Hunter duduk sendirian di kamarnya, sambil membaca buku dan mendengarkan berita di televisi. Namun, ketika dia mendengar nama korban yang dibunuh di gedung rumah sakit swasta, dia segera menghentikan membaca dan mengambil ponselnya. Ada seseorang yang perlu dia hubungi untuk meminta penjelasan.
"Sudah lama sekali kau tidak meneleponku, ada apa, Hunter?" Suara heran dari pria di seberang telepon menyambut Hunter, tapi dia tidak terlalu peduli dengan itu.
Tanpa basa-basi, Hunter langsung meminta pria itu untuk memeriksa sesuatu. "Nyalakan TV-mu dan saksikan saluran 6. Beritahu aku apa yang terjadi," ucap Hunter dengan nada yang tegas.
"Percaya atau tidak, sepertinya ada orang lain yang memiliki dendam yang sama dengan kita," jawab Maxi, menjawab pertanyaan Hunter yang tak sabar.
Hunter mendengarnya tanpa kesalahan. "Sial!"
"Lalu bagaimana dengan penyelidikanmu?"
"Sialnya, aku tidak bisa bergerak. Axel tahu bahwa aku meninggalkan pekerjaanku untuk mencari pembunuh Isabella. Sabtu, mungkin aku harus mulai bekerja di kantor."
"Aku punya berita bagus untukmu. Mungkin ini bisa memberikanmu jawaban yang kau cari..."
"Katakan!"
"Tapi aku punya satu syarat..."
"Syarat?"
"Yeah, kau tahu kan bahwa geng ROSSI tidak ikut balapan tanpa leader. Jadi, kau mengerti maksudku, kan?"
"Kapan?"
"Malam ini ada balapan motor. Kau harus datang. Itu adalah syarat untuk mendapatkan petunjuk yang kau butuhkan."
"Kau mengancamku! Brengsek!"
"Oh, tentu saja tidak. Bagaimana mungkin aku mengancam sosok CEO muda sepertimu..."
"Hentikan ejekanmu! Sialan!"
"Akan kau ikuti atau tidak?"
"Aku akan ikut. Tapi jangan lupa janjimu."
"Kau tahu aku bukan orang yang suka melanggar janji."
Di seberang telepon, ada kegaduhan yang terdengar. Dahi Hunter berkerut dan sebelah alisnya terangkat, menunjukkan kebingungan yang jelas terpampang di wajahnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Hunter, menghentikan kegaduhan di seberang telepon.
"Tidak ada yang serius. Hanya ada sedikit perdebatan," jawab suara di seberang telepon.
"Tolong kumpulkan anak-anak balap motor malam ini. Aku ingin membangkitkan geng
ROSSI."
"Kamu serius?" suara lain terdengar, dan Hunter mengenali pemilik suara itu tak lain adalah Natha.
Hunter mulai memahami apa yang terjadi tadi. Suara mereka terdengar melalui speaker telepon. Dengan santai, Hunter merespons seperlunya.
Suara lain dari teman mereka merebut ponsel dari tangan ke tangan. "Tapi apakah kau yakin ingin menjadi pemimpin ROSSI?" tanya Benji, masih ragu dengan apa yang dia dengar.
"Apa aku harus mengulanginya lagi?" kata Hunter dengan senyum tipis yang penuh makna. Di dalam otaknya yang cerdas, dia sudah menyimpan banyak rencana. Dia sadar bahwa dia tidak boleh menyerah. Dia bersumpah untuk membunuh pelaku utama dari kematian Isabella, bahkan jika itu berarti dia harus kembali ke masa lalu. Seorang pria yang tepat janji adalah orang yang dicintai oleh cinta pertamanya.
"Baiklah. Kami akan menunggu kedatanganmu, Hunter," suara mereka berbicara dengan semangat yang membara. Telepon pun berakhir setelah itu.
Hunter duduk dengan terkejut, mempertanyakan apa yang baru saja terjadi. Namun, dia juga merasa keputusannya itu sudahlah benar. Walaupun mungkin terlalu terburu-buru tapi tidak ada salahnya untuk coba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma of Secrets: Love in Shadows
عاطفيةTara, seorang agen rahasia yang berdedikasi, menemukan dirinya terjebak dalam sebuah dilema yang rumit. Ia telah jatuh cinta pada targetnya sendiri, seseorang yang seharusnya menjadi musuhnya. Cinta yang tumbuh di antara mereka membuat Tara meraguka...