"Jangan sampai lo cuma manfaatin saudara gue, jangan sampai...."
- Abhinaya Atma Pradika
.
.
.
Happy reading
Daniela menatap Reizan takut, laki-laki itu terlihat marah sekali.
"Lo! Huh... Mending kita jangan anter Sagara pulang dulu." Reizan kemudian menatap arloji di pergelangan tangannya. Masih pukul 3 sore, lebih baik ia bawa Sagara ke klinik dokter Lea saja. Dan untungnya Reizan membawa mobil, jadi ia tidak akan kerepotan membawa Sagara.
Reizan POV
"Lo bantu gue! Sekarang kita bawa gara ke klinik dulu!" Gue langsung ngajak dia buat bawa tubuh Sagara ke dalam mobil gue. Pas mereka udah masuk ke jok belakang, gue buru-buru ke depan buat nyalain mobil dan langsung tancep gas.
Pikiran gue kalut, sayangnya gue nggak liat kejadian itu dari awal. Gue baru nyampe pas liat Abian sama Seandra udah cabut. Jujur, semenjak kejadian sama Abian tadi gue muak liat wajah Daniela, nggak tau kenapa dari awal gue nggak stek liat dia.
Sampai depan klinik gue langsung ngerem perlahan. Gue bilangin ke Daniela buat nggak turun dulu. Gue mau liat, kliniknya buka apa enggak. Dan, pas gue nyampe depan pintu klinik, terpampang jelas kalau hari ini klinik tutup. Sialan memang!! Nggak mungkin kan kalau gue bawa Sagara ke RS, nanti bang Angkasa pula yang kumat penyakitnya.
Gue muter badan balik ke deket mobil. Yang gue liat dari wajah Daniela itu dia khawatir, gue langsung ragu, sebenernya dia baik atau nggak sih?
Gue nggak peduli sama ekspresi dia, yang perlu gue pikirin sekarang itu Sagara!
Tok...
Tok...
Tok...Gue liat Daniela mukul- mukul kaca mobil, terus dia turunin. Gue kepo, dia mau ngomong apa.
"Zan, kita bawa Sagara ke deket danau sekitaran sini aja..." Gue kaget dong! Ni cewek mau buang Sagara ke danau? Dasar cewek gila!
"Lo mau ngapain emang kesana?" Gue nanya, buat tahu alasan dia apa. Jangan-jangan dia mau ngerjain gue?
"Jangan mikir yang aneh-aneh lo! Deket sana juga ada klinik!"
"Bangke! Gue baru inget kalau disitu juga ada klinik!"
Gue bengong bentar, terus gue buru-buru masuk mobil lagi. Gue langsung tancep gas.
Reizan POV end
Daniela baru ingat kalau dia punya tisu dalam tasnya. Ia buru-buru membuka tasnya dan mengeluarkan tisu. Ia mengambil beberapa lembar tisu lalu dia gunakan untuk mengelap darah yang belum berhenti di pelipis Sagara.
"Sayang.... maafin aku, hiks...." Daniela berujar lirih sambil terus mengelap Sagara. Sedangkan Reizan menatap gadis itu dari kaca mobil dengan tatapan ragu, ia benar-benar ingin tau lebih dalam tentang Daniela Agta Cakrawala....
Reizan menambah kecepatan mobilnya kala melihat danau yang sudah tak jauh dari mereka. Kemudian Reizan membelokkan mobilnya perlahan saat tiba di parkiran dekat danau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Tak Bahagia ( On Going )
Teen FictionSagara hanya mengharapkan satu hal, dia ingin kedua orang tuanya menyayanginya seperti Abang dan adiknya . Tapi ia sadar satu hal, kalau itu hanyalah angan-angannya saja. "Gue tau gue salah... Tapi masih ada waktu buat gue perbaikin semuanya kan...