15. Closed Ending

1.5K 162 46
                                    

"Puji Tuhan, akhirnya selesai juga ini perkara," ucap Lia bersyukur karena akhirnya acara pengadilan itu selesai dan dia bisa duduk bersandar di sofa dengan tenang sekarang.

Tiga gadis itu—Lia, Lyn, dan Indira, baru saja sampai di apartemen Lia sementara yang lain langsung pulang setelah kemenangan mereka di pengadilan tadi.

"Dir? Ngapain mondar-mandir?" tanya Lia saat ia melihat gadis itu berjalan berkeliling apartemennya.

"Nyari Ndut, Ci. Dia belum balik."

"Astaga," Lia menghela napasnya dalam, "ntar juga balik, Dir. Lagi mau kawin kali makanya jalan-jalan."

Indira langsung menatap cicinya dengan tajam dari kejauhan, "Ci, kemana? Ini lantai 10. Ga mungkin Ndut keluar lompat gitu aja dari jendela apa balkon."

Gadis itu kembali menghela napas dalamnya mendengar ucapan Indira yang ada benarnya juga. Ia kemudian berdiri dan memutuskan untuk membantu mencari kucing itu.

"Lagian ngapain juga kawin sama kucing lain, udah pernah kawin dia."

Sementara itu di dapur, Lyn tengah sibuk meminum segelas air putih dari kulkas. Ia membiarkan dua gadis lain itu sibuk dengan pencarian kucing Indira sementara ia masih berpikir tentang apa yang dikatakan Gito dan teman-temannya tadi.

Ia tidak ingat ada gadis bernama Amanda di kelas Indira. Tapi tidak mungkin juga yang mereka maksud adalah Amanda adiknya. Kemungkinannya terlalu kecil untuk gadis itu berada di kampus yang sama dengannya tapi Lyn tidak pernah melihatnya.

Ting!

Notifikasi pesan dari seseorang tiba muncul di layar, Lyn baru melihat nomor sang cici disana namun sebelum ia buka, Dr. Julie menelepon.

"Halo, Ci?"

Lia menyibak gorden di kamarnya sendiri dan kembali melihat ke balkon siapa tahu Ndut ada disana. Tapi tetap saja nihil, tidak ada siapa-siapa disana.

"Ndut? Ndut! Kamu dimana, pusss?!" panggil Lia. Biasanya kucing itu akan menghampirinya jika ia panggil. Indira juga sudah mencoba cara yang sama namun sama saja.

"Rel!" Teriakan Lyn tiba-tiba terdengar dari luar kamar. Lia langsung keluar dan bertanya ada apa dengannya?

"Gue balik dulu, ya? Mau ke Bali," ucap Lyn sambil merapikan tas dan memakai jaketnya.

"Hah? Sekarang banget, Jess?" Lia tentu saja terkejut, ia sudah biasa mendengar Lyn akan ke Bali tiba-tiba, tapi tidak se-mendadak ini juga.

"Iya, barusan cici telepon. Kita semua suruh ke Bali sekarang, ada rapat mendadak besok."

"Sibuk banget deh, Jess. terus rencana kita nyari adek lo besok gimana?"

Lyn yang sudah siap tiba-tiba berhenti dan menatap Lia lekat, "kalau semua udah beres, gue mau ngomong sesuatu sama lo, Rel."

"Ngomong apa dah?"

"Ada pokoknya. Tungguin, ya. Gue pergi dulu."

Lia hanya bisa mengangguk saja saat melihat Lyn berjalan menuju ke pintu keluar, "Dir! Gue balik dulu, ya?!"

"Iya, Ci! Makasih, ya!"

* * *

Hampir satu bulan berlalu, Indira benar-benar kehilangan Ndut dan Amanda dari pandangannya. Ia benar-benar tidak kembali padahal Indira sudah mencarinya kemana-mana.

Bohong jika kehilangan Ndut tidak mempengaruhi kehidupan Indira sekarang. Meski ia sudah bisa tenang karena Vero sudah dipenjara, para pendukung bajingan itu juga tidak bisa lagi mengganggu Indira karena kini Gito dan antek-anteknya sudah menjadi teman Indira juga dan mereka dengan senang hati menjaga gadis itu, ia masih merasa tidak lengkap karena tidak adanya Amanda disini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crescent Moon [Amanda - Indira]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang