Abby memandang sangat jengkel pada Jihan yang duduk di kursi depan bersama dengan Jayden yang sedang menyetir mobil. Dari arah belakang Abby mengolok olok Jihan di dalam hatinya. Setelah Jaysen menjelaskan apa yang akan dihadapi olehnya hari ini.
Yup, hari ini adalah hari sabtu. Sesuai perintah dari sang ratu, Abby harus mau menurutinya.
“Ini gue dianggep binatang kali sama tuh orang! Sialan...” geram Abby di dalam hatinya sambil menatap Jihan
Ckiitt!
Mobil yang ditumpangi oleh mereka pun sampai pada tempatnya, sebuah stadium arena dimana sudah Jaysen siapkan untuk pertunjukan yang Jihan minta.
“Ayo turun, Abby” ucap Jaysen melirik ke arah samping
Abby tidak menanggapi, ia langsung turun saja keluar dari mobil tanpa sepatah kata apapun. Membuat si kembar Jay dan Helena menatap kepergian Abby dengan sedikit kasihan. Sedangkan Jihan tidak peduli dengan itu.
Lalu yang keluar dari mobil setelah Abby adalah Jaysen dan Helena. Mereka langsung meminta Abby untuk mengikutinya masuk ke arena dalam stadium.
Dan langsung disambut oleh ratusan ribu anak buah dari mereka baik itu perempuan atau laki laki, yang muda atau yang tua, yang baru atau yang sudah berpengalaman.
Semuanya menunduk hormat kala bos nya datang diikuti oleh Abby dibelakang Jaysen dan Helena.
Lalu saat sudah berada di tengah tengah arena, Jaysen berbisik pada Abby untuk bersiap siap “Siap ya. Sebisa mungkin bertahan, jangan perduliin waktunya, selama apapun juga ga papa, asalkan lo yang bertahan paling akhir. Itu udah lebih dari cukup”
Abby memutar kedua bola matanya dengan malas, “Bla bla bla, bacot lo. Bantuin mah kagak, tai”
Gumaman dari Abby itu tidaklah membuat Jaysen ataupun Helena merasa marah, mereka malah menatap Abby dengan serius. Terutama Helena, ia juga ikut berbisik pada Abby “Menurut gue, ini cara Jihan memperkenalkan lo ke seluruh anak buahnya tanpa harus repot repot. Dengan lo menang nanti, semua anak buah kita udah pasti kenal dan juga takut sama lo. Simple tapi elegan”
Lagi, Abby menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia lalu menoleh kearah Helena dan berbisik “Ya bener. Tapi yang bonyok nanti siapa? Iya elegan kalo gue menang, kalo gue kalah duluan terus mati gimana?” geram Abby pada Helena
Jaysen segera menarik kerah baju kemeja yang Abby kenakan untuk membisikan sesuatu “Ya makanya lo harus menang. HARUS”
Abby menatap tajam kedua mata Jaysen itu, ia lalu segera menarik kerah kemeja yang Jaysen kenakan juga dan dengan emosi Abby membalas “Bajingan lo. Enak banget mulut lo nyuruh nyuruh sedangkan saat ini nyawa gue jadi taruhannya”
Jaysen tersenyum, ia tidak gentar di tatap setajam itu oleh Abby “Mereka semua ga pantes menang. Disini, yang layak menang itu cuma lo! Cukup bikin mereka semua pingsan. Selesai”
Abby mencermati seluruh kata kata yang Jaysen ucapkan. Apa katanya? Cukup membuat mereka semua pingsan? Oke.
Helena menatap ka arah atas, dimana di panggung sana, Jihan dan juga Jayden sudah sampai dan baru saja duduk dengan anggun. Hal ini, membuat Helena langsung berbisik pada Jaysen dan mulai mengakhiri pembicaraannya dengan Abby.
“Kita percaya sama lo. Keluarin semua kegilaan lo, Abby” bisik Helena yang terakhir pada Abby
Sebelum akhirnya, mereka berdua pamit undur diri dan ikut naik menyusul Jayden dan juga Jihan ke atas.
“Cek! Oke...”
Setelah mereka berempat sampai di atas, Jayden menyalakan mic dan mulai berbicara “Tidak usah basa basi. Sekarang bisa kalian lihat seorang perempuan yang telah berdiri di tengah tengah kita. Itu adalah lawan kalian semua, silahkan maju dan lawan perempuan itu sesuka kalian. Kapanpun waktunya, perempuan itu siap. Mengerti?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐍𝐎𝐂𝐊 𝐎𝐔𝐓 : The Gotham Statue
FanfictionDunia licik untuk uang membuat para generasi penerus nya merasa bosan, untuk itu hadirlah sebuah permainan untuk mengusir rasa bosan mereka. Knock Out adalah permainan yang menghubungkan antara seorang Jihan, yang sudah sedari dulu dipuja dan ditur...