12|Himalaya

107 15 8
                                    

Berita soal Seba berantem dengan laki-laki yang mengganggu Keisha pun sudah tersebar luas begitu cepat. Ternyata saat itu, banyak yang sengaja merekam Seba ketika lelaki itu tengah marah-marah di gedung area fakultas tekhnologi informasi.

Jelas saja, video ributnya Seba sudah sampai ke telinga Griz dan Barry yang saat itu tengah bersama. Griz bahkan bisa melihat dari video yang sudah tersebar luas bagaimana Seba kelihatan begitu marah dan khawatir akan kondisi Keisha yang sedang tersungkur di lantai dengan beberapa tubuhnya yang kelihatan luka-luka. Apalagi, Seba bahkan menyebut Keisha sebagai tunangannya.

Griz mencengkram tangannya kuat-kuat saking emosi. Barry pun segera menenangkan gadis itu dengan menyentuh tangan Griz.

Dia cemburu melihat Griz yang kelihatan masih sangat menyukai Seba, tapi dia juga tidak bisa diam saja ketika ada laki-laki yang menyakiti seseorang yang sangat Barry sayangi.

"Harusnya cewek culun ini gak balik!!" Ucap Griz dengan emosi yang siap meledak.

"Gue bisa bikin dia gak ketemu Seba lagi..." Seru Barry yang mampu membuat Griz menatap Barry dengan tatapan memohon.

Sungguh, Griz memang hanya punya Barry ketika semua orang terdekatnya tak ada satupun yang peduli padanya.

Semua harapannya kini bergantung pada laki-laki yang tengah kesal melihat wajah Seba di video itu.

🌵

Bagaimana cara Seba membawa Keisha ke ruang kesehatan kampus cukup mengundang perhatian banyak orang.

Bagaimana tidak???

Seba menggendong keisha ala bridal style, padahal Keisha sudah meminta Seba untuk menurunkannya saja dan berjalan sendiri meskipun sejujurnya kaki gadis itu sungguh sangat terasa sakit. Tapi itu lebih baik dari pada harus menjadi tontonan banyak orang, Keisha lebih memilih menahan rasa sakitnya.

Bukan Seba namanya kalau dia tidak memaksa. Lelaki itu tak peduli dengan orang banyak disana, dia hanya ingin memastikan kalau Keisha tidak terluka parah atau mungkin akan makin parah jika dia membiarkan gadis itu berjalan sendiri.

Keisha hanya bisa pasrah, dia menyembunyikan wajahnya di antara pundak dan leher Seba.

"Gue malu... " Serunya yang sudah berapa kali dia katakan.

Seba cuma tersenyum kecil melihat wajah keisha yang tiba-tiba memerah seperti kepiting rebus. "Sebentar lagi sampe.. " Jawabnya santai.

Sesampainya di ruang kesehatan, pelan-pelan Seba meletakan Keisha di ranjang. Segera, petugas kesehatan yang merupakan Dokter yang memang selalu siap siaga berada di sana pun menghampiri Keisha.

"Loh, Seba? Ini kenapa? " Tanya Dokter muda itu.

"Jatuh dari tangga, Dok. Saya cek sih hanya ada lecet kecil di kaki sama sikunya.. Cuma kayaknya kakinya terkilir, Dok!" Jelas Seba yang bikin Dokter itu segera memeriksa kondisi Keisha.

"Kepalanya kebentur gak? "

Keisha menyentuh kepalanya lebih dulu, "saya gak ngeh, Dok. Tapi kayaknya kebentur dikit!! "

"Apa kita harus CT-Scan Dok?" Seba lantas menunjukan wajah khawatirnya kembali.

Dokter cantik itu hanya tersenyum melihat bagaimana Seba yang kelihatan khawatir. "Kalau kamu merasa pusing, sebaiknya kamu langsung cek ke rumah sakit. Tapi kalau tidak merasa apa-apa, kamu cukup istirahat saja dirumah.. " Ucap Dokter itu sambil memeriksa kaki Keisha, "kaki kamu cuma terkilir, butuh waktu minimal tiga hari untuk pulih.. Jangan banyak bergerak dulu ya.. Biar pemulihannya cepat!" Sambil membalut kaki Keisha dengan perban, Dokter itu terus saja bicara. "Oh iya, sampai rumah nanti, kamu bisa langsung kompres kaki kamu dengan air dingin ya.."

The HimalayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang