#O5. Jawaban

12 12 0
                                    

Pagi ini mentari tersenyum begitu cerah, sinarnya menelisik ke cela-cela jendela dapur yang sudah ramai dengan berbagai sentuhan peralatan memasak oleh dua perempuan berbeda usia. Mereka adalah Yesya dan ibunya, yang saat ini tengah sibuk mempersiapkan beberapa nasi kotak pesanan salah satu pelanggan Ibu Gayanti.

Benar, Ibu Gayanti telah memiliki usaha catering semenjak ayah Yesya meninggal dunia beberapa tahun silam untuk menyambung kehidupan mereka saat ini. Hanya saja, usaha catering Ibu Gayanti tidak selalu berjalan mulus. Bahkan pernah dalam waktu beberapa bulan, Ibu Gayanti sama sekali tidak menerima pesanan yang mengakibatkan keluarga ini mengalami krisis keuangan yang sangat memprihatinkan.

Kembali pada masa kini, usaha catering Ibu Gayanti sedikit demi sedikit mulai mengalami perkembangan kembali. Mulai dari menerima pesanan untuk beberapa toples kue kering dari tetangga sekitar, pesanan prasmanan untuk acara pernikahan teman Yesya beberapa waktu lalu. Dan saat ini, pesanan beberapa nasi kotak untuk acara di kelurahan.

Yesya, gadis itu membantu sang ibu dengan penuh semangat yang ditunjukkan dari wajahnya yang terlihat berseri-seri. Mulai dari membantu sang ibu memotong beberapa bahan masakan, hingga pengemasan hasil masakan ke dalam kotak-kotak yang tersedia. Huft, benar-benar pagi yang menyibukkan.

"Kamu nggak mandi dulu, Ca?"

Yesya menggeleng kemudian berkata, "Nanggung, Bunda. Lagian ini Minggu, Yesya mandi kalau udah selesai ngemasnya, sekalian mau antar ini nanti." dengan tangan yang menyeka keringat sesekali.

"Lah iya ya, Bunda lupa kalau ini hari Minggu. Habisnya kemarin kamu udah mulai kerja, Bunda kira ya kemarin itu hari Senin."

Mendengar kata 'kerja' yang diutarakan sang ibu tadi, membuat Yesya teringat pada pembicaraan antara dirinya dan Leo semalam. Bola matanya memutar singkat, seolah tengah memikirkan sesuatu kala itu.

"Jawabannya harus hari ini, tapi di mana?" batin Yesya sembari menata beberapa nasi kotak yang telah dikemas. Ia pun mulai terlihat tak fokus hanya karena memikirkan pembicaraan malam itu.

"Ca?" panggilan lembut dari sang ibu akhirnya mengembalikan fokus Yesya seketika.

"Eh, iya Bunda?" sahutnya.

"Kamu kenapa? Kok kayak banyak pikiran." tanya Ibu Gayanti menerka-nerka.

Pasalnya, raut Yesya memang seakan menyimpan sesuatu dalam pikirannya. Sekaligus, karena adanya insting dari seorang ibu yang dimiliki Ibu Gayanti terhadap putrinya ini.

"Nggak apa-apa kok, Bunda. Karena ini udah selesai, Yesya mandi dulu ya."

Yesya, gadis itu lantas meninggalkan sang ibu seusai mengatakan kalimat tersebut untuk segera mandi. Yang hanya dibalas Ibu Gayanti dengan sebuah senyuman sebagai responnya.

Yesya mempercepat langkahnya menuju kamar setelah mandi. Mengganti pakaian kemudian bersiap mengantar pesanan nasi kotak ke kelurahan. Sebenarnya, dia masih memikirkan perihal bagaimana ia memberikan jawaban atas penawaran Leo semalam. Tapi hari ini Minggu, yang mana kantor libur.

Sekon kemudian, Yesya menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Dia akan menjawabnya besok saja, ketika hari Senin.

Seusai berdandan seadanya, Yesya lantas meraih ponselnya di atas nakas. Ia membuka ponsel itu guna melihat pukul berapa sekarang, namun ia juga mendapati adanya sebuah notifikasi pesan dari nomor tidak kenal.

 Ia membuka ponsel itu guna melihat pukul berapa sekarang, namun ia juga mendapati adanya sebuah notifikasi pesan dari nomor tidak kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LIKE We Just MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang