[19]. BOY WITH BLUE EYES

348 21 0
                                    

Jangan lupa follow akun tiktok dan instagram @jjaeh_yunnc ! Kalian juga boleh follow akun instagram pribadi aku @_hernuryka !

Jangan lupa klik bintang disebelah kiri!

Jangan lupa klik bintang disebelah kiri!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"AMERTA!" teriak Gentala setelah mengetahui kehadiran kekasihnya. Gentala lantas mendorong tubuh gadis yang sempat berciuman dengannya.

"Sialan! Ini semua gara-gara lo!" tunjuk Gentala pada seorang gadis dengan rambut panjang dan bandana berwarna hijau itu.

"Gara-gara gue? Bukankah lo sendiri juga mau?" balas gadis bernama Skaletta Aily Agnibrata. Dia adalah gadis yang berani-beraninya mencium bibir Gentala hari ini. Namun, sebenarnya semua itu adalah ketidaksengajaan. Katakan saja gadis dihadapannya itu begitu menyukainya.

"Bangsat!" Gentala kini menarik selang infusnya dan turun dari ranjangnya. Tanpa mengucapkan kata sedikitpun pada Aletta, Gentala langsung meninggalkannya begitu saja.

Alleta kini menatap kepergian Gentala dengan senyumannya. Dirinya sekarang sedang berbahagia melihat Amerta yang sepertinya termakan api cemburu melihatnya berciuman dengan kekasihnya itu. Sudah sangat lama Alleta menunggu hari ini tiba. Sepertinya gadis itu hanya perlu munggu kabar bahwa Gentala dengan Amerta putus. Alleta sangat senang membayangkan hal itu.

"Amerta!" teriak Gentala yang kini berlari mengejar Amerta. Cowok itu meringis kecil saat merasakan kakinya yang sedikit sakit karena masih belum pulih sepenuhnya.

Sedangkan Amerta, gadis itu kini sudah menahan isakan tangisnya. Bagaimana tidak jika bayangan-bayangan Gentala dengan gadis itu masih terus terputar diotaknya. Sekarang rasanya Amerta sangat membenci Gentala.

"Amerta berhenti, aku bisa jelasin semuanya!" teriak Gentala yang didengar oleh Amerta. Namun, gadis itu masih terus berlari menjauh dari Gentala. Hingga tiba-tiba dari arah depan mata Amerta menangkap sosok Langit yang berjalan menghampirinya.

Hug!

Amerta memeluk tubuh Langit begitu erat dengan isakan kecil. Gadis itu kini menenggelamkan wajahnya di dada bidang Langit. Langit yang baru sampai di lantai tiga itu mengernyit bingung. Namun, dengan cepat dirinya bisa membaca situasi yang sedang terjadi.

"Langit, ayo kita pulang," ucap lemah Amerta dibalik dada bidang Langit. Hal itu terdengar begitu jelas di telinga Gentala yang baru sampai dihadapan mereka.

"Amerta jangan pergi, aku bisa jelasin semuanya," lirih Gentala dengan kaki yang sedikit pincang mencoba meraih Amerta yang berada di pelukan Langit.

"Sorry bro! Pacar gue lagi ga mau dengerin penjelasan lo! Lebih baik lo pergi dan fokus sama kesembuhan lo itu!" ucap Langit yang langsung membawa Amerta pergi meninggalkan Gentala begitu saja.

"AMERTA!" teriak Gentala dengan tubuh yang kini sudah luruh begitu saja di lantai. Kaki cowok itu tidak tahan sakit saat terlalu lama untuk berdiri.

"Sudahkan? Sepertinya dia benar-benar kecewa, atau mungkin akan meninggalkan lo begitu saja? Memang takdir sepertinya ingin kita bersama," seorang gadis dengan bandana hijau itu sudah berdiri dihadapan Gentala dengan tatapan mengejeknya.

Rotasi Waktu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang