disodok dihari hujan

2.2K 138 1
                                    

"Siapkan batu rekaman, kita akan membuat hidupnya hancur"

Rayen merasakan suara di sekelilingnya, kepalanya sakit dan berat, tubuhnya diikat tali dengan kuat dan matanya ditutup kain.

"Berikan dia afrodisiak, setelah itu lemparkan ke tempat itu, dan setelahnya kita putar batu rekamannya di alun-alun desa"

"Tapi bisakah kita menggilirnya duluan?"

Rayen merasakan air masuk ke tenggorokannya, dia tersedak dan terbatuk, seseorang menendang tubuhnya, tidak lama tubuhnya tiba-tiba memanas, dia menggeliat.

Sialan, mereka memberinya obat perangsang, apa yg akan mereka lakukan?

Dia merasa jijik saat salah satu dari mereka meraba tubuhnya.

BRAK!!!

rayen mendengar keributan yang dibarengi dengan jeritan tajam, bau darah yang pekat menyebar, rayen mencoba melepaskan tali yang mengikatnya.

"Jangan dipaksakan, nanti tanganmu terluka"

Rasa lega melingkupi dadanya dan tubuhnya merileks saat mendengar suara itu, tali terlepas dari tubuhnya, rayen akan membuka penutup matanya saat tangan itu menahannya.

"Jangan dilepas dulu, ini bukan pemandangan bagus"

Rayen merasakan tubuhnya diangkat, wangi yang dia kenal membuat panas yang menyiksanya, dia digendong dan jemarinya meraba dada pria itu, lalu tangannya memeluk punggung kokoh yang menopangnya.

Lucas melangkah dengan menggendong rayen, melihat sekeliling yang kacau balau, darah tergenang dimana-mana.

"Aku akan membuatmu melihat neraka apabila kau tidak mengatakan siapa yang menyuruhmu"

Senyum sedingin es membekukan ruangan itu, didepannya ada orang berlumuran darah yang ditekan oleh 'roh' wanita berjubah merah, raungan kesakitan menggema diruangan itu.

Rayen semakin erat memeluk lucas, dia tidak bisa lagi peduli dengan suara-suara disekelilingnya, panas menyiksanya, rayen menggesekan dadanya ke dada lucas.

"Ada yang tidak sabaran"

Lukas tertawa, dia keluar dari ruangan, jemarinya menjentik dan api besar membakar bangunan itu.

Untuk pelaku utamanya, dia memiliki beberapa tersangka.

"Habisi semua saja"

Roh pelindungnya menghilang dan melaksanakan tugas itu.

.........

"Akh, AL, Lagi, lebih dalam"

Jeritannya melengking, wajahnya terkena angin dingin, tubuhnya menempel erat dipangkuan, pantatnya dicengkram oleh lucas, kakinya melilit di pinggang lucas, dia harus berpegangan dengan erat pada punggung kokoh didepannya atau dia akan terjatuh.

Lubangnya yang sudah basah langsung disodok tanpa pemanasan, setiap hentakan seirama dengan kuda yang sedang mereka tungganggi.

Iya, mereka ada di atas kuda dengan hujan mengguyur keduanya, angin dan hujan dingin tidak bisa memadamkan hasrat yang sudah membara, lucas menggertakan dirinya saat merasakan hisapan kuat dilubang yang dia sodok, dia mempercepat laju kuda yang semakin mempercepat ritme sodokannya.

"Mmh, AKH, ENAK, AL, terus"

Semakin dalam batang itu masuk ke tubuhnya, semakin rasa gatalnya mereda, setiap dia memohon, sodokannya akan semakin kuat dan dalam, kepala rayen mendongak ke langit, membiarkan air hujan masuk ke mulutnya, suara basah dan benturan daging dibawah tubuhnya teredam oleh hujan yang semakin deras.

"AL, sakit, akh, nikmat al"

Pa-pa-pa-pa-pa

Rayen sudah tidak tau apa yang dia katakan, tubuhnya di balik dan dia harus berpegangan pada tali kekang kuda? Pinggulnya dipegang dengan erat dan benturan daging terus bergema, rayen menjerit saat sodokannya sangat dalam dan membentur perut bagian dalamnya.

Air matanya mengalir, tubuhnya bergetar dengan banyaknya cairan panas masuk ke dalam tubuhnya, sangat-sangat banyak dan membuat perutnya sakit.

Dia tidak tau kapan diturunkan dari kuda, tubuhnya melilit ke tubuh lucas seperti gurita, cumbuan dan hisapan lidah tidak berhenti, jemari panjang lucas mengobok-obok lubangnya, menyebabkan sebagian cairan yang belum terserap menetes sepanjang lucas berjalan.

.....

LUCAS' BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang