Melanjutkan interaksi interaksi yang biasa terjadi diantara Abby dan Jihan. Tetapi umumnya mereka hanya akan saling melirik atau berpapasan tanpa berbicara apapun. Selain Abby yang sudah banyak mengerti tentang kebiasaan kecil dari Jihan, selebihnya mereka masih menganggap satu sama lain sebagai orang asing.
“Nah, pas nih malem malem gue mau nonton bola ah...” gumam Abby, dirinya keluar dari kamar tamu dan melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari
Sudah bisa di tebak, jika sudah jam segini maka Jihan sudah mengurung dirinya di dalam kamar. Dan inilah waktu terbaik bagi Abby untuk menikmati fasilitas rumah tanpa ada gangguan Jihan.
Klik~
Abby menyalakan televisi yang sangat jarang Jihan tonton itu, lalu ia mengecilkan volume nya sesaat dan mulai mencari tontonan yang ia inginkan. Setelah menemukan pertandingan bola itu, Abby mulai meluruskan kedua kakinya untuk rebahan dan bersantai diatas sofa yang mahal itu.
Beberapa jam kemudian, tiba tiba suasana yang sunyi bertambah sunyi kala semua penerangan mati.
Tep!
“Yah, bisa mati lampu juga nih komplek apartement punya Jihan... padahal lagi seru serunya” gerutu Abby
Ia pun beranjak dari duduk nya untuk mengapai ponselnya, lalu memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya saja untuk tidur sampai menunggu pagi.
“Aakk!”
Tetapi dari arah kamar Jihan terdengar teriakan panik yang begitu melengking, sampai sampai Abby terkejut dan hendak menabrak dinding di depannya itu.
Abby pun memutar kedua bola matanya dengan malas dan menghembuskan nafasnya perlahan “Kenapa lagi tuh orang sih?!”
Dengan kesal ia menghampiri kamar Jihan, lalu setelah sampai, ia baru saja hendak mengetuk pintu kamar milik Jihan itu tetapi si pemiik kamar sudah membukanya terlebih dahulu dengan wajah panik dan sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya.
“Ya seharusnya lo kesini!” teriak Jihan sekaligus membuat Abby terkejut
Mendapati Abby di hadapannya, Jihan langsung menatap tajam ke arahnya dan lanjut berucap “Itu salah lo! Siapa suruh buat janji hari ini?! Gue ga mau tau lo harus kesini sekarang juga!”
Sedangkan Abby mulai berjalan mendekati jendela untuk mengintip apakah mati lampu ini hanya di unit milik Jihan saja ataukah mati lampu secara keseluruhan. Dan saat menyibakkan gorden, Abby mendapati bahwa unit apartement yang lain lampunya menyala, hanya unit milik Jihan saja yang mati.
“Kok gitu! Terus ini gimana gue gelap gelapan-“
Ponsel milik Jihan itu segera direbut oleh Abby, ia pun melirik dengan siapa Jihan berbicara terlebih dahulu barulah Abby mulai bersuara “Sorry Fairus. Lo ga usah kesini kalo lo ga bisa. Tapi kasih tau gue dimana toko lampu terdekat dari sini”
Puk!
Jihan memukul bahu Abby dengan kesal, berani beraninya si Abby ini merebut ponsel miliknya dan menyela pembicaraannya. Lalu dengan seenaknya memerintah Fairus untuk tidak datang begitu saja “Heh! Siapa lo! Enak aja sok kasih perintah tanpa persetujuan gue!”
Tangan Abby terangkat untuk membungkam mulut Jihan, lalu Abby mulai mendengarkan perkataan Fairus dengan teliti dambil mengangguk mengerti.
Puk!
Jihan memukul Abby lagi, kali ini berkali kali, lalu setelah Abby melepaskan bungkaman tangannya tehadap mulut Jihan, sang ratu berteriak kencang “Kurang ajar lo!”
Set~
“Nih nih hp lo. Minjem sebentar aja elah” ponsel milik Jihan itu Abby kembalikan dan langsung direbut oleh Jihan
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐍𝐎𝐂𝐊 𝐎𝐔𝐓 : The Gotham Statue
FanfictionDunia licik untuk uang membuat para generasi penerus nya merasa bosan, untuk itu hadirlah sebuah permainan untuk mengusir rasa bosan mereka. Knock Out adalah permainan yang menghubungkan antara seorang Jihan, yang sudah sedari dulu dipuja dan ditur...