Mobil biru tua yang mengkilap itu berhenti di depan sebuah gedung di tengah kota, lalu turunlah satu persatu; Jayden disusul Jaysen dan di belakang mereka Helena juga ikut turun dari mobil itu.
Pakaian mereka yang begitu formal dan terlihat mahal, membuat banyaknya karyawan yang sedang berlalu lalang pun menunduk hormat karena merasa kagum. Dari ketiganya, semuanya saling bercanda sampai mereka berhenti tepat di depan ruangan kaca yang besar diantara yang ada di lantai itu.
Ceklek~
Jaysen membuka pintunya terlebih dahulu, lalu dirinya pun menunduk hormat pada Jihan yang sedang terbaring di sofa ruang kerjanya.
Jihan berdecak malas saat tidurnya terganggu, dirinya sudah tau siapa yang datang, ketiga orang yang entah sejak kapan mempunyai hobi baru untuk mengganggu nya saat bekerja.
“Astaga, ya ga tidur juga dong, Han” Jayden mengoceh tidak jelas setelah melihat mantan istrinya itu sedang asik goleran bukannya malah bekerja layaknya seorang pimpinan
Berbeda dengan sepupunya yang satu itu, Helena malah mengikuti Jihan untuk berbaring juga di sofa yang lainnya sembari terkekeh “Hahaha, ya udah si terserah Jihan, hidup hidup Jihan”
Jaysen mengangguk sopan, dirinya pun meminta izin terlebih dahulu pada Jihan untuk ikut duduk di sofa “Izin duduk, Nona Jihan”
Jihan tidak menanggapinya, terserah mereka bertiga lah mau apa. Dan tanpa menunggu jawaban dari Jihan, Jaysen pun segera duduk lalu ikut tertawa ringan “Ada kabar baik, Nona. Pengadilan sudah menyetujui perceraian Nona dengan Jayden. Jadi mulai sekarang, Nona Jihan bukan lagi istri sah dari Jayden”
Lagi, Jihan tidak berbicara, ia bukan sedang tidur, hanya malas saja, sekaligus sedikit dongkol karena hidupnya begitu bosan sampai bosannya menjadi hampa dan tidak berwarna sama sekali baginya.
Bagaimana tidak hampa, kata teman temannya dan juga Fairus, Abby akan kembali setelah 1 tahun pergi untuk berobat, tetapi nyatanya? Sudah hampir 2 tahun, tepatnya 1 tahun 8 bulan, orang yang Jihan cintai itu sama sekali tidak ada tanda tanda untuk kembali. Bahkan setiap harinya, Jihan selalu berharap bahwa nanti Fairus tiba tiba memberitahukan padanya saat Abby pulang. Dan sampai hari ini, berita itu tak kunjung Jihan dengar.
Dimeja kerja Jihan, Jayden sedang membuka berbagai berkas perusahaan, yang diletakan begitu acak sehingga meja Jihan terlihat sangat berantakan, hal ini membuat Jayden berdecak sambil bergeleng pelan tak habis fikir “Heh. Jadi pimpinan kok males gini sih?!”
Jaysen dan Helena hanya terkekeh melihat kebiasaan Jihan yang begitu buruk. Memang dirinya sebagai pimpinan hanya untuk kepentingan formal saja, yang mengurus perusahaan sebagian besarnya jatuh pada Fairus. Lebih tepatnya, Fairus rela melakukan pekerjaan Jihan dengan senang hati. Jadi sama saja seperti Jihan meminta joki tugas sebagai pimpinan pada Fairus.
“Ck! Brisik banget sih!” Jihan mulai beranjak dari tidurnya, toh percuma saja, dia tidak akan bisa tertidur karena kehadiran mereka bertiga yang tak akan berhenti untuk mengganggunya
“Ya lagian lo becus sedikit kek jadi pimpinan, seenggaknya biar jadi contoh yang baik. Bukannya kerja, malah tidur” cerocos Jayden, dia sedang sibuk merapihkan berkas berkas yang tercecer acak di atas meja kerja Jihan
“Bacot! Perusahaan lo aja masih kalah jauh sama perusahaan gue” ucap Jihan sembari memutar kedua bola matanya dengan malas
Jayden menghela nafasnya dengan pelan, ia lalu mengangguk dan berucap “Ya iya sih, tapi seenggaknya gue mau tuh kerja yang bener, padahal gue lagi sibuk banget, ga di rumah ga di kantor. Lo ga tau aja baby Jenar lagi rewel banget ga ketolong” ucap Jayden sembari mengurut keningnya benar benar merasa pusing
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐍𝐎𝐂𝐊 𝐎𝐔𝐓 : The Gotham Statue
FanfictionDunia licik untuk uang membuat para generasi penerus nya merasa bosan, untuk itu hadirlah sebuah permainan untuk mengusir rasa bosan mereka. Knock Out adalah permainan yang menghubungkan antara seorang Jihan, yang sudah sedari dulu dipuja dan ditur...