[15]. GENTALA WAS INJURED

439 21 1
                                    

Hai cinta! Untuk kalian yang ragu mau baca ini karena masih puasa, tenang! Karena cerita aku ini tidak ada adengan yang dapat membatalkan puasa kalian. Terima kasih cmiw!

Semangat puasanya! Salam sayang dari istri Lee Jeno♡

Jangan lupa follow akun tiktok dan instagram @jjaeh_yunnc ! Kalian juga boleh follow akun instagram pribadi aku @_hernuryka !

Jangan lupa klik bintang disebelah kiri!

Jangan lupa klik bintang disebelah kiri!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seorang gadis dengan rambut pirang berlari dengan cepat. Bahkan, dirinya melupakan kakinya yang tidak menggunakan alas kaki. Gadis itu kini harus sampai di rumah Amerta sebelum sesuatu terjadi pada sahabatnya.

Fanya, gadis yang dikabarkan hilang kurang lebih dua minggu itu kini sudah kembali. Namun, ada yang berbeda dari gadis itu. Sepertinya ada sesuatu yang buruk terjadi pada Fanya. Penampilan gadis itu benar-benar berbeda dari sebelumnya. Mata gadis itu terlihat lebih gelap dari biasanya.

Fanya kini menatap sebuah bangunan yang menjulang tinggi dihadapannya. Gadis itu mengernyit heran. Bukankah tadi rumah ini sepi namun kenapa sekarang tiba-tiba seperti ada penghuninya.

Gadis itu kini menetralkan nafasnya yang memburu. Tangannya mengetuk pelan pintu yang terbuat dari kayu jati itu. Tidak butuh waktu lama seorang pembantu rumah tangga Amerta datang menghampiri.

"Bi, Amerta ada?" tanya Fanya dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

"Sepertinya di kamar non, silahkan masuk!" ucap pembantu rumah tangga Amerta.

Setelah diizinkan masuk kedalam rumah Amerta, dengan segera Fanya berlari menuju kamar gadis itu. Tangannya meraih knop pintu. Sepertinya pintu kamar Amerta terkunci dari dalam. Bersusah payah Fanya mendobrak namun tidak berhasil sama sekali.

Hingga tiba-tiba pintu itu terbuka. Seorang remaja laki-laki dengan hoodie berwarna hitam berdiri di hadapannya. Gadis itu terbelalak kaget. Kini matanya menatap tajam kearah remaja laki-laki itu.

"Anda terlalu menganggu saya!" ucap remaja laki-laki itu dengan suara beratnya.

Fanya kini berjalan mendekat kearah remaja laki-laki itu. Tangannya kini menarik hoodie yang digunakan oleh remaja laki-laki itu. Dengan mata yang menyiratkan amarah semakin memperkuat tarikannya.

"Pergi!" perintah Fanya dengan mata yang menatap tajam.

Remaja laki-laki itu melepaskan tangan Fanya yang menarik hoodienya. Ia menyeringai saat melihat amarah gadis didepannya ini memuncak. Tanpa mengucapkan sepatah kata orang itu hilang begitu saja.

Fanya kini berjalan memasuki kamar Amerta. Mata gadis itu menangkap Amerta yang menutup matanya. Dengan segera Fanya berlari menghampiri Amerta. Gadis itu menepuk pelan wajah Amerta.

"Sial! Apa yang laki-laki itu perbuatan?"

Fanya kini terus menepuk pipi Amerta agar sahabatnya segera sadar. Namun, sepertinya usahanya nihil. Amerta sudah terkena efek dari obat yang remaja laki-laki itu berikan.

Rotasi Waktu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang