#1O. Konferensi Pers

9 2 0
                                    

"Pagi, Pak."

"Selamat pagi, Pak Leo."

"Pagi."

Leo, pria itu membalas satu per satu sapaan dari pegawai di kantor dengan senyuman hangatnya. Tidak seperti biasa, senyumannya hari ini jauh lebih hangat dari hari-hari yang sebelumnya.

Berbeda dari Leo yang sibuk mengumbar senyuman untuk membalas sapaan para pegawai, di belakangnya ada wanita berseragam office girl lengkap dengan atribut kepegawaiannya tengah sibuk memikirkan tatapan-tatapan penuh tanya pegawai lain kepada dirinya.

Yesya.

Yesya bingung dengan tatapan yang tertuju padanya. Semua ini salah bukan salahnya, tapi salah Leo yang membuat mereka harus tiba bersamaan di kantor dan keluar dari mobil yang sama.

Apa yang akan dia katakan nanti ketika ada salah seorang pegawai bertanya padanya? Bertanya pada Leo, sudah pasti tidak akan.

"Saya ada pengumuman penting hari ini."

Di tengah kegundahannya itu, Yesya dibuat tersadar oleh suara Leo yang mengatakan akan memberikan pengumuman tiba-tiba.

Bahkan, semua pegawai sibuk bertanya-tanya satu sama lain mengenai pengumuman penting apa yang akan disampaikan Leo hari ini.

Mungkinkan pengumuman pernikahan mereka kemarin? Mengingat, tak ada pegawai yang diundang dalam acara tersebut.

"Cha, lo tuh nggak sepenting itu! pernikahan kemarin aja pasti cuma bercanda buat tuh orang." Yesya, wanita itu membantin.

"Saya dan Yesya telah resmi menikah kemarin, baik hukum maupun agama."

Mata Yesya lantas terbelalak, kala mendengar apa yang baru saja Leo katakan. Leo, pria yang sejak kemarin telah berstatus sebagai suaminya mengumumkan perihal pernikahan mereka kemarin.

Dari sorot matanya saat ini, Yesya benar-benar dibuat bingung dengan semua perilaku Leo yang menurutnya sangat aneh untuk dinalar dengan nalar manusia.

"Apa dia sudah gila?" lirih Yesya, selirih mungkin agar tidak terdengar oleh siapapun.

"Saya juga akan menggelar konferensi pers setelah ini." kata Leo, yang kemudian beralih menatap Yesya yang di belakang tengah memasang ekspresi tidak percaya.

"Sayang, persiapkan dirimu juga ya. Kita akan menyapa seluruh dunia hari ini," kata Leo kemudian dengan enteng.

Tanpa menunggu balasan dari si empu, Leo kembali berucap, "Juni, tolong kamu rias Yesya dengan sebaik mungkin. Pastikan hanya dia yang menjadi pusat perhatian. Dan kamu Anjani, bantu Juni. Saya akan transfer bonus kalian untuk ini nanti."

Kedua pegawai cantik itu hanya mengangguk sembari mengatakan, "Baik, Pak." tanpa bisa membantah.

Setelah mengucapkan kalimat-kalimat yang membuat seluruh karyawannya merasa terheran-heran, Leo pun pergi begitu saja sembari mengeluarkan ponsel pintarnya. Menghubungi seseorang yang ada di seberang telepon.

Sementara Yesya? Wanita itu kini dibawa Juni dan Anjani menuju salah satu ruangan privat di kantor tersebut untuk dirias.

Ya, semua pegawai kantor itu harus mengakui keahlian Juni dan Anjani dalam hal make over. Bahkan ada beberapa dari mereka yang hendak menikah, sengaja menyewa jasa Juni dan Anjani karena biayanya yang terbilang cukup murah.

Harga teman katanya.

Yesya, wanita itu pun hanya bisa pasrah saat Anjani dan Juni memulai pekerjaan mereka yang diperintahkan Leo.

LIKE We Just MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang