ayo kita berpisah

1.5K 123 1
                                    

Jubah terbuka, rayen menyesuaikan matanya terhadap cahaya, dia sedang duduk di atas tempat tidur, matanya melihat wajah lucas yang sedikit berantakan dengan beberapa goresan dipipinya.

"Kamu terluka"

Rayen akan mengusap darah diluka goresan itu saat lucas meraih jemarinya, dia tersentak saat lucas menarik tubuhnya, memeluknya dengan erat.

"Maaf"

Rayen berkata dengan lirih

Maaf karena aku datang mengganggu kebahagiaanmu.

Rayen merasa lidahnya tercekat, tidak berkata apapun lagi, tindakan lucas untuk menolongnya telah menghangatkan hatinya, tetapi dia takut, saat kalimat keluar dari mulutnya, rasa sakit dan cemburu dihatinya yang akan mengambil alih.

Lucas melepaskan pelukannya, berdiri dan membuat jarak dari rayen.

Matanya memandang setiap inci wajah rayen, tangannya mengepal dengan erat, ada tekad dan kesedihan pada mata yang biasanya sedingin es itu.

"Rayen, beberapa waktu kedepan aku sangat sibuk, ayo kita tidak bertemu untuk sementara, dan kamu tidak perlu menemui tongtong sampai batas waktu yang kutentukan"

Rayen terhenyak, terdiam, tidak menyangka bahwa perpisahan itu begitu cepat, dia mengabaikan rasa sakit yang seolah membelah jantungnya, kesedihan yang menjalar ke seluruh tubuhnya dia tahan agar tidak menetes menjadi air mata.

"Baiklah"

Lucas terdiam, bukankah seharusnya dia senang rayen dengan mudah menyetujuinya, bukankah seharusnya dia senang semua bisa selesai dengan mudah, tetapi ada ketidakrelaan yang mencengkram dadanya, ada emosinya yang begitu kuat menentang hal itu dan mengancam menenggelamkan logikanya.

"Semua janjiku padamu akan aku tepati,  jangan pernah melepaskan kalung dan gelang yang aku berikan demi keselamatanmu"

Lucas membalikan tubuhnya, setiap langkah begitu berat baginya.

"Lucas, bisakah kamu menyentuhku untuk terakhir"

Langkah lucas terhenti, emosi yang kuat melilitnya, dia membalik tubuhnya saat kata-kata rayen terucap.

"Aku hanya pergi sementara"

Lucas kembali menegaskan maksudnya, rayen hanya tersenyum pilu

Tetapi aku belum tentu ada saat kamu kembali.

"Kumohon"

Lucas melepaskan jubah dan bajunya yang berlumuran merah, dia mengabaikan goresan ditubuhnya, beberapa serpihan bahkan ada yang masuk ke kulitnya, itu bukan hal yang penting baginya karena dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri.

Dia menekan rayen di atas tempat tidur, bibirnya mencumbu dan menghisap, tangannya melepaskan semua pakaian ditubuh rayen, setiap kecupannya begitu dalam, rayen bahkan harus meronta saat dia kehabisan oksigen, saliva tersambung diantara bibir keduanya.

Rayen, semakin lama aku bersamamu, semakin dalam kewarasanku terenggut.

Inci demi inci tubuh rayen dihisap, lucas menggigit puting yang sudah menegang, kakinya menggesek selangkangan rayen, dia menikmati menghisap puting dan meninggalkan gigitan di dada kecoklatan.

Perpisahan sementara ini akan memberiku ruang untuk berfikir kembali tentang arti dirimu bagiku

Lucas mengangkangkan kaki rayen, memasukan jari demi jari untuk pemanasan, kedua bibir kembali menyatu, sentuhannya tidak seganas biasanya, terasa begitu lembut.

"Lucas, cepat"

Rayen gemetar dengan setiap sentuhan, denyut dan panas tubuhnya tidak tertahankan.

"Akhhh"

Satu hujaman langsung menenggelamkan seluruh batang besar ke dalam tubuhnya, rayen menikmati setiap cumbuan, setiap gigitan dan setiap tumbukan, dia akan mengukir rasa cinta dan sakit ini dihatinya.

Lucas tidak perlu mengetahui, bahwa air mata yang mengalir dimatanya bukan hanya karena kenikmatan.

"Lebih keras, lebih dalam, akhh

Malam ini dia terus memprovokasi lucas, menyebabkan kelembutan pria itu berubah menjadi keganasan, sodokan demi sodokan semakin kasar memancang tubuhnya, cairan yang mengisi perutnya merembes keluar dari lubangnya.

Dia memeluk lucas dengan erat.

Aku mencintaimu

Bahkan satu kata itu tak mampu dia ucapkan.

........

LUCAS' BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang