34

718 41 11
                                    

"Maria dimana?" Beatrice menemuiku di tepi pantai. Dia sudah mengenakan bikini dan tampak cantik tanpa menggunakan riasan. Rambut cokelatnya bergelombang, acak-acakan, tapi tetap terlihat sesuai untuk wajahnya.

"Aku tidak melihatnya."

"Mungkin dia masih tidur. Aku akan mengeceknya."

"Oke."

Aku mendudukkan diri dengan santai di kursi panjang. Beatrice tampaknya tidak mengingat ucapannya semalam. Bahkan setelah aku mengetahuinya, kami tetap bersenang-senang hingga pagi. Hal baiknya Kaigan dan Hugo tidak mencapaiku. Sejujurnya aku merasa ganjil. Terkahir kali bukankah Kaigan masih menyukaiku. Apakah perasaannya telah berubah atau dia menemukan perempuan berwajah Kim Hana selain aku?

Entahlah. Kepalaku masih pusing untuk memikirkan mereka. Aku meraih papan selancar. Aku dan James pernah berselancar tiga kali. Mustahil itu membuatku mahir, tetapi setidaknya aku tahu caranya berselancar.

"Itu punyaku!" Aku berseru. Laki-laki itu merebut papan selancarku.

"Kau—" Aku melepaskan tanganku. Membiarkan papan selancar itu pindah sepenuhnya ke tangan Kaigan.

"Kelihatannya kau sudah menjadi orang sukses sekarang." Kaigan tersenyum kecil. Senyum yang malah membuat harga diriku terasa sakit. "Model? Apa-apaan itu. Kau seperti orang aneh."

"Apakah aku harus bertepuk tangan untukmu, Wilson? Bahkan setelah satu tahun lebih, kau masih menjadi orang yang sama. Kau memijak-mijak harga diri orang lain untuk membuat dirimu terlihat lebih baik. Kau menyedihkan, Wilson!"

"Entahlah, mana yang lebih menyedihkan dengan seseorang yang tidak bisa mengubah hidupnya."

Aku mengambil papan seluncur yang baru. Meninggalkan Kaigan di belakang, daripada harus berdebat dengannya.

Ombak bergulung, berjalan cepat ke arahku, kemudian pecah. Pakaianku basah, menyebarkan rasa dingin ke dalam kulitku.

"Aku dan Walter berhubungan kembali."

"Aku tidak peduli." Aku berbaring di atas papan seluncur, mengayunkan kedua tangan di sisinya, selagi ombak menggoyangkan papan.

"Kau menyukai laki-laki itu. Dia lebih baik dan menyenangkan."

"Aku anggap kau sedang cemburu. Well, rasanya aneh. Padahal kau bersama Olivia."

"Sekarang kau yang kedengaran cemburu. Kau masih menyukaiku, Richard."

"Bahkan jika benar, itu tidak penting sama sekali. Aku tidak akan bersama laki-laki sialan sepertimu."

"Kau pendendam rupanya, Richard."

"Kau tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan, Wilson. Kau tidak akan tahu bagaimana rasanya. Jangan mengomentariku seolah aku salah. Kalian memang pantas dibenci."

Aku turun, tenggelam dalam air laut, kemudian menyeret papan seluncur kembali.

"Salahkan wajahmu yang semirip Kim Hana."

"Oh begitukah? Bukankah seharusnya aku menyalahkan otakmu?" Aku menekan pelipisnya meskipun harus berjinjit. "Di dalam sana, sebenarnya kau memiliki otak atau tidak? Apakah kau tidak bisa membedakan arti mirip dan sama? Aku adalah Joana Malik Richard. Aku hanya mirip dengan Kim Hana, tetapi aku jelas bukan perempuan sialan itu!"

Kaigan meraih tanganku. "Jangan marah begitu, Richard. Kau tahu aku memang berbicara seperti ini."

"Ya, tentu saja. Aku yang harus mengerti kalian semua, kan? Aku harus mengerti dendam Hugo dan Jean terhadapmu. Jadi aku seharusnya diam saja dimanfaatkan oleh mereka. Aku juga harus mengerti bahwa wajahku mirip dengan Kim Hana. Jadi bukan salahmu jika kau memukulku. Aku yang harus mengerti semuanya!"

Desire |18+ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang