutnya menepuk-nepuk dada dengan tidak sabaran, terus mengoceh dengan bahasa yang rayen tidak mengerti.

"Ayahmu bilang dia sangat sibuk, aku bahkan tidak melihatnya seminggu ini, ibumu yang naga merah itu bahkan tidak terlihat"

Plak, buntut naga menampar muka rayen.

"Dia bukan ibumu?"

Naga kecil itu memelototi rayen dengan mimik kesal.

"Seminggu lagi aku harus menemui keluargaku selama tiga hari, kamu jangan menangis  ya"

Rayen tertawa saat buntut naga menggeplak kepalanya, itu seperti kekuatan tangan anak usia 5 tahun.

Naga kecil menepuk batu dikalungnya dengan ekornya, batu itu adalah alat komunikasi yang terhubung dengan lucas, rayen juga memiliki satu, sudah sejak pagi keduanya berusaha menghubungi lucas tetapi belum juga tersambung.

Lingkaran seperti cermin muncul di hadapan mereka, didalamnya ada wajah lucas, rambut pria itu sedikit berantakan.

"Apakah kalian baik-baik saja?"

Rayen ingin menjawab tetapi didahului oleh naga kecil, ocehan yang dia tidak mengerti.

"Ayah benar-benar sibuk, kalau kamu ingin jalan, aku akan mengirim paman lucary menjemput kalian"

Lucas sepertinya memahami bahasa naga itu.

"Menyamar saja sebagai kucing kecil"

Naga itu mengeluarkan geraman panjang tanda protes.

"Menyamar atau tidak sama sekali"

Lucas memberikan ultimatumnya, rayen akan berbicara saat lucas memutuskan sambungan komunikasi sihir.

Dalam seminggu ini, bahkan sepatah katapun tidak kamu ucapkan kepadaku.

Saat mereka hanya berdua, lucas begitu hangat dan memanjakannya, tetapi diluar itu, rayen menyadari sikap dingin lucas.

LUCAS' BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang