04🧚

84 5 0
                                    

Bukti mu itu lebih membahagiakan daripada ucapanmu yang manis tapi menjijikan.
°°°
🧚
°
Stay healthy na ✨
°


Selami masalah mu, mari refreshingkan dengan karyaku 😉 selamat menghalu👋

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°🧚🧚🧚

Di dunia modern Titan, terdapat sebuah rumah besar yang megah di tengah keramaian kota futuristik. Di dalamnya, terdapat seorang gadis cantik yang memiliki tubuh yang sangat kecil, namun pesonanya begitu besar. Dengan penuh ketenangan, dia tengah menikmati waktu santainya di dalam sebuah bathtub berukuran mini yang disesuaikan dengan ukurannya.

Suasana di kamar tersebut begitu tenang, dihiasi dengan aroma harum dari lilin aromaterapi yang menyala lembut di pojok ruangan. Cahaya lembut dari lampu-langit buatan memantulkan kilauan magis di permukaan air, menciptakan suasana yang ajaib di sekitarnya. Dalam keheningan, dia merasakan sensasi hangat air mengalir melalui tubuhnya, menghapus lelah dari hari yang panjang. Dengan mata yang dipenuhi kedamaian, dia merenung dalam keheningan, menikmati momen-momen tenang yang menjadi langka di dunia yang begitu sibuk.

"Tidak ku sangka, orang seperti diriku memiliki dua nasib yang berbeda setelah hilangnya nyawaku. Aku bersumpah akan ku beri pelajaran pria-pria brengsek itu" gumam Elarina sambil memejamkan matanya.

"Bau busuk apa ini!" tiba-tiba suara Kaelan terdengar dan menampakkan dirinya. Dimana kedua tangannya ia tutupkan di hidung mancungnya. Tidak lama suara pintu yang menjulang tinggi itu tertutup dengan sendirinya.

"Hei, kau Gadis kecil! Apa kau baru saja bersumpah dengan keburukan mu, humm" tanya Kaelan dengan penuh selidik.

Di dunia Titan, legenda mengisahkan tentang kutukan yang mengikat mereka yang bersumpah keburukan dan dendam. Konon, ketika seseorang mengucapkan sumpah tersebut dengan hati penuh kemarahan, sebuah energi gelap mengalir melalui mereka, mengubah esensi mereka menjadi sesuatu yang jahat. Sebagai hasilnya, tubuh mereka mulai mengeluarkan bau busuk yang tidak wajar, memenuhi udara di sekitarnya dengan aroma yang menjijikkan.

Orang-orang seperti Kaelan percaya, bahwa bau itu adalah manifestasi dari kejahatan yang merasuk dalam diri seseorang, mencemari bahkan lingkungan di sekitarnya. Tak lama kemudian, orang yang terkena kutukan ini akan menjadi terisolasi, ditolak oleh masyarakat karena ketakutan akan kejahatan yang tersimpan dalam dirinya.

Seiring waktu, bau busuk tersebut menjadi simbol dari dendam yang tak terampuni dan keburukan yang menguasai hati seseorang di dunia Titan. Legenda ini menjadi peringatan bagi mereka yang tergoda oleh pikiran gelap, untuk menghindari jalan yang mengarah pada kehancuran diri sendiri dan orang lain.

"Astaga! Mengapa dia mengetahuinya. Ini sangat mustahil" ucap Elarina sambil meringkuk karena terkejut ada seorang pria datang di saat dirinya tengah membersihkan diri. Mungkin dirinya lupa bahwa dari awal pun yang membantunya untuk mandi adalah Kaelan.

"Singkirkan dendammu itu di dunia kami. Jika tidak____ kau akan terkena kutukan dan akan menjadi manusia paling hina di negeri Titan ini bahkan orang-orang akan mencium bau tubuhmu seperti bunga bangkai. Apa kau mau semua orang menjauhi mu, humm" tanya Kaelan membuat Elarina menelan slivarnya dengan susah payah.

"Tidak! Cukup di dunia ku saja aku di buang dan di kucilkan" tolak Elarina.

"Tuan, menu pesanan Anda sudah siap" tiba-tiba datang suara maid di balik pintu kamar Kaelan membuat Elarina semakin memojokkan dirinya di dalam bathtub.

"Cepatlah pakai handuk!" titah Kaelan membuat mata Elarina kocar-kacir melirik kesana-kemari untuk mencari handuk.

"Aishhh aku lupa!" kesal Kaelan dan segera pergi kearah wardrobe-nya yang berwarna silver.

"Hey pria aneh! Tidak mungkin aku pakai handuk kimono mu!" teriak Elarina saat melihat Kaelan ingin mengambil handuk kimono-nya yang berwarna putih dan berukuran besar.

"Ini dia!" ucap Kaelan membuat Elarina mengeluarkan napasnya dengan panjang.

"Dia senang sekali membuatku jantungan" keluh Elarina sambil mengelus-elus dadanya. Ternyata Kaelan menggeser handuk kimono-nya yang tergantung itu dan tidak lama barulah terlihat handuk kimono bunga-bunga lucu yang sangat kecil disana. Jika Elarina yang melihatnya maka handuk kimono tersebut seperti saputangan khusus 'belalang kecil'.

"Cepat ambil ini" ucap Kaelan sambil menyerahkan handuk kimono kecil tersebut kearah Elarina.

"Huftt" Elarina mengambilnya dengan susah payah karena Kaelan masih memegang sebagian kimono-nya.

"Apa kau sudah mengambilnya. CK! Aku bahkan tidak tau mana tangan mu dan mana jari-jarimu" kesal Kaelan dan segera melepaskan handuk kimono kecil tersebut.

"Jika kau melihatnya maka kau melihat seluruh tubuhku juga! Dasar pria cabul" kesal Elarina lalu segera memakai handuk kimono-nya.

"Tuan, apakah Anda di dalam" tanya sang maid kembali bersuara

"Ya_ masuklah" titah Kaelan sambil menggeserkan tubuhnya untuk menutupi nakas yang ia sediakan khusus Elarina.

Setelah mendapatkan jawaban dari tuannya pintu tersebut terbuka dengan sendirinya dan barulah menampakkan seorang maid paruh baya dengan seragam yang didominasi oleh warna-warna klasik yaitu berwarna hitam, memiliki desain yang sopan dan konservatif, dengan lengan panjang dan rok sedang, kerah berdempet, kancing depan, atau pita yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi memberikan kesan yang rapi dan terawat.

Meskipun terlihat klasik, seragam maid paruh baya di dunia Titan masa modern mungkin dirancang dengan fitur-fitur modern seperti kantong tersembunyi atau bahan anti-kusut untuk memudahkan aktivitas mereka.

"Eummm tuan _" ucap sang maid itu yang sedikit ragu untuk mengatakannya tetapi ia berusaha tertunduk sambil membawa nampan besar yang berisi makanan lezat berserta minumannya.

"Tidak ada sesuatu apapun disini, ini hanya ___ hanya panggangan bunga bangkai yang tidak sengaja ku bakar" ucap Kaelan yang sedikit terbata-bata membuat Elarina mengerucutkan bibirnya.

"Oh baiklah, kalau begitu saya letakan makanan ini di __" ucap sang maid yang kebingungan mencari nakas kosong yang biasa ia gunakan untuk menyimpan makanan tuannya.

"Di meja sana saja, aku lupa mengatakannya kepadamu, kalau nakas yang biasa ku pakai tidak di perbolehkan lagi untuk makanan, karena itu sangat menjijikkan" alibi Kaelan

"Baik tuan" ucap sang maid tanpa melihat kearah Kaelan. Setelah meletakkan makanan tersebut sang maid segera pergi dari sana.

Tn. Kaelan UNROMANTIC [The End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang