Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Keep You Save •
"Diksha, kamu lagi ngapain?"
Tentu si gadis bule yang awalnya tengah asik menggambar sesuatu pada kertas usang di lantai kamar Halyn pun segera menolehkan kepalanya kepada sang empu pemilik kamar. Ia bisa melihat jika Halyn tengah menatap kearah kertas yang tengah ia berikan goresan pensil itu.
Maka Diksha dengan penuh semangatnya mengangkat kertas itu tinggi-tinggi dan memamerkan hasil karya nya itu kepada Halyn. "Ini, aku gambar kita berdua!"
Kedua mata kucing Halyn mengerjap cepat kal dirinya melihat hasil coretan di kertas yang Diksha buat. Sejenak ia pandangi dulu gambar itu, sebelum akhirnya ia tertawa kecil.
"Kenapa kamu malah ketawa?" Tanya Diksha yang kebingungan.
Halyn semakin tak mampu menahan tawa nya. "Itu kita?" Tanya nya lagi guna memastikan.
Diksha dengan penuh percaya diri menganggukkan kepalanya sembari menunjukkan kertas itu lagi di hadapan Halyn. "Ini aku," ucapnya sembari menunjuk kearah gambar perempuan dengan rambut ikal itu. "Terus yang ini kamu," sambungnya dengan telunjuk yang kini berpindah kearah orang dengan mata yang dibuat begitu sipit dan tajam, selayaknya mata seekor kucing.
Penjelasan mengenai detail gambar itu semakin membuat Halyn tertawa renyah, menyebabkan Diksha yang melihat itupun langsung mendegus kesal. "Ah iya, aku tau kalau gambar ku ga sebagus kamu."
Tawa Halyn benar-benar pecah dibuatnya. Pasalnya Diksha menggambarkan mereka sebagai sosok manusia lidi, hanya dibagian wajah dan dan rambut nya saja yang gadis bule itu bikin dengan begitu detail.
"Halyn, jangan ketawa terus!" Pekik Diksha yang merasa kesal karena Halyn tak mampu menghentikan tawanya.
"Ya, lagian kamu kok gambarnya jadi manusia lidi gini sih?" Tanya Halyn disela-sela tawa nya.
Maka Diksha yang mendengar itu semakin mendengus kesal, lalu meletakkan kertas itu pada ujung ranjang Halyn. "Ah, aku ngambek."
Halyn yang telah berhasil mengontrol tawanya itu kemudian tersenyum manis, dan beralih untuk mengambil kertas tersebut. Dilihatnya coretan tangan Diksha dengan tatapan teduh. Lalu, kaki kecilnya segera berjalan menuju nakas disamping ranjang guna mengambil gunting dan selotip.