Kantin di gedung fakultas Indira hari ini cukup ramai. Hari Jum'at sepertinya banyak mahasiswa yang masuk kelas pagi sampai siang. Untungnya Indira setelah ini tidak ada kelas lain untuk dihadiri. Namun karena ia lapar, Indira memilih untuk mampir di kantin dan makan disana.
Gadis itu tidak sendiri, saat ia menunggu pesanan tiba-tiba dua gadis lain datang dan bergabung bersamanya. Dan dengan senang hati pula Indira mempersilahkan mereka duduk.
"Lu sendiri deh Jess yang masih ada kelas. Gue abis ini free, Indira juga. Lu bolos aja dah, kita main bertiga," suara bujukan setan itu tidak digubris oleh Jesslyn—salah satu teman Indira. Ia masih fokus dengan semangkok bakso yang sejak tadi ia makan.
"Lagian nih ya, klub fotografi lu itu aneh banget. Masa iya bikin jadwal pertemuan tiap Jum'at, kan udah waktunya weekend," tambah si Gadis, namun Lyn tetap tidak mempedulikannya.
Indira terkekeh sendiri melihat dua gadis yang tengah berseteru di depannya itu, walau yang satu tidak membalas tapi segala sesuatu tentang Aurel dan Jesslyn selalu saja lucu.
"Ci Lyn ga peduli itu, Ci. Hahaha..." Indira tertawa, membuat gadis yang berada di samping Lyn itu mencebik. Sudah pasti Lyn tidak akan peduli, apalagi soal dirinya yang menjelek-jelekkan klub fotografi karena Jesslyn adalah ketuanya.
Lyn dan Lia—nama panjangnya Aurellia, dua gadis itu adalah teman kampus Indira. Ia baru beberapa bulan mengenal mereka tapi sudah bisa dipastikan Lyn dan Lia adalah kakak tingkat yang baik. Mereka sering memberi saran pada Indira tentang kehidupan di kampus, dan tentu saja hal itu berpengaruh besar di kehidupan kuliah si Gadis.
"Lu bisa diem ga sih, Rel? Berisik banget dari tadi, ntar bakso lu ketelen bulet bulet baru tau rasa!" Lagi lagi Indira dibuat cekikikan karena pertengkaran kecil dua orang ini serasa tidak pernah usai.
Saat makanan mereka hampir habis, Indira teringat sesuatu. Ia baru sadar kalau Lyn adalah pecinta kucing, mungkin saja ia bisa meminta bantuan gadis itu. Alhasil, Indira menceritakan semua kejadian kemarin ke Lyn dan Lia.
"Masa iya ada kucing bagus keliaran gitu aja sih, Dir?" tanya Lia yang heran. Lyn pun mengangguk, membenarkan pertanyaan gadis di sebelahnya itu karena tidak biasanya seekor kucing bagus berkeliaran.
"Mungkin punya orang itu, lepas, gatau jalan pulang."
"Tapi nih barusan aku tanya sama tetangga sampe ibu kos aku, sampe sekarang belum ada yang nyariin kucing, Ci."
Lyn dan Lia pun saling bertatapan. Akhirnya mereka memutuskan untuk membantu Indira dan kucing barunya itu.
"Yaudah deh, abis ini kita liat kucing lu."
"Lah, terus fotografi lu gimana, Jess?" tanya Lia.
"Gampang, ntar gue izin aja. Lagian capek juga gue hari ini, sekalian ntar tidur di kosan Indira."
"Ye! Bilang aja lu males!" Lia mencebik, ia mengejek Lyn yang ternyata juga ingin bolos di pertemuan fotografi kampus hari ini.
Ketiganya pun keluar dari kantin dan berjalan menuju parkiran, dimana mobil Lyn terparkir. Saat melewati lapangan basket, mereka melihat ada anak-anak tengah bermain disana. Sudah jelas mereka adalah tim basket kampus, dengan jersey resmi kampus berwarna kuning dan biru itu mereka bisa dengan mudah dikenali. Apalagi dengan adanya sosok yang paling mencolok diantara mereka, yakni Vero.
"Vero tuh." Lia menunjuk si kapten basket dengan dagunya, sontak Indira dan Lyn menatap ke arah lelaki tampan berbadan tinggi semampai itu.
"Dah lah ayo, ngapain berhenti, dah?" Lyn tiba-tiba melanjutkan jalannya, disusul Lia dan Indira yang berada di paling belakang. Matanya sejak tadi tidak bisa bohong, ketika Lia memberitahu ada Vero ia langsung menatapnya yang tengah bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crescent Moon [Amanda - Indira]
FanfictionKucing aku kucing jadi-jadian! Another mandira fanfic ©Heroeslegacy_