burung panggang

1.5K 149 3
                                    

Kesadarannya terkadang ada, terkadang tenggelam dalam kegelapan, hanya merasakan tangan dingin yang sesekali membelai wajahnya, tubuhnya terasa terbakar dan rasa sakit menjalar disepanjang punggungnya.

Apakah dia akan mati?!
Monster itu berkata waktunya hanya dua hari.
Bagaimana keadaan al?!
Apakah dia bisa selamat?!

"Al"

Gumamannya begitu lirih, mersakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya.

Di mimpi samarnya, dia merasakan tinggal diruangan yang sangat megah, didekap dengan hangat, tubuhnya yang sakit mulai merasa nyaman.

"Tidurlah"

Suara lembut itu bukankah suara al?, dia hanya merasa tenggelam dalam kegelapan yang nyaman.

Rayen membuka matanya, mencium bau makanan yang sangat enak diudara, melihat sekeliling dan menyadari dia ada dikamarnya

"AL, KAMU DIMANA AL"

dia ingat terakhir kali mereka ada dihutan, dia sangat cemas, pintu kamarnya terbuka saat dia mencoba turun dari tempat tidurnya.

"Jangan turun dulu, tubuhmu masih lemah, aku sudah mengeluarkan semua racunnya, kamu masih membutuhkan istirahat"

Rayen terpana menatap pria didepannya yang hanya mengenakan pakain rumah sederhana yang longgar dan memperlihatkan sebagian besar dadanya.

Rayen berharap air liurnya tidak menetes.

"Bagaimana dengan monster itu, bagaimana caranya keluar dari sana?"

Rayen menyenderkan tubuhnya dikepala tempat tidur, melihat pria itu mengatur meja kecil agar dia bisa makan, wangi bubur sangat menggoda, ada jamur dan kuning telur yang menghiasi atasnya.

"Makan dulu, setelah itu baru bicara"

Rayen melirik pria disampingnya sambil menyuap makanan, memastikan dia tidak terluka, monster kegelapan yang memiliki kecerdasan bukan lawan yang mudah, penyihir level menengah tanpa dibantu kesatria belum tentu menang, tetapi pria itu membawanya pulang tanpa terluka.

"Habiskan, sore ini aku akan membuatkanmu cake merion"

Mata rayen berbinar saat mendengarnya, tetapi langsung memucat ketika dia mengingat sesuatu.

"Sudah berapa lama aku tertidur?, aku ada janji berlatih pedang untuk acara perayaan desa"

Bubur dimangkuk langsung ludes, rayen menggigit sendok kalau dia ingin lagi.

"Hanya 3 hari, pagi ini ada temanmu yang berambut merah datang, aku sengaja mengusirnya, sepertinya kalian cukup dekat"

Rayen merasakan dingin merambat disekelilingnya.

"Dia teman bermain pedang, hanya itu"

Dia menundukan wajahnya dan berguman, jemari panjang menangkup wajahnya dan memaksanya untuk mendongak, topeng diwajah pria itu tidak bisa menutupi mata sedingin es itu.

"Hanya teman?"

Setiap kata ditekan dengan kelembutan sedingin es.

"Te-tentu saja, sebelum denganmu aku tidak pernah memiliki asmara dengan lelaki"

Rayen tidak perlu mengatakan bahwa dia tidak menyangka akan menjadi pihak yang ditekan.

"Baiklah, karena kamu baru sadar, kamu tidak bisa makan banyak, setelah benar-benar pulih aku akan membuatkan sesuatu yang enak"

Rayen melihatnya merapihkan peralatan makan.

"Jangan masak terlalu banyak, nanti aku bulat seperti babi, kamu hanya makan sedikit dan aku yang selalu menghabiskannya"

Dia benar-benar dimanjakan akhir-akhir ini.

"Tidak masalah, aku akan membuatmu berolah raga setiap malam"

Rayen merasa lubang dibawah tubuhnya berdenyut saat memikirkan arti 'olah raga'.

"Lalu soal monster itu"

Dia mencoba mengalihkan pandangannya dari otot dada yang menggoda.

"Entahlah, aku hanya mencoba mencari jalan dan keluar begitu saja"

EH?!!!

"Itu tidak mungkin"

Rayen hampir berteriak saat mengatakannya, mulutnya dibungkam dengan ciuman lembut, dilumat dan dihisap, lidahnya terjerat dan tangannya melingkari punggung lucas tanpa sadar,

Wajahnya memerah saat benang saliva menghubungkan kedua bibir mereka.

"Tentu saja itu tidak mungkin, tapi tidak sekarang penjelasannya"

Rayen tidak diberikan waktu protes saat bibirnya kembali dilumat, kekawatiran dihatinya membesar tetapi dia tidak ingin memikirkannya.

Dia hanya ingin menikmati dimanja saat ini.

Hari perayaan desa tinggal dua hari lagi, tubuh rayen sudah pulih, dia berhasil bernegosiasi dengan 'al' untuk tidak menidurinya, dia tidak berhasil mendapatkan hewan buruan dan kesempatan mendapatkan hadiah hanya dari lomba adu pedang, dia mendengar gosip yang mengatakan bahwa hadiah tahun ini sangat menarik.

Trang- trang - trang

Keringatnya mengucur deras, sudah satu hari ini dia berlatih dengan renald, keduanya menargetkan posisi juara, sedangkan pria itu pergi entah ke mana dan hanya bilang 'aku punya kejutan untukmu nanti'

Rayen pulang ke rumah dengan bau matahari disekujur tubuhnya, dia melihat dari kejauhan saat melihat pria itu sedang melakukan sesuatu di halaman belakang rumah.

"Allll"

Rayen berlari dan melompati pagar, senyum cerianya sehangat mentari, tubuhnya langsung dipeluk, dia merasakan kecupan dilehernya.

"Aku kotor, jangan cium aku, AL"

Pantatnya diremas, dia mendengar helaan nafas yang berat.

"Kalau bukan karena aku sudah janji, apakah kau sengaja ingin menghancurkan pertahanan diriku?, aku suka sekali kamu yang seperti ini, kurasa kita harus menjadwalkan bercinta di atas kuda, atau ditengah hujan, aku juga ingin mencoba saat kamu sedang berlatih pedang dan-"

Rayen menutup mulut yang hanya bisa memikirkan hal cabul dengan tangannya, kalau bukan karena acara desa, dia juga tidak tahan dengan lubang bawahnya yang terus berdenyut.

"Apa yang kamu masak, ini wangi sekali?"

Rayen melihat ada sesuatu yang mirip ayam sedang dipanggang diperapian.

"Aku menangkap beberapa"

Rayen melebarkan matanya saat melihat kandang didekatnya, itu adalah burung permata biru, bukan hanya itu, burung itu memiliki ekor dengan tiga warna, itu adalah jenis langka dari spesies nya, dia bahkan baru melihatnya sekarang, harganya sangat mahal, bahkan harga lelangnya sangat tinggi.

Dikandang hanya ada satu burung

"Kamu menangkap beberapa?"

Rayen melihat ke arah panggangan dengan perasaan tidak enak.

"Karena kita hanya butuh satu untuk perlombaan, jadi lima sisanya aku panggang, sepertinya dagingnya cukup enak"

Rayen hanya bisa terpana dan menangis di dalam hatinya, orang waras mana yang memanggang burung langka yang dicari semua orang.

Saat menikmati burung panggang yang sangat enakpun, dia merasa setiap gigitannya seharga rumah, apalagi dia menghabiskan empat burung panggang, sepiring kentang bakar, dan segelas besar susu.

Rayen merasa dia sengaja di 'gemukan' sebelum 'dimakan' bulat-bulat.

LUCAS' BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang