Ep. 12 Lilin Aroma Terapi

560 51 3
                                    

Bugh!

Jihan langsung memukul lengan Abby kala sang bartender itu sudah pergi “Kok Lastri sih!” bentak Jihan pada Abby dengan marah

Abby memiringkan kepalanya “Emangnya kenapa? Lo lagi nyamar kan? karena lo pake wig. Bener kan? jadi ga mungkin dong gue bilang nama asli lo?”

Jihan memutar kedua bola matanya dengan malas, lalu ia pun bersedekap dan berucap “Iya. Tapi ga Lastri juga. Yang bagus dikit kek. Kaya Sherlyn atau Viona atau siapa kek. Masa Lastri!”

“Hehe, menurut gue nama Lastri malah lebih cantik daripada muka lo itu” dengan nada yang lembut tetapi menusuk, Abby menatap Jihan sembari mengejeknya

Otomatis Jihan pun menatap Abby dengan tajam dan nada yang songong pun terdengar “Maksud lo apa hah?! Gue orang paling cantik di bumi ini! Jangan sok tau!”

Abby mengangguk ringan, raut wajahnya masih terlihat mengejek Jihan “Ya ya ya, tapi bagi gue muka lo kaya nenek lampir, ga lebih cantik dari-“

Bugh!

Jihan memukul lengan Abby untuk kesekian kalinya, lalu dengan nada mengancamnya itu Jihan berbicara “Diem!”

Sedetik setelah itu, sang bartender datang dengan raut wajah yang sulit untuk dimengerti “Emm, sorry. Mereka udah teler, jadi susah buat konfirmasi ke mereka. Jadi maaf, kalian ga bisa ketemu sama mereka”

Jihan menghela nafasnya dengan pelan lalu merogoh dompet nya dan mengeluarkan 3 buah black card nya untuk ia tunjukan pada sang bartender sembari berucap “Gue kaya. Sebut berapa pun yang lo mau, gue transfer ke rekening lo sekarang juga. Sekalian biaya tutup mulut”

Melihat itu, tak hanya sang bartender yang mendelik karena terkejut. Abby pun melakukannya. Ia lalu menatap Jihan lalu bergantian menatap ke arah sang bartender dengan khawatir.

Abby rasa, dari raut wajah yang sangat sumringah itu, sang bartender akan mengucapkan nilai yang fantastis, maka segeralah Abby bersuara dengan tegas “Yang wajar aja bro, jangan kelewatan”

Lalu setelah itu, Abby langsung menggebrak meja hanya dengan satu tangannya saja, seluruh barang diatas meja sudah berhasil terjatuh tak tentu arah.

BRAK!

“Jangan serakah” lanjut Abby berbisik sekaligus menatap tajam pada sang bartender

Itu berhasil membut sang bartender ketakutan dan mengangguk mengerti “I-iya iya. Kalo gitu- sep-sepuluh ju-ta...” dengan ragu ia berucap demikian sembari menatap Abby dengan takut takut

Abby pun melirik ke arah Jihan, lalu saat dirasa aman, Abby pun mengangguk dan bersuara “Oke, deal?”

Dan Jihan pun mengangguk setuju, ia pun segera mengotak atik ponselnya dan memilik akun rekening dengan atas nama anonim untuk mengirimkan uang 10 juta itu pada sang bartender “Tulis rekening lo, gue kirim sekarang” ujar Jihan

Lalu setelah selesai menuliskan nomor rekeningnya, kertas itu pun diserahkan pada Jihan, tetapi saat Jihan hendak mengirimkan uang nya, Abby berbicara terlebih dahulu “Kasih tau dimana si Daris dan Vano itu dulu, kalo kita udah ketemu sama mereka, baru kita kirim uangnya ke lo”

Perkataan tegas dari Abby itu membuat jari manis Jihan terhenti kala hendak menekan tombol OK. Ia pun menatap ke arah bartender “Ya, kita harus ketemu dulu sama mereka, dimana mereka?”

Bartender pun segera beranjak dari tempatnya, lalu berujar “Ayo ikut gue, kearah sini” ujarnya

Abby mempersilahkan Jihan untuk berjalan terlebih dahulu, ia memilih berjaga di belakang Jihan jika ada sesuatu yang tidak beres nantinya.

𝐊𝐍𝐎𝐂𝐊 𝐎𝐔𝐓 : The Gotham StatueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang