Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Keep You Save •
Kenapa rasanya takdir yang tengah ia jalani terasa begitu kejam?
Kesalahan apa yang telah ia perbuat, sampai-sampai Halyn— si gadis kecil yang tidak tahu apa-apa harus dibuang ke panti asuhan ini oleh keluarga nya sendiri?
Pertanyaan itu terus mengalun di dalam pikirannya semenjak ia menginjakkan kedua kakinya di panti asuhan ini. Kepalanya terasa begitu penuh, dadanya bergemuruh atas perasaan kecewa dan sedih yang menggebu-gebu. Halyn benar-benar tak menyangka jika ia malah berakhir ditelantarkan oleh keluarga di panti asuhan ini.
Halyn dibuang. Halyn dibuang. Halyn dibuang.
Suara dikepala nya terus berkata demikian— membuat Halyn, si gadis kecil bermata kucing yang tidak mengetahui apa-apa terus mempertanyakan kesalahannya.
Seingat Halyn, ia sudah menjadi anak yang baik. Halyn tidak pernah berbuat nakal sedikitpun selama ia berada di rumah. Lantas, apa penyebab dirinya harus di buang ke tempat asing yang bukan rumahnya ini?
Halyn tidak tahu apa-apa, malam itu sang ayah hanya mengajaknya jalan-jalan. Hanya ada mereka berdua di malam itu yang berjalan menelusuri jalan setapak, dengan Halyn yang di iming-imingi akan dibelikan eskrim oleh sang ayah.
Tapi, Halyn bingung sekali ketika sang ayah tiba-tiba membekap mulutnya dengan sapu tangan seraya bergumam. Ia merasa kapasitas oksigen di paru-paru nya kian menipis seiring kesadarannya perlahan menghilang.
"Maafkan ayah, Halyn."
Dan esok paginya, Halyn tiba-tiba menemukan dirinya sudah berada di panti asuhan. Seorang wanita tua yang tampaknya pemilik panti ini menatapnya dengan khawatir kala melihat wajah kebingungan nya. Apalagi ketika Halyn bertanya dimana keberadaan sang ayah.
Penjaga panti hanya bisa berkata jika ia menemukan Halyn yang pingsan di teras panti malam itu.
Tentu saja Halyn yang mendengar itu langsung menangis. Gadis kecil itu terus meraung sembari memanggil sang ayah. Sayangnya, sang penjaga panti tidak bisa melakukan apapun selain menenangkan Halyn yang terus menangis.
Setiap harinya pasti Halyn menunggu kedatangan kedua orangtuanya, dengan harapan jika mereka pasti akan membawanya pergi dari sini. Tapi, tampaknya takdir tak lagi berpihak pada Halyn kecil yang malang.
"Itu si bocah cengeng ga sih?" Tanya seseorang sembari menunjuk kearah Halyn yang termenung di depan gerbang panti asuhan.
"Iya. Karena dia, ibu panti jadi lebih sering ngabisin waktu bareng dia."