Mobil Jimny dengan warna metalik itu berhenti di depan sebuah kafe yang baru buka beberapa hari lalu. Grand opening-nya cukup meriah hingga dihadiri oleh salah satu artis terkenal. Kafe dengan kesan warna-warna pastel yang soft itu terlihat mencolok diantara bangunan ruko di sekelilingnya. Terlebih dengan warna ungu dan merah muda yang mendominasi itu semakin membuat kafe tersebut terlihat 'bersinar'.
Dua orang turun dari mobil keluaran Suzuki tersebut, gadis-gadis yang mengenakan pakaian santai nan kasual masuk ke dalam kafe.
Segera saat mereka tiba, seorang gadis dengan apron berwarna ungu menghampiri, ia membungkuk dan tersenyum ramah pada keduanya.
"Selamat datang di Cats Cafe and Bakery. Ada yang bisa Saya bantu?" ucapnya dengan sopan. Jesslyn yang melihat tingkah gadis itu seketika tertawa dan menepuk bahunya beberapa kali, "nah gitu, Rai. Yang sopan kalau sama customer, jangan ngajak gelud mulu."
"Oh, ya tentu, dong. Kan aku menerima saran dari Ci Lyn, jadi sekarang aku dah lebih baik," tukas Raisha-si gadis pelayan.
"Good, good. Keep up the good work, ya? By the way, Callie mana?"
"Ada, lagi di belakang. Biasalah, ngurus makan kucing."
Tempat ini adalah kafe yang dimana pelanggan bisa berinteraksi dengan kucing, dimana seluruh tempat penuh dengan berbagai jenis hewan peliharaan yang lucu itu. Ada sekitar 15 ekor kucing disini yang diadopsi mereka. Owner utamanya adalah Callie, sulung dari keluarga Wardhana, keluarga pemilik grup bisnis terbesar nomor dua di kota. Sedangkan owner keduanya sudah kalian temui baru saja, Raisha Wardhana-adik Callie.
"Ngide banget sih lo sama kakak lo bikin ginian, Rai? Ga ada ide bisnis lain apa?" tanya orang yang berada di samping Lyn. Lyn langsung menyikut lengan gadis itu karena sudah berkata tidak sopan pada Raisha.
"Ya lo kalo ga suka kucing gausah kesini, Kak. Ez pz, kan?" tukas Raisha.
"Kamu ni apa apaan sih, Dek? Bagus Callie sama Raisha ada bisnis kaya gini, daripada kamu? Kerjanya cuma ngabisin duit papa sama mama aja."
Callie yang baru muncul langsung menghela napas karena melihat dua kakak beradik lagi-lagi bertengkar.
"Duh, kalo mau ribut jangan disini, deh. Kasian kucing-kucing aku ntar stress," ucap Callie. Adik Lyn yang kepalang kesal dimarahi serta dibanding-bandingkan seperti itu langsung memutuskan untuk keluar dari kafe dan duduk di bangku yang ada di trotoar. Ia dengan santai mengambil sebatang rokok dan menyalakannya, kemudian ia sesap bagian kapan rokok batangan itu dan menikmati setiap asap yang keluar darinya.
Meong~
Seekor kucing jalanan tiba-tiba mendekati gadis itu, ia dengan manja menggosok-gosokkan badannya di kaki sang manusia dan berharap akan diberi makan.
"Hush! Pergi lo! Ngapain sih deket-deket gue! Jijik tau, ga!"
Meong!
Dengan tega, gadis itu menendang si kucing hingga ia terpental satu meter ke arah jalanan. Namun malang, di saat yang bersamaan ada truk lewat dan tidak sempat mengerem. Kucing itu pun tewas terlindas.
Sang sopir yang merasa menabrak sesuatu lantas berhenti dan turun dari truknya. Ia benar-benar menyesal ketika melihat kucing itu tidak berdaya di atas aspal. Sementara si gadis yang jadi penyebab kucing itu mati hanya diam santai dan menyesap rokoknya kembali.
Ketika sopir truk itu sibuk membungkus mayat si kucing dengan kain yang ia punya, seorang nenek tiba-tiba datang dan duduk di bangku yang sama dengan gadis perokok itu. Bau orang tuanya yang khas sontak membuat si gadis menoleh ke arahnya karena merasa terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crescent Moon [Amanda - Indira]
FanfictionKucing aku kucing jadi-jadian! Another mandira fanfic ©Heroeslegacy_