"Lo nggak ngerti, gue gapapa kok.
Mungkin emang takdir kayak gini
Pantes buat gue."
- Sagara Nabastala Pradika
..
.
Happy readingSenyum manis tak lepas dari wajah Sagara, sejak ia pulang dari pasar malam tadi, Sagara layaknya orang gila. Berbagai pesan dari Reizan pun ia abaikan, bukan karena acuh, tapi baterai hpnya habis karena mengabadikan berbagai momen dengan 'wala' nya.
Krieett
Sagara terkejut bukan main dikala pintu rumah terbuka, menampakan sosok ayahnya yang berada di ruang tamu.
"Ayah??" Tanya Sagara pelan, jantungnya berdetak tak karuan, ia saat ini merasa ketakutan.
"Anak bodoh seperti mu masih bisa tersenyum ya?? Padahal anakku sedang berada di rumah sakit karenamu.." ujar Dean dengan nada rendah dan ekspresi yang tidak bersahabat.
"Yah aku bisa jelasin. Aku jug-"
"Kamu belum saya izinkan untuk menjawab!!" Marah Dean pada Sagara. Mendengar itu Sagara hanya bisa menunduk, terdengar langkah pelan Dean yang sedang menuju Sagara."Kamu baru tiba di rumah ini kan?? DARI MANA SAJA KAMU?!" Suara Dean menggema di seluruh ruangan. Sagara tak mampu menjawab pertanyaan Dean, sejak kejadian yang membuat Angkasa menjadi tunarungu, Sagara selalu merasakan ketakutan luar biasa setiap berhadapan dengan Dean.
"JAWAB SAYA SIALAN!!" Suara Dean terdengar nyaring di telinga Sagara. Tubuhnya makin bergetar ketakutan, Dean menatapnya sangat tajam, hingga Sagara bisa merasakannya.
Dean akhirnya menampar pipi Sagara karena tak kunjung mendapat jawaban.
Plakk
Sagara merasakan pipinya panas akibat tamparan keras dari ayahnya. Bulir bening mengalir di pipi Sagara yang memerah, bukannya ia cengeng, tapi memang tubuh dan perasaan nya yang tak mampu melawan.
"Harusnya saya tidak memiliki anak seperti kau di keluarga ini!! Kau hanya sampah yang tak sadar dengan posisimu!! Harusnya dengan kesalahan besar yang kau lakukan, kau bisa bisa memperbaiki diri!!" Murka Dean tanpa memperdulikan kondisi Sagara saat ini.
"Nilai mu memburuk!! Tak ada prestasi sama sekali!! Hidupmu hanya bergantung padaku dan istriku!! Bajingan!! Harusnya kau sadar akan posisi mu!!!"
"Apa yang bisa kau banggakan haa?! Apa yang bisa kau tunjukkan padaku?? Bahkan sekarang kau membuat anakku terbaring lemah di rumah sakit!!"
"Kau pikir rumah sakit itu gratis?? Atau kau punya uang untuk membayarnya?? Tidak kan. Aku memang punya uang!! Tapi ini tetap salahmu bodoh!!"
"Kau punya mata, telinga, mulut, otak yang masih bisa digunakan dengan sangat baik!! Tapi apa?! Kau hanya menjadi manusia bodoh yang membuat ku malu saja?? Setidaknya kau bisa mendapat setengah dari kemampuan Angkasa!! Bukan menjadi orang bodoh yang hanya tau cara menghabiskan uang!!"
Bugh!!
Kepalan tangan Dean meninju perut Sagara dengan sangat keras. Dean tak peduli, yang perlu ia lakukan saat ini adalah meluapkan amarahnya.
Bugh!!
Kali ini wajah Sagara yang menjadi sasaran, anak itu ambruk, darah mengalir di sudut bibir dan hidungnya.
"Yah....." Lirih Sagara, ia sudah tak kuat.
"DIAM!! SAYA TIDAK MEMINTA MU BERBICARA!!" Bentak Dean yang sudah mengangkat sebelah kakinya.Bugh
BughKali ini kaki Dean yang masih menggunakan sepatu menginjak-injak tubuh Sagara. Bulir bening bercampur cairan merah terus membasahi pipi Sagara bahkan menyebar ke lantai di sekitarnya.
"TOLONG SADAR AKAN POSISI MU ATAU CEPAT ANGKAT KAKI DARI RUMAH INI!!" Dean meninggalkan Sagara yang tergeletak di ruang tengah.
Blam!!
Pintu depan di tutup dari luar rumah oleh Dean, ia kembali meninggalkan 'anaknya' dengan kondisi terluka..... Karenanya.
* * * *
"Sagara!!" Reizan membuka pintu rumah Sagara. Jiwanya tak tenang, sebenarnya ia ingin pergi ke rumah Sagara sejak tadi malam.
Langkah Reizan terhenti, melihat sahabatnya tergeletak dengan luka dan lebam di sekujur tubuhnya.
"Lo nggak baca pesan gue Gar!! Kenapa?! Om Dean ya yang ngelakuin hal ini ke elo??" Lirih Reizan sambil menahan tangisnya.
"Lo harusnya ngelawan Gara!! Sekarang ayo kita pergi dari sini!! Gue mau bawa lo ke rumah sakit!!" Reizan membantu Sagara agar bertukar posisi menjadi bersandar di sofa.
"Kalau lo mau ngobatin gue, disini aja, gue nggak mau pergi ke rumah sakit...." Lirih Sagara.
"Lo kenapa sih Gar?! Jangan jadi kayak orang bodoh disaat kondisi lo kayak gini Gar!!" Reizan masih ingin marah pada Sagara yang tidak mau ke rumah sakit dan masih memilih untuk tetap berada di rumah yang seperti ' neraka ' itu.
"Lo tau nggak?? Abhi telponin lo!! Mau ngasih tau lo kalau om Dean pulang!! Tapi nggak lo angket!! Telpon dari gue juga!! Sekarang lo ikut gue!!" Tubuh Reizan yang lebih kecil dari Sagara mencoba membopong tubuh Sagara.
"Jangan Rei, lo nggak ngerti. Gue gapapa kok, ngobatin nya disini aja. Soalnya yang dilakuin ayah tadi emang pantes buat orang kayak gue...."
Hai guys
Gimana sama part kali ini?
Makasih ya udah mau nunggu. Maaf kalau banyak typo nya. Jangan lupa untuk vote follow sama komen ya guys makasih untuk semuanya.Bye bye guys👋
![](https://img.wattpad.com/cover/362083949-288-k824605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Tak Bahagia ( On Going )
Roman pour AdolescentsSagara hanya mengharapkan satu hal, dia ingin kedua orang tuanya menyayanginya seperti Abang dan adiknya . Tapi ia sadar satu hal, kalau itu hanyalah angan-angannya saja. "Gue tau gue salah... Tapi masih ada waktu buat gue perbaikin semuanya kan...