Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Keep You Save •
Hidup menjadi anak dari seorang pemilik yayasan ternyata tidak begitu buruk. Semua kebutuhan Halyn tercukupi selama ia tinggal disatu atap yang sama dengan tuan Pradipta— sosok donatur yang sering kali berkunjung ke panti asuhan tempat dimana dirinya dibuang.
"Disini kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau, dengan satu syarat kalau kamu harus selalu lindungin Hanum."
Halyn kecil kala benar-benar menuruti permintaan sosok yang kini harus ia panggil dengan sebutan 'papa'. Ia benar-benar menjaga Hanum, layaknya gadis kecil itu merupakan permata yang paling berharga.
Sementara Hanum yang menganggap Halyn sebagai saudari nya itupun tak jarang memberikan perhatian layaknya seorang kakak ke adik nya. Ia sering memanjakan Halyn, terkadang memperlakukan gadis itu seperti seekor bayi kucing.
Anehnya Halyn tak pernah menolak sedikitpun perlakuan yang Hanum berikan. Ia benar-benar membiarkan Hanum memanjakan dirinya.
Perlahan tapi pasti, kehidupan baru nya ini benar-benar membuat Halyn lupa akan sosok Diksha.
"Lyn, ayo— bentar lagi latihan taekwondo nya dimulai!" Ajak Hanum yang sudah siap dengan dobok(baju seragam taekwondo) nya itu.
Halyn yang baru saja mengemasi buku-buku nya ke dalam loker nya itupun menoleh sejenak, sebelum akhirnya mengeluarkan baju berwarna putih tersebut dari dalam tas nya. "Duluan aja Han, gue ganti baju dulu."
Hanum mengangguk paham, lalu segera berlari meninggalkan Halyn seorang diri di dalam ruang loker itu.
Saat ini keduanya sudah memasuki sekolah akhir. Halyn benar-benar bersyukur karena tuan Pradipta menjamin pendidikan nya, dan selalu menempatkN nya di satu sekolah yang sama dengan Hanum. Jadi, Halyn bisa selalu menjaga Hanum agar anak dari ayah angkat nya itu tetap aman.
Setelah mengganti pakaiannya dan mengikat sabuk di pinggang nya, maka Halyn pun segera berlari menyusul Hanum menuju lapangan indoor yang ada disekolah mereka.
Setibanya Halyn disana, ia melihat jika Hanum— saudari nya itu tengah melakukan pemanasan. Maka ia pun mengambil tempat disebelah Hanum, tak ingin jauh-jauh dari gadis mungil itu.
