"Yesya, ayo menikah."
Yesya, gadis itu berulang kali berkedip tanpa henti sembari mulutnya menganga tak percaya saat mendengar ucapan seorang laki-laki di hadapannya. Yang notabenenya adalah bosnya sendiri, yang baru satu hari ia kenal.
Leo.
Respon Yesya yang demikian, seolah menuntut adanya kelanjutan dari penggalan ucapan Leo.
"Yesya, ayo kita menikah." ulang Leo sekali lagi, dengan nada tanpa adanya sebuah keraguan.
Belum juga sempat Yesya memberikan tanggapannya, Leo kembali bersuara. Seolah tahu apa yang dipikirkan Yesya malam itu. Dengan berkata, "Ini bukan pernikahan sungguhan."
"La, terus? Pernikahan jadi-jadian?" ceplos Yesya pada akhirnya.
Alih-alih segera memberi balasan, Leo justru memberikan tatapan tajam lebih dahulu untuk Yesya. Entah apa maksudnya, Yesya pun tidak mengerti. Namun, itu mampu membuat gadis itu menutup mulutnya rapat-rapat.
"Saya tidak suka kamu, kamu tidak sopan, kamu jorok, kamu kurang dalam segala hal. Tentu kamu bukan tipe wanita ideal yang saya harapkan." cetus Leo dengan begitu rinci.
Hal ini jelas membuat Yesya kembali bertanya, "Lalu, kenapa anda mengajak saya menikah?"
"Makanya saya bilang, ini bukan pernikahan sungguhan. Saya akan bayar kamu untuk pernikahan ini."
"Hah?"
Alih-alih memberikan argumen lebih dulu, Leo justru memperlihatkan layar ponsel miliknya yang menunjukkan deretan agenda pribadinya. Sebuah agenda yang membuat Yesya berusaha mati-matian menahan tawa.
"Bapak, bapak ikut kontes perjodohan?" tawa Yesya pecah seketika, kala ia mengeluarkan ucapannya.
"Bukan saya, ini karena mama saya. Dan saya muak dengan semua agenda bodoh yang sama sekali tidak bermanfaat seperti ini."
Leo, laki-laki itu tampak menghela napas panjang sebelum ia melanjutkan kalimatnya. Sementara itu, Yesya hanya terdiam untuk menyimak kelanjutan perkataan Leo.
"Lagian, saya ingin mencari teman masa kecil saya. Saya sudah berjanji untuk mencarinya dan kami akan menikah saat sudah dewasa."
"Kalau gitu, kenapa Bapak nggak nolak aja perjodohan dari mama Bapak?"
"Saat di luar kantor, panggil Leo aja." ujar Leo, untuk menentukan panggilan dirinya ketika di luar jam kerja. "Saya sudah menolak, tapi mama saya semakin menggila. Padahal apa hebatnya sebuah pernikahan?" sambungnya kemudian.
"Hebatnya sih, ba— maksud gue... Lo bisa punya istri yang bantuin habisin saldo di rekening Lo. Tapi emang sih, nikah muda sekarang lagi trending." balas Yesya, seolah memberi sebuah solusi. "Maaf ya kalo gue pake 'lo-gue' ke lo, tenang cuma di luar jam kerja aja." tambahnya kemudian.
"Ya, 'kan nggak sopan memang tabiat kamu." kata Leo, dengan memberikan penekanan untuk 'nggak sopan' yang baru saja ia ucapkan.
"Ye! Jadi itu tadi gimana? Yang menikah-menikah itu? Beneran ada tambahan gajinya?"
"Ada." jawab Leo singkat.
Saat mendengar sebuah jawaban singkat Leo, yang terdengar begitu meyakinkan. Membuat Yesya memikirkan baik-baik tawaran itu. Pasalnya, ia sangat membutuhkan banyak uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Mungkin juga, dapat membantu biaya kuliahnya untuk S-2 yang sangat ia idamkan itu.
"Tapi, kok harus gue? Bukannya, lo pun—"
"Nggak tahu, kalau sama kamu kayaknya bakalan lancar tanpa ada perasaan yang terlibat." potong Leo, sebelum Yesya merampungkan kalimatnya. Namun, itu membuat Yesya mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE We Just Meet
Romance[FIKSI || SEMI BAKU] [16+] Siapa yang bisa mengira, janji dari mulut 2 anak kecil berusia 7 tahun dan 9 tahun, dikabulkan semesta? START: 5 April 2023 ©pcynk__21, April 2023 *terinspiransi dari drakor, buku, cerpen dll.. tp murni hasil karangan say...